Song-Fict 04: Bahasa Cinta

5 0 0
                                    

Author: Rahmi Agustina

Judul: Bahasa Cinta

Aroma hujan yang berbaur dengan rumput basah memenuhi indra penciumanku. Sudah seminggu kami tidak saling bertemu, setelah sebulan yang lalu kami tidak sengaja bertemu di sebuah rumah sakit. Sebuah pertemuan dalam waktu yang tidak tepat dan dalam kondisi yang begitu menyedihkan.

Saat itu kulihat dia sedang duduk sendiri, menangis di bangku rumah sakit. Aku mengenalinya dan memutuskan untuk menghampiri gadis itu—Laura.

Awalnya ku tak bermaksud apa pun

Saat kukenal dirimu

Kita hanya saling bercerita

Tentang ku dengannya dan kau dengan dia

Yeah, memang seperti itu awalnya, ketika aku memutuskan untuk menghampirinya, secara refleks ia memelukku.

Laura kau baik-baik saja? bisikku, tidak berani membalas pelukan Laura karena mengetahui bahwa dia bukan milikku lagi.

Laura melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. Dari ekspresi wajahnya, aku bisa melihat bahwa dia sedang dalam masalah dan dalam keadaan terluka. Ia menggerakkan tangan, memberikan sebuah isyarat begitu pula dengan bibirnya—gerakkan bibir tanpa suara. Gadis itu mulai menangis kembali. Namun, aku segera meletakkan kedua tanganku di wajahnya lalu menghapus air mata yang hampir membasahi pipinya.

Kau bertengkar lagi dengan Jordan? tanyaku, ikut memberikan gerakan isyarat agar Laura paham dengan perkataanku. Ia mengangguk dan aku membalasnya dengan gelengan lalu kembali menggerakan kedua tanganku untuk membantunya agar memahami perkataanku. Kau seharusnya berbicara baik-baik dengannya dan buat ia mengerti tentang keadaanmu.

Kau tahu, aku juga memiliki permasalahan yang kurang lebih sama denganmu. Aku terdiam sejenak dan menghentikan gerakanku ketika ia menggenggam erat kedua tangannku.

Ia mengerti bahwa aku juga sedang dalam masalah, batinku ketika Laura menatapku dengan tatapan sedih dan seakan menyesal bahwa kita tidak bisa bersama.

Ia kembali menggerakkan tangan dan mulutnya, mengatakan bahwa dia telah membenci Jordan—suaminya yang tidak bisa mengerti kekurangannya.

Aku ... melihat Citra berselingkuh, tetapi demi Naura ....

Laura menggeleng cepat lalu kembali menggerakkan tangannya, dia tampak berusaha keras untuk membuatku mempercayai dia dengan mengatakan bahwa ini adalah kesalahan Tuhan yang terlambat mempertemukan kita berdua untuk yang kedua kalinya.

Mengapa Tuhan pertemukan

Kita yang tak mungkin menyatu

Aku yang telah terikat janji

Engkau pun begitu

Lantunan lagu Afgan terdengar ketika Laura memaksaku untuk mendengarkan earphone-nya. Ia mengambil sebuah note kecil berwarna cokelat lalu dengan terburu-buru ia menuliskan sesuatu dengan sangat cepat.

Kau ingin bersamaku dan melawan aturan? tanyaku ketika membaca sederet tulisan di note milik Laura.

Ia mengangguk cepat, kembali menulisakan sesuatu untukku.

Kau .... Aku tidak sanggup melanjutkan kalimatku setelah membaca tulisan Laura yang mengatakan bahwa ia masih mencintaiku.

Mengernyit, aku menatap sendu ke arah Laura lalu melepaskan earphone, kembali menggerakkan tangan. Kita tak mungkin menyatu, Laura. Kau tahu, kan? Kita berdua telah terikat janji masing-masing. Kita memiliki kehidupan masing-masing.

Event Song-FictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang