SD 10

1.9K 257 35
                                        

Dengan mobil Volvo putihnya Al menuju apartemen Yuki. Dia bisa tahu karena selama ini apapun kegiatan Yuki ia ikuti. Beberapa detektif dibayar Al untuk itu. Selama perjalanan al terlihat khawatir ,dia ingin cepat-cepat sampai. Yang dipikirkannya hanya yuki,yuki dan Yuki. Tak ada yang lain. Beberapa menit kemudian ia sampai. Cepat-cepat Al berlari mencari apartemen Yuki yang bernomor 923.

Tapi saat sampai dia tak berani mengetuk pintu, Al bingung. Apa yang akan dipikirkan Yuki saat tahu kalau dia datang. Memangnya dia siapa? sampai begitu peduli pada Yuki. Lagipula Al juga tak tahu harus bagaimana menghadapi Yuki. Dia tak tahu alasan apa yang harus digunakan. Yuki pasti curiga padanya,menuduh yang tidak-tidak seperti waktu Al kehabisan akal.

Sedangkan yuki,dia hanya tiduran di bed sambil membaca majalah. Bosan melakukan itu, Yuki melangkah menuju lobi untuk menghirup udara segar. Saat menutup mata tak sengaja sekilas dia memikirkan Al.

"Iih__aku ini kenapa?mengingat si jelek itu!tak ada gunanya. Tapi __kira-kira dia sedang apa ya?huh!pasti bersama kegita temannya dan Citra Marwan yang genit itu. Three Muskeeters kan playboy cap kecoa. Tapi__pasti dia uring-uringan karena tak bisa mengeluarkan amarahnya, pasti dia tersiksa. Biar tahu rasa!dasar jelek! Angkuh,temperamental,kurang ajar!. Tapi dipikir-pikir __wajahnya tak terlalu jelek,dia lumayan untuk ___ukuran orang tolol!"

Yuki langsung tertawa lebar lalu tiba-tiba mendesah panjang.

"Hhmm__al,namanya memang bagus. Dia juga fotogenik,wajahnya terlihat bagus di kamera tapi kurang ajarnya minta ampun!.kalau saja dia baik,mau ramah padaku __tentu aku mau baik padanya. Tapi __orang sekasar dia mana tahu bagaimana menghadapi seorang gadis. Sikapnya saja sedingin es,mana bisa berbagi kasih sayang!mana dia tahu apa itu cinta! yang dia tahu hanya bagaimana membuat orang jutek,kesal dan marah!!dasar orang gila!"

Sedangkan diluar sana al masih kebingungan bagaimana caranya agar bisa masuk dan menghadapi Yuki. Dia hanya bersandar di pintu,diam dan berpikir. Sekali-kali dia berusaha mengetuk tapi diturunkannya cepat-cepat.

"Damn it!aku ini kenapa?mengetuk saja tak berani. Tak berguna seharian disini hanya berhadapan dengan pintu. Aku harus bagaimana agar bertemu Yuki..."

KLEK!!KLEK!

Al bisa mendengar suara pintu yang terbuka. Mata cowo itu melotot karena dia tahu pintu dibelakangnya terbuka dan Yuki berdiri disana melihatnya.

"Heh!sedang apa disini! memata-matai ku ya!"

Al hanya terdiam,menatap Yuki tak berkedip. Tentu saja Yuki yang sedari tadi heran,mendengus

"Kenapa berdiri di depan apartemen ku?!!"

Al mengerutkan dahi dan mengecakan pinggang. Setelah melihat Yuki beberapa detik,dia pergi

Yuki mengernyit,"Dia___kenapa?aneh."

Di tempat lain _

Al melangkah dan masuk ke mobilnya. Dia menghembuskan nafas lewat mulut,"Fuih!ternyata dia baik-baik saja,hanya mukanya sedikit pucat."

Malamnya..

Yuki berniat keluar untuk pergi ke apotik terdekat membeli obatnya yang habis. Dia pergi dengan celana jeans dipadu sweather putih dan rambutnya dia ikat kuda. Saat dia keluar,dia mengulum senyum.

"The beautiful night ever!coba kalau punya cowok pasti ngedate jadi hal terbaik."

Di sebrang sana ternyata Al mengintip Yuki. Dia tak pergi,entah apa yang menahannya.

Saat Yuki mulai berjalan,al keluar dari mobil dan menguntitnya. Al sangat serius memperhatikan gelagat Yuki karena takut kehilangan jejak. Setelah beberapa blok, Yuki terhenti di apotek dan masuk. Tak ketinggalan Al, dia seperti detektif amatiran. Yuki tersenyum pada shopassistant, memberi  tahu obat apa yang dibutuhkannya. Semenit kemudian Yuki keluar,beberapa meter darinya Al masih mengikuti.

Lama-kelamaan tentu Yuki merasa kehadiran seseorang di belakangnya, berkali-kali dia menoleh tapi tak ada. Takutnya orang itu penculik,tapi Yuki pikir-pikir untuk apa dirinya diculik?toh dia bukan orang kaya. Karena Yuki tidak peduli lagi.

Esoknya

Al mendesah,"Kenapa kau selalu berpikir begitu tentangku?anak kaya yang sombong,sok kuasa dan tak mau bergaul dengan kalian."

"Karena itu kenyataannya. Selama ini kau hanya bergaul dengan Gibran,andoy dan si genit Citra yang sok cantik itu. Dia selalu bilang padaku kalau kalian muak pada kami! Dia juga bilang kalau kau hanya menganggapku cewek kampungan yang tak tahu diri. Perlu bukti apalagi?"

"Citra bilang begitu???"

"Tanya saja padanya!lagipula__apa untungnya aku menjelaskan padamu toh kau tetap seperti ini juga. Tak pernah menghargai orang lain!."

"Tunggu!!Kenapa kau selalu kasar padaku?apa aku begitu jahat?"

Yuki berkecak pinggang,"Mau tahu?"

Al hanya menatap Yuki serius. Cewek itu mendesah,"iya! Kau jahat !brengsek!tak punya perasaan!sukanya menyakiti orang lain!gara-gara kau aku jadi pemarah dan tak bisa mengontrol emosi ku!aku jadi sakit dan tak bisa belajar lagi!.Kau mempermalukan aku dihadapan orang banyak! Mendorongku ke danau di depan umum!menempel gambar murahan dengan wajahku di papan pengumuman kampus!apa itu belum cukup membuatmu sadar kalau kau selalu menyakitiku!belum puas dengan itu Mr.al Ghazali yang terhormat!!"

Al mengherankan,"Berhentilah mengeluh tentangku!kau pikir kau siapa?cewek Jepang menyebalkan! Sudah berani padaku masih saja menghina!kau pikir kau hebat?!"

Yuki membanggakan,"Aku memang hebat.bukan anak kolokan dan manja sepertimu yang hanya bisa memamerkan harta orang tua!setidaknya aku makan dari hasil keringatnya sendiri!"

Al dan Yuki saling memandang dengan sengit. Koridor sepi itu berubah seperti ajang pertempuran bagi Julius Caesar dan Cleopatra. Tak ada yang menang  dan tak ada yang kalah dua-duanya seri.

"Pergilah ke neraka Yuki kato,"tukas Al

"Just in your dream,Al Ghazali,"balas Yuki sama ketusnya

Yuki terus melayani tatapan sinis Al

Kenapa aku salting begini?dia hanya___al,si batu es. Tapi__kenapa hari ini aku merasa dia sangat tampan.

Dan Al,

Kenapa jantungku berdebar-debar?matanya membuatku tak bisa bergerak dan mengalihkan pandangan darinya. Dia hanya Yuki,si galak dan judes yang tak pernah mau mengalah. Tapi itu yang membuatku penasaran. Selama ini semua orang melihatku dengan kesempurnaan tapi dia,dia justru melihatku dengan kekurangan yang begitu banyak. Dan jujur saja,belum pernah aku melihat dia semanis ini.

Tapi keadaan itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja Christ datang dan mengajak Yuki pergi. Seharian itu Al terus melamun,dia merasa sesuatu yang gila terjadi padanya.

Saat berjalan di koridor bersama Gibran dan andoy, Al melihat Yuki bercanda dengan Christ. Hati Al mulai senang lagi melihat tawa Yuki  yang lepas, dia merasa tenang untuk tak menemui cewek itu seharian. Mungkin pertengkaran itu harus cuti beberapa jam,selain Al mengkhawatirkan kesehatan Yuki,dia juga mau sedikit jaim dihadapan teman-temannya.

Something DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang