"Hah?"
""Tugas??"" pekikku dan Hanoka bersamaan.
"Benar. Aku ingin kau membantu kami sebelum operasi penyerangan..." tambah seseorang di depan kami berempat yang ternyata adalah MC di Arena Gladiator.
"Tentu. Kami ak--"
"---Tunggu dulu!" potongku cepat kepada Greg. "Operasi Penyerangan? Sebenarnya 'kami' yang kau maksud itu teman-temanmu?" tanyaku setelah menyela kalimat Greg.
MC mengangguk dengan muka serius, itu membuatku menelan air liurku kasar.
Masalah baru.
"Kenapa kami?" tanya Hanoka ikut nimbrung.
MC berdehem. "Karena kalian adalah orang baik..."
"Alasan macam apa itu??"
Hanoka mendengus dan Hina memijat kening sampingnya.
"Aku mohon!" MC tiba-tiba saja bersujud di hadapan kami. "Aku mohon... Bantulah kami!" pintanya.
Setelah itu Hanoka menyikutku seraya melempar senyuman 'Ayolah', Greg juga begitu cuma Hina saja yang netral.
"Haaah... Baiklah!"
¥¥¥¥¥¥¥¥
Pagi sudah lewat dan matahari diam ditengah-tengah menampakkan sinarnya. Hari sudah siang.
Aku dan Greg berada di ruang tunggu peserta Arena Gladiator, sebentar lagi namaku dipanggil. Malam tadi MC menjelaskan rencananya, teman - teman MC berada di Pulau Batu tapi bersembunyi. Mereka tidak ingin ketahuan.
MC meminta kepadaku dan Greg untuk ikut serta dalam pertarungan melawan para monster di Arena. Rencana pertama adalah memenangkan semua taruhan dan membebaskan para budak, menurutku ini sangat sulit karena para budak... Sangatlah BANYAK.
Tahap kedua adalah Penyerangan, teman-teman MC akan datang dan menahan semua orang yang terlibat monopoli disini.
Tugas ini sangat menyusahkan.
Kiiiinggg...!
Suara mic terdengar, itu tanda bagiku untuk segera keluar.
"Selamat Siang semuanya, hari ini kita kedatangan peserta baru dari Paulo. Mari kita sambut...."
Tp...
"KEIST!"
Tribun penonton bergemuruh saat nama dan diriku disebutkan. Hahaha... Aku seperti orang terkenal saja.
"Melawan... Grow!"
""HOOOO""
Wah... Ini lebih ribut.
Trang...
Pintu besi di sisi kananku seperti baru saja menabrak sesuatu. Pada saat lampu hijau mati, pintu itu terbuka secara otomatis dan sesosok serigala berkepala dua berbulu coklat gelap menerjang keluar.
Serigala itu atau Grow memiliki tinggi sepertiku, bukan itu saja tapi dia juga terlihat sangat kuat dan cepat. Aku tarik keluar katana hitamku dan mensejajarkannya di atas tanah, sejenak aku dapat melihat mulut MC bergerak dan mengucapkan sesuatu.
Semoga beruntung!
"Aku tidak butuh doamu karena sudah ada yang mendoakanku terlebih dulu..." ucapku hampir seperti berbisik.
"Grr...." Grow menggeram dan menatapku kesal.
Apa salahku?
Aku lari ke kiri setelah Grow tiba - tiba berlari, dan lomba lari pun dimulai. Aku berlari mengelilingi hampir sepenuh arena andai saja Grow tidak mempercepat larinya dan melompat di depanku.
Suara bising besi terdengar menyakitkan telingaku saat aku berhasil menahan cakar Grow, Grow menaikkan badannya dan menyerangku menggunakan cakar satunya lagi. Aku mengelak ke arah jarum 2 dan membalas serangan ke dada Grow, walaupun tidak terlalu kuat tapi cukup untuk membuat dia berdarah.
Grow adalah monster Rank-B dan misiku harus sampai Rank-S.
Haaaah... Menyusahkan saja.
Tp...
Saat aku langkahkan kakiku ke depan, seketika waktu melambat di pandanganku. Sorakan para penonton seperti orang yang sedang mengeja huruf saat belajar.
Grow berlari ke tempatku dan dia sangat lambat. Tapi aku tidak bisa berlama-lama karena batas 'waktunya' adalah... Lima detik.
Dhuar...
Tanah yang aku tempati tadi rusak pada saat Grow mendarat disana.
"Graaaaarr--"
""Hah??""
Aku dapat mendengar beberapa penonton yang baru saja menghembuskan nafas dengan volume keras. Wajar saja.
Bruuuuk...!!
Karena Grow telah tumbang.
Teknik aura milik Hanoka sangatlah berguna pada saat seperti tadi. Buktinya aku berhasil memotong kedua kepala Grow dalam sekali ayunan.
Para Penonton mulai berbisik atas aksiku barusan, 1 menit kemudian MC mengumumkan kemenanganku dan para penonton bersorak kembali.
"Aneh..."
¥¥¥¥¥¥¥
"Keist~~"
"Woi, jangan asal peluk..." tegurku kepada Hanoka.
"Tidak mau..."
"Haaah... Kau ini!"
"Selamat atas kemenangan perdananya..." kata MC yang berjalan ke arahku.
Aku menganggukkan kepalaku isyarat 'terimakasih'. MC tersenyum tipis.
"Sisa dua lagi sebelum masuk Kelompok Penghancur...." ingatkan MC.
Kelompok Penghancur, suatu kumpulan orang-orang yang memiliki bakat bertarung yang sangat hebat. Mereka disetarakan sebagai Ksatria atau Prajurit Kerajaan. Mereka kuat.
"Dan aku serta Greg akan menjadi salah satu dari mereka..."
"Woah~~~dia hebat sekali!"
"Aku baru melihat sihir seperti itu?!"
"Hebat!!"
"Sepertinya temanmu satunya sangat menarik perhatian..." cetus MC yang tersenyum kecil.
Sekarang giliran Greg, Greg melawan monster Rank-A bernama Crepiot... Sesosok kalejengking berkulit hitam dengan ekor merah setinggi 2 meter. Bukan saja berbahaya tapi juga beracun.
Saat aku berdiri di dekat tempat duduk penonton... Greg telah memenangkan pertandingan. Greg membakar Crepiot. Daerah sekitarnya juga ikutan terbakar.
Greg itu kuat. Tapi...
"Sayangnya aku harus melawannya di akhir pertarungan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]100th Magic Floor : Adventure of Keist[END]
Fantasy[Buku Pertama Dari 100TH MF] Genre : Action, Adventure and Romance Awalnya aku tidak menyangka jika kehidupan normalku berubah drastis saat mobil truk itu menabrak diriku. Saat diwaktu yang sama pula aku terpindah ke suatu tempat dimana orang - oran...