thirteen

383 33 1
                                    

Telepon genggam Jennie berbunyi saat ia hendak menuju kamarnya.

"Ada apa, T?" Tanya Jennie setelah mengangkat teleponnya.

"Kamu ke mana aja sih? Kenapa ga bisa dihubungi?! Kamu juga mematikan alat pelacakmu jadi aku ga bisa menemukamu" Taron terdengar kesal di seberang telepon. Jennie meringis. Ia memang mematikan teleponnya dari kemarin karena ia memang ingin bersenang-senang drngan pergi ke klub dan malah berakhir bersama Taeyong.

"Maaf, aku hanya bersenang-senang" jawab Jennie. Sedangkan Taron terdengar menghela nafasnya.

"Mr. G memaksa agar urusan di korea segera selesai" kali ini Taron berbicara dengan lembut.

"Ia juga ingin kita segera kembali ke London. Tapi urusan di Korea ternyata di luar dugaan" Taron kembali menjelaskan.

Seketika Jennie merasa ada yang aneh pada dirinya.

'Kembali ke London' entah kenapa ia enggan kembali ke London. Jennie merasa nyaman di sini, padahal ia dulu tidak suka dengan negara kelahiran ibunya itu. Dan pikirannya tiba-tiba tertuju pada Taeyong.

'Tidak tidak! Kau tidak boleh menyukainya Jennie! Tidak boleh!' Jennie selalu mencoba untuk menepis perasaan itu, perasaan sukanya pada Taeyong. Ya, nyatanya Jennie merasa nyaman dengan Taeyong. Hal itu juga menjadi salah satu faktor Jennie enggan untuk pergi dari negara ini. Tapi Jennie tau hal ini salah.

"J, you're listening to me right?" Suara Taron menyadarkan Jennie dari lamunannya.

"O-oh ya" jawab Jennie sedikit kikuk.

"Okay, aku akan terus mencari keberadaan John. Aku akan segera menghubungimu. Bye J" tanpa menunggu jawaban Jennie, Taron segera mematikan sambungannya.

Jennie menghembuskan nafasnya, ia jadi bimbang. Seharusnya dari awal ia menolak Taeyong. Seharusnya dari awal ia menghindari Taeyong. Sekarang perasaan itu muncul dan Jennie takut.

Jennie harusnya membatasi pergaulannya dengan seseorang. ia punya musuh di sini. Jennie jadi takut jika John dan komplotannya mengetahui kedekatannya dengan Taeyong. Ia takut mereka akan menyakiti Taeyong.

"Kenapa tidak terpikir dari awal sih?" Gerutu Jennie pada dirinya sendiri.

"Aku harus jaga jarak dengannya" gumam Jennie lagi. Jennie gelisah karena Taeyong juga sudah tau banyak tentangnya, ini bisa bahaya.

"Mungkin aku harus ngomong sama dia besok"

"Ya, kamu harus menjauhinya Jen. Ia bisa terluka" Jennie mencoba untuk menyakinkan dirinya walaupun sebagian hatinya tidak rela.

-tbc-

Iya aku tau ini pendek :) hujat aja gapapa

Jangan lupa votment ya 💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She's Not AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang