PRRAAAAAAANG!!!!!
Al terhenti ditangga saat mendengar bunyi porselen pecah di kamar orang tuanya. Dia bergeleng dingin dan menaiki tangga dengan cepat. Dia buka pintu kamarnya yang kemudian dikuncinya rapat-rapat lalu membuang jaket ke bed, melempar ransel ke lantai dan menjatuhkan tubuhnya ke king bed nya.
" Selalu begini setiap hari, pekerjaan yang tak berguna dan paling tolol yang selalu dilakukan oang tua. Bertengkar saling menyalahkan, berisik sekali" tutur Al
Kesan pertama saat membuka pintu kamar Al hanya satu........MARVELOUS!.
Kamarnya tiga kali lebih luas dari apartemen Yuki. Bercat putih,bertirai putih,berseprai putih,semuanya serba putih. Kolam renang selebar apartemen Yuki terbentuk disamping letak bed Al hanya ada pintu kaca sebening air bertirai putih membatasi keduanya. Ruangan putra tunggal Kohler benar-benar seperti hotel berbintang lima tingkat VIP. Semua makanan dan minuman juga tersedia di sebuah kulkas lumayan besar, lemari pakaian yang memanjang sepanjang dinding kamar, rak-rak buku, tv super besar, laptop dan computer berjajar di meja belajar kayu oak yang mengkilap bercat putih. Ternyata Al pecinta warna putih sejati. Apapun yang berwarna putih dia suka termasuk bunga lili putih. Setiap hari rangkaian bunga-bunga lili di kamar Al harus diganti, baik di bed, meja dan pojok2 dinding. Tak pernah ada yang tahu keromatisan Al termasuk Gibran dan Andoy, Al mau hanya seseorang yang istimewa yang tahu hal ini. Seperti Momnya. Gambaran ini jauh dari kedinginan,keangkuhan dan kecuekan Al pada cewek-cewek sekitarnya.
TOK!TOK!TOK!
Pintu diketuk pelan.
"Al... kau ada di dalam saying?"
Al mendesah, dia berdiri dan meraih remote control TV lalu mendudukan tubuhnya di sofa santai berwarna putih.
"Come-in bunda"
JEGREG!
Wanita anggun penuh senyum keibuan muncul dari balik pintu dan segera menghampiri Al. Dengan penuh kasih sayang bunda mencium kening Al.
"Baru pulang?"
Al hanya mengangguk pelan. Dia mengganti chanel tv lima kali baru setelah itu berhenti.
"Ada apa?"
Bunda tersenyum duduk dilengan kursi lalu memeluk kepala Al.
" I'a.m sorry honey, we do it again"
"Tak perlu penjelasan Bun, aku mengerti"
Al berdiri bekecak pinggang dihadapan Bunda yang masih duduk.
"Really ?" Tanya Bunda
"Absolutely! Oya, Bunda ada janji nanti malam?"
Bunda tersenyum
"Kenapa?"
"Cantik..." ucap Al yang kemudian berlutut di hadapan bundanya
"Sudikah kau menerima ajakan makan malam super romantic dariku?"
Bunda tertawa geli , "With my pleasure my prince...dasar anak nakal"
Al tertawa lalu memeluk bunda erat-erat.
Cowok itu memang hanya dekat dengan satu wanita ,Bundanya Maia Estianti Kohler,wanita anggun berkelas bangsawan. HAnya dia satu-satunya teman Al yang benar-benar mengerti isi hati Al. Bunda juga tahu kalo sebenarnya putranya tersiksa setiap kali mendengar pertengkarannya dengan Daniel Kohler, ayah Al.
Malam menjelang___
"Ready my sweetheart?" Tanya Al pada bundanya saat menuruni tangga pualam rumah itu.
