Awal Pertemuan

29 6 0
                                    

Love works in mysterious ways. So, get ready for it.


Gimana rasanya pada saat kau menyukai seseorang namun kau malah mendengar kabar bahwa dia menembak wanita lain dan pacaran saat dimana kau sangat menyukainya, mungkin sakit, nyesek dan kecewa adalah perasaan yang sangat aku rasakan.

"sabar ya Aya, pasti lo bisa move on dari cowok sok ganteng kayak dia" Dinda-teman sekelasku menyemangati diriku yang sudah sangat lelah

"iya Aya dari awal juga dia kan gak ngerespon gitu, gue ngebcin pin lo aja langsung di dc gue" Eki yang juga ikut bicara

"hm, gue usahain deh. Untung gue baru suka ya kalo udah cinta pasti gue nangis sekarang" aku tersenyum ke arah mereka, senyum tipis yang menyimpan banyak luka.

"Eza, lo dipanggil Kak Tis tuh" ucap salah satu siswi yang pasti dia adik kelas, aku menoleh ke arah Eza yang tengah tersenyum manis dan cukup membuatku tenang seketika.

__

"ih masa Taylor Swift putus dari Calvin Haris sih, padahalkan mereka cocok banget" aku sedang melihat informasi terbaru tentang Taylor Swift karna aku merupakan salah satu fans yang disebut 'Swifties' dan segala tentang Taylor Swift aku hampir tau karna ada informasi yang tidak semua orang mengetahuinya.

Namun konsentrasiku terbuyarkan dengan suara tawa dari organisasi Pramuka, aku melihat Eza tertawa cukup membuatku terpanah, apakah aku terpesona dengan tawa dan senyuman dia, dia tidak tampan namun manis.

Akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu tentang Eza dari Dinda yang juga anggota Pramuka, aku merasa penasaran tentang dia, dulu aku pernah nge-dm dia untuk spam like aku lumayan buat likers.

__

"Dinda, lo tau Eza kan?" Dinda mengerutkan dahinya, aku takut dia mengira aku menyukainya

"tau lah, dia kan Pramuka masa gue gak tau. Kenapa? lo suka ya?" aku menepuk jidatku sendiri 'benarkan' batinku

"lah gila, gue cumannya giling, dia kelas X apa?"

"oh gue kira lo suka sama dia, dia gak punya pacar tau, X A dia" tanpa Dinda tahu aku bernafas lega saat tau bahwa Eza tidak punya pacar

"oh kelas gue dulu toh, ya udah deh gak penting" aku melanjutkan menulis catatan ips dari bu Rika

__

"Arkan bareng" aku berlari kecil menyamai langkah Arkan

"tumben biasanya sama Eki"

"dia ada kerja kelompok, jadi gue pulang bareng lo ya. Naik angkot kan?" Arkan hanya mengangguk.

"kak Arkan bareng geh" suara siswi yang dulu pernah aku MOS, namanya Muji dan ada 3 orang lagi dibelakangnya dan salah satunya Eza, dia naik angkot juga ternyata.

"kak Aya ya?" tanya Muji yang sudah ada disamping ku

"iya, Muji kan?" Muji hanya mengangguk.

"Arkan angkotnya mana?" aku sudah capek tapi angkot tidak ada yang lewat

"sabar napa, tuh angkot naik aja ya, gak usah milih milih" aku mengangguk pasrah

Di angkot aku hanya terdiam sambil bersenandung pelan, sedangkan Arkan asik mengobrol dengan Eza, Muji, Nada dan Revan.

"diem aja lo Aya, kesambet lo?" dasar Arkan bedul ini juga gara gara dia yang asik ngobrol sama mereka

"iya kesambet, masalah" aku membuang padangan pada Arkan dan bertemu dengan tatapan Eza,

1

2

3

Aku langsung membuang pandangan ku lagi, mengapa aku menjadi salting, dasar Aya dodol.

Just HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang