Aku bangun dari tempat yang aku tempati, ku lirik ke kanan dan kiri cuma ada rerumputan hijau yang banyak, mungkin sangat banyak. Disisi kiriku ada sebuah pohon hijau yang tidak terlalu tinggi tetapi dipenuhi daun - daun hijau yang indah. Aku mulai menggerakkan kakiku tapi sebuah suara yang menganggu telingaku menghentikan langkah kakiku, ku tatap tajam ke arah kawanan rumput - rumput hijau yang bergerak, yang mengeluarkan suara sreeek... disana. Jarakku dengan suara itu sangatlah jauh tapi kenapa aku bisa mendengarnya dengan sangat jelas, mataku melebar setelah melihat rumput - rumput hijau yang ada di depanku menjadi hitam atau tepatnya layu, sesosok bayangan yang sangat panjang bersembunyi didalam rerumputan hijau itu, pada saat bayangan itu lewat, saat itu juga rerumputan yang dia lewati menjadi layu.
Kakiku bergemetar hebat, air keringat mengucur keluar dari atas pelipis kepalaku pada saat melihat bayangan yang panjang itu mendekat. Bayangan itu sangat cepat walaupun tepat di depanku, aku tidak bisa melihat dengan jelas...apa yang ada dibalik bayangan panjang itu? Bayangan itu semakin mendekat dengan tempatku, semakin mendekat dan dekat, aku dapat menangkap sedikit suara yang keluar dari bayangan yang ada di depanku. Suara itu seperti....
Seeeeesss.....
Tanpa berlama - lama, aku langsung melompat ke samping kananku, seketika itu juga keluar seekor ular hijau bermata merah yang membuka mulutnya. Ular hijau itu menghantam tanah dan rerumputan yang ada di depannya, rerumputan yang terhantam olehnya seketika itu juga layu dan tanahnya hancur.
Mataku terbelalak lebar setelah melihat ukuran yang super panjang dari tubuh ular itu, mungkin sepanjang 5meter, 2/3 kali lebih besar dari ular pada umumnya. Ular itu mengangkat kepala dan membalikkan kepalanya, menatapku dengan keinginan membunuh.
"Seandainya aku memiliki senjata.."
Aku hanya bisa mengeluh melihat keadaanku sekarang, datang ke tempat yang tidak aku kenali ditambah tanpa persiapan apa pun bahkan aku masih mengenakan pakaian sekolahku.
"Hei kau....Tangkap!"
Suara seorang laki - laki terdengar dibelakangku, sontak saja aku membalikkan tubuhku dan mendapati sebuah sarung pedang lengkap dengan pedangnya tengah terbang ke wajahku, tangan kiriku dengan refleks menangkap pedang itu.
"Coba gunakan itu untuk melawannya..." kata seorang laki - laki berambut abu - abu yang ada di depanku. Dia mengenakan kemeja hijau cerah dan jubah putih yang elegan.
Aku cuma mengangguk pelan dan menarik keluar pedang itu dari sarungnya. Sebuah pedang besi dengan bahan standar, beratnya tidak terlalu terasa ditangan kananku, genggaman juga seperti sebuah karet tapi tidak lengket, mata pedangnya berwarna putih polos tanpa sedikitpun noda.
"Apa ini baru beli, ya?"
"Awas... Dia datang!" bersamaan dengan perkataan orang itu, ekor ular hijau yang ada dibelakangku melilit kaki kiriku dan menarik paksa ke belakang.
Beruntung aku dapat mempertahankan posisi tubuhku agar tidak terjatuh dan menjadi santapan ular hijau itu. Tanpa banyak pikir, aku langsung menebaskan pedang ini ke ekor yang melilit kaki kiriku, ular itu memekikkan bersuara yang dapat menggangu pendengaran siapapun. Ekor yang melilit kaki kiriku terlepas, aku melompat mundur ke belakang menjaga jarak dengan ular itu walaupun agak jauh, aku dapat melihat ular itu menatapku tajam. Aku tersenyum kecut dan bersiap untuk menerima serangan kejutan dari ular itu tapi bukan serangan kejutan yang aku dapat melainkan serangan langsung dari ular hijau itu.
Kepala ular itu seperti terbang dengan kecepatan luarbiasa ke arahku. Waktu seperti melambat dimataku, pergerakan ular itu perlahan melambat, lambat dan sedikit berhenti. Hal itu aku manfaatkan untuk berlari ke samping kanan ular itu (dari sudut pandangku, Aku sedang berlari ke kiri), aku dapat melihat mata merah darah yang sangat tajam beberapa saat lalu tapi sekarang mata itu tidak bergerak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]100th Magic Floor : Adventure of Keist[END]
Fantasi[Buku Pertama Dari 100TH MF] Genre : Action, Adventure and Romance Awalnya aku tidak menyangka jika kehidupan normalku berubah drastis saat mobil truk itu menabrak diriku. Saat diwaktu yang sama pula aku terpindah ke suatu tempat dimana orang - oran...