#1 Prolog

1.6K 94 36
                                    

Kalian tahu kisah Salman Al-Farisi ketika ingin meminang seorang gadis? Yap, dia menaruh hati kepada seorang perempuan dari golongan Anshar. Karena Salman berasal dari Persia dan kurang pahamnya dengan tradisi melamar di Madinah. Akhirnya ia meminta bantuan sahabatnya -Abu Darda- orang Anshar untuk menemaninya bertemu orang tua si perempuan.

Setelah mengutarakan maksud dan keinginannya berkunjung. Sang ayah perempuan menanyakan kesediaannya menjawab keinginan dari Salman. Namun, diluar dugaan Salman. Perempuan itu lebih memilih Abu Darda dibandingkan dirinya.

Berbeda halnya dengan yang dialami Afifah. Kisahnya serupa Salman, namun berbeda. Bila si perempuan dalam cerita Salman dengan mudahnya mengungkapkan isi hatinya. Hal itu berbanding terbalik dengan Afifah.

Lidahnya kelu untuk menjawab pertanyaan sang ayah. Lelaki yang namanya selalu disebut dalam setiap doanya, berada tepat dihadapannya. Di samping pria yang mengutarakan maksudnya datang ke rumah Ayah Afifah.

Disisi lain di kediaman Ayah Afifah. Ada seorang lelaki yang tak sengaja mendengar perbincangan tersebut. Tanpa pernah Afifah ketahui, dirinya pun menaruh hati pada gadis Pak Ammar.

Setelah bergulat dengan perasaan dan pikirannya. Afifah telah memutuskan untuk menerima lamaran lelaki itu. Badai rumah tangga Afifah mulai menerjang ketika dirinya ditugaskan mengurus cabang perusahaan teknologi yang berada di Seoul, Korea Selatan. Di sana ia di pertemukan kembali dengan lelaki yang selalu disebutnya dalam doa saat Afifah mulai belajar mencintai suaminya.

Rasa cinta bisa datang kapan saja dan pada siapapun bahkan bisa menembus ruang dan waktu. Tak menutup kemungkinan bila seseorang yang namanya selalu disebut dalam doa malah bukan dia yang akan menggenapkan agama kita. Tapi orang lain yang kehadirannya tak pernah kita sangka-sangka.

Dia yang Namanya Kusebut dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang