Sifat Al unik tentang satu hal. Dia tidak pernah bisa berpindah selera, kalau sudah menyukai satu hal pasti akan disukainya seumur hidup. Dari makanan, dia paling suka sarapan dengan telur mata sapi dan vanila milkshake. Siangnya Al paling suka ngemil sandwich sayur denga IUn minuman yg sama. Semuanya dia jalani dari kecil sampai sekarang,tak banyak orang yang tahu itu.
Andoy melirik jamnya.
"Al kita makan siang diluar saja. Aku bosan disini"
Al meraih kacamatanya lalu ia pakai. Baru aja Al dan andoy berdiri, tiga orang cewek mendatangi mereka.
"Hai ndoy, hai___al" sapa citra dengan genit. Dia sedikit menyentuh bahu Al tapi cowok itu buru-buru menghindar.
Citra Aulia adalah ketua cheers di kampus,dia cantik tapi Al tidak suka. Menurutnya Citra itu muka plastik dan polesan. Al selalu muak dengan satu cewek ini.
Andoy yang playboy minta ampun langsung menanggapi.
"Hai cit, tak ada latihan?"
"No, kalian mau kemana?"
"Biasa, makan siang diluar, kami bosan disini terus"
Citra langsung girang " kebetulan sekali, aku juga lapar. Cindy, Keysa dan aku berniat pergi ke cafe siang ini. Apa kami boleh ikut?"
Cindy dan Keysa tersenyum lebar selebar lapangan basket. Andoy menoleh pada Al.
"Tergantung bos kita"
Citra menatap Al yang berkacamata hitam dengan pandangan menggodanya tapi Al tetap al, yang dingin dan angkut soal cewek. Dia hanya diam tak bereaksi dan mengalihkan pandangan pada andoy.
"Come on ndoy,aku tak mau terkena kanker perut"
Citra,cindy dan Keysa ber-yes ria.Mereka mengartikan sikap Al sebagai jawaban setuju. Keempatnya menuju ke brooklyn, tempat cafe-cafe termewah di new York. Sepanjang perjalanan al hanya diam, dia tidak peduli dengan obrolan tiga cewek itu dan andoy walaupun dia berulang kali melibatkan Al tapi mulutnya seperti dilumuri lem. Super cuek.
Tiga cewek itu langsung mengangkat dagu dengan sombong saat memasuki cafe. Siapa yang tak bangga,iri dan merasa seperti Cinderella saat berjalan dengan cowok se-cute, cool dan tajir seperti Al Ghazali Kohler walaupun hanya berjalan dibelakangnya. Diperhatikan pula oleh semua orang di sana, tak ada yang tak menoleh saat mereka masuk.
Baru sedetik mereka duduk, pelayan sudah berdiri tegap menyodorkan menu.
"Pesan apa Al?" Tanya Citra sok akrab
Al tak merespon, dia melepas kacamatanya dan langsung terarah pada pelayan itu.
"Bisa minta milkshake? vanila milkshake"
JREENNG!!
"Ee___al,kau pesan apa? milkshake?apa kau yakin dengan itu?" Tanya Citra heran
"Maaf tolong sekalian sandwich sayur tanpa sosis. Kurasa itu cukup"
Citra mendesah berat, dia kesal karena Al tak merespon sedikitpun. Seperti tak ada Citra disana sedangkan Cindy dan Keysa hanya garuk-garuk leher pura-pura
tak melihat ataupun mendengarnya. Mereka mengalihkan perhatian pada Andoy. Sementara itu pelayan mencatat pesanan Al tadi.
" Dan anda miss?"
Citra melihat menu ,"Spaghetti and____Orange punch."
"Kami sama " celetuk cindy
Andoy mendapat urutan terakhir, " Bird an pizza without pepperoni,please"
"Okey secepatnya akan datang"
Pelayan pergi
Andoy seperti biasa. Merayu Cindy dan Keysa, hobinya yang tak pernah selesai untuk dilakukan. Dia bahkan bosan mengatakan hal yang senada pada setiap cewek yang digebetnya. Al saja muak dengan pemandangan klise itu, bahkan bias mati kebosanan karena Andoy dan Gibran yang tak pernah absen mengobral kata-kata murahan. Al sampai hafal kalimat apa yang akan diucapkan kedua temannya untuk memulai misi.
Di tempat lain__
Yuki memulai hari di LA dengan keluar menyusuri semua trotoar dan jalan disana. Menikmati suasana kota yang lalu lalang. Walaupun tomboy tapi yuki manis. Rambut pirang panjang yang lurus dan berponi memperlihatkan kemanisan Yuki. Cewek itu memakai celana jeans berukuran seperempat, baju casual putih yang pas dengan lekuk tubuhnya yang ramping dilengkapi tas kecil putih yang bertengger menyilang dari bahu ke pinggang dan sepatu sport putih. Dia tomboy tapi manis itulah Yuki.
Di tangan kirinya ada sebuah kamera silver yang siap dia arahkan kemana saja dia mau.Yuki suka fotografi dan modeling karenanya dia punya cita2 membuka butik suatu hari. Tentu saja yang dibuatnya adalah pakaian khusus remaja. Walaupun begitu dia memilih jurusan sastra yang merupakan hobi sejak kecil, Yuki pintar berberapa bahasa selain bahasa inggris dan dia ingin mendalaminya. Tujuan utama Yuki adalah Paris karena kota itu adalah kota fashion terpopuler seluruh dunia.
TRET!TREET!!
Diabadikannya gambar gedung tertinngi di LA.
"Wow!amazing. Mungkin ada ribuan orang di dalamnya, tapi apa mereka tak takut kalau-kalau ada bom nyasar?Sekarang kan lagi up to date. But___who cares? Selama ada uang di gedung itu kurasa mereka tak peduli.Seratus bom pun akan mereka arungi,hi...hi..hi" canda Yuki
Dia kembali melangkah. Kali ini menyebrangi zebracross yang penuh sesak dilalui orang, dari selatan, utara,timur,barat ,semuanya berbaur jadi satu. Yuki tak bisa menghafal satu persatu wajah itu, mereka bergerak cepat bahkan ada yang berlarian . Kebanyakan pria berjas dan wanita karir yang melakukannya. Yuki geleng-geleng kepala dengan sunggingan senyum kecil.
"Time is money and money is my life, sehasusnya kujadikan moto hidupku di masa depan" gumannya lucu
Masih tiga meter lagi untuk mencapai ujung zebracross. Perlahan ia meraih walkman dari tas kecilnya, Yuki sematkan dua earphone di telinga dan saat memencet tombol __ON__seseorang menambraknya dan membuat kaset di dalam walkman terjatuh.
PRAAK!!!!
"Hey!!"
Yuki mendesah tapi sia-sia karena orang itu tak kentara lagi diantara ribuan manusia pengguna zebracross. Cepat-cepat cewek itu mengambilnya tapi semakin Yuki ingin meraih semakin banyak orang yang menendangnya kesana-kemari. Sampai___
"Oh..Shit!!!"
Secepat kilat Yuki meraih kasetnya dan berlari ke ujung jalan.
Berpuluh-puluh klakson mobil terdengar riuh dan beberapa menit kemudian menghilang, suasana normal lagi
FIUUH!!! Lain kali harus bawa spanduk __ORANG BUTA,KASIHANILAH!__, pikir Yuki yang kemudian disambutnya sendiri dengan tawa renyah. Kini dia santai berjalan ke tempat-tempat dengan pemandangan bagus dan memotretnya sambil mendengar kaset berisi gabungan music pop romantic dan klasik karya Mozart serta Beethoven. Mendengarnya membuat Yuki nyaman ,tenang dan penuh inspirasi untuk membuat sketsa baju atau corak kain yang terlintas di kepalanya. Dia bahkan tidak mendengar apapun selain music yang mengalun di kedua telinganya.
Dagu dan kepala Yuki menghentak lembut disertai kamera yang mengarah pada orang-orang disana. Dan pandangan kameranya terfokus pada sosok tubuh tinggi atletlis di dalam café.
"Uuummm__ benar-benar fotogenik,wajah kamera yang sempurna"
TREET!!!TREETT!!
Dua kali Yuki mengambil gambar orang itu.
"Pasti butikku laku kalau dia yang jadi modelnya, Remaja paling fotogenik yang pernah ada, bagus juga kata-kata itu. Kau akan kupertimbangkan, mungkin butik masa depanku nanti membutuhkanmu"
Yuki tersenyum "Have a nice lunch , see you!"
TBC...
