¥ Sudut Pandang Fren ¥
Tap...
Akhirnya aku sampai ditempat pertemuan. Kemarin aku mendapatkan misi dari Master Guild secara langsung, yaitu pergi ke Lantai 3 dan berurusan dengan sebuah dungeon. Ini akan menjadi mudah, itu yang aku pikirkan...
"Haaaah..." aku mendesah, seseorang yang melihatku pasti menganggap aku orang yang malas.
Benar. Untuk hari ini aku 'merasa' sangat malas. Kenapa tidak? Master Guild menunjukku sebagai 'pangawas' untuk anggota baru yang ingin bergabung dengan The Warrior. Dan aku tidak suka menjadi seorang pengawas.
Master Guild bilang ini akan menjadi ujian untuk anggota baru bila mereka ingin masuk ke dalam The Warrior. Aku suka ide itu tapi aku tidak suka menjadi seorang pengawas.
Itu merepotkan menurutku.
"Haaah... Dessel ya!?"
Sekarang aku berada di suatu tempat dekat dengan labirin(dungeon) yang akan 'kami'(?) selidiki dan disini juga aku akan bertemu calon anggota baru The Warrior. Benar juga?! Master bilang jika aku dibantu anggota lain, siapa ya?
Entah kenapa ini akan merepotkan, lebih repot dari hilangnya Keist dari markas. Yah, dia sendiri yang memutuskan untuk pergi. Dan berkat dia Ina selalu galau saat jam sarapan pagi.
Aneh - aneh saja. Namanya wanita, mereka suka galau. Lebay :^
Aku mulai melangkahkan kakiku ke depan rumah kayu yang bertuliskan 'Massa Eat House' itu. Itu rumah makan sekaligus tempat pertemuan kami. Aku masuk ke dalam rumah tersebut, pandanganku tertuju kepada dua petualang yang duduk di sudut kiri rumah makan.
Hanya mereka berdua saja?
Benar juga. Selama aku ke sini aku tidak melihat petualang lain dan juga tempat peristirahatan ini terlihat sepi dari tempat yang pernah aku kunjungi. Apa gara - gara dungeon itu?
Tidak. Seharusnya jika ada dungeon maka para petualang akan banyak datang, tapi kenapa tidak?
Treng..!
"Hm?" perempuan bersurai orange jeruk yang memiliki tusuk konde itu, ia berhenti bermain alat musik dan melihat ke arahku.
"Apa itu kalian? Petualang yang ingin bergabung dengan The Warrior?!" aku langsung memberi pertanyaan kepada mereka.
"Oh?! Jadi anda Tuan Pengawas yang dikatakan Komandan Greg ya?"
Jangan tanya balik.
Aku mendesah panjang. Ia mengisyaratkan untuk duduk. Tentu aku duduk, berhadapan dengan mereka. Ada satu lagi dia adalah lelaki berambut hitam panjang yang rambutnya mencuat ke segala arah, topi bundarnya menghalangi wajahnya.
"Aku Fren, pengawas kalian.." pertama aku memperkenalkan diri. Harus dong.
"Saya Mi Yuan. Saya adalah seorang Minstrel.." itu adalah nama perempuan bersusuk konde yang memakai pakaian adat China atau Jepang. Entahlah. "Dia adalah Jang Fei. Seorang Ninja," lanjutnya memperkenalkan rekannya.
Aku memiringkan kepalaku bingung. Kenapa kau yang memperkenalkan dirinya?
"Jang Fei tidak bisa bicara. Dia bisu.."
Ah, maaf.
¥¥¥¥¥¥¥¥
Setelah percakapan ringan, aku langsung saja meminta mereka untuk berangkat. Biasanya aku lebih suka bersantai - santai tapi dikarenakan rumah makan ini sepi dan tidak ada gadis yang 'dapat dilirik' jadi aku gak jadi deh.
"Ngomong - ngomong, kenapa kalian ingin bergabung dengan The Warrior?"
"I - Itu.."
Aku melirik ke belakang dan melihat Mi Yuan melirik Jang Fei, dan Jang Fei... Hanya mengangguk.
"Hmm??"
"Sebenarnya ini hanya urusan pribadi. Kami membutuhkan The Warrior.."
"Aku tidak mengerti.."
Mi Yuan menunduk dengan ekspresi sedih. Hei?
"Haaah... Nanti saja dijawab setelah kita menyelesaikan misi ini." potongku.
Spider Queen Nest, adalah nama Dungeon yang akan kami datangi. Misiku adalah membasmi monster yang sering keluar dari dalam sana. Kata Master disana ada penguasanya dan itu adalah laba - laba.
Namanya saja Sarang Laba - Laba. Tentu yang berkuasa adalah laba - laba. Ya'kan?
Set..!
"Ada apa, Jang Fei?"
"Perhatikan sekitar kalian!" peringatku.
Si Jang Fei ini lumayan hebat juga. Ia dapat melihat keadaaan. Bagaimana mengatakannya ya..?
Sekarang kami di kepung oleh empat serigala dan satu sosok monster pohon yang sering disebut Baum.
"Aku akan melawan Baum. Kalian bisa melawan sisanya?" Jang Fei mengangguk sebagai balasan.
"Itu membuat hatiku menjadi tenteram. Pancaran matanya menunjukkan keyakinan, dengan ini aku tidak perlu mengawasi mereka~~"
Aku cabut keluar katana yang ada dipinggang kiriku, katana putih yang dibelikan oleh Komandan Greg. Sebenarnya aku bisa menciptakan pedang dari retakan dimensi tapi hitung - hitungan menghemat.
Setelah mendapat balasan dari Jang Fei aku langsung berlari ke depan Baum yang sudah mulai menyerang. Lengan kirinya memanjang ke depan, aku melompat ke kiri menyusup ke dadanya dan menusuk matanya. Baum itu menjerit dan tersentak ke belakang, aku selimuti katana-ku dengan aura hijau keahlianku dan tanpa buang waktu aku tebas ke depan. Baum itu terbelah menjadi dua bagian, cahaya yang ada di matanya meredup tanda ia tidak hidup lagi. Segera aku balikkan badanku, di sela - sela jari kiriku aku buat jarum hijau transparan dari sihir dimensi milikku.
Jang Fei melempar empat kunainya ke dua arah berbeda, empat serigala yang melompat dari belakang dan depannya tertusuk oleh kunai ninjanya. Sebagai tambahan aku juga ikut melempar jarum dimensi yang mana jarumku menembus otak mereka.
Flames Melody : Explodes
Treng..!
Mi Yuan menyelesaikan permainan senarnya dan keempat serigala yang sudah mati tadi, kembali menerima serangan dari bola api. Bola api tersebut menghantam kemudian mementalkan mereka jauh.
"D - Dia sadis.."
Mi Yuan menghela nafas lega kemudian tersenyum ke Jang Fei, Jang Fei sendiri hanya membenarkan topi miliknya yang sedikit miring.
"Kerja bagus. Ayo lanjut kembali.."
Kami melanjutkan perjalanan kami ke dungeon Spider Queen Nest. Kurasa... Menjadi pengawas tidak seburuk yang aku pikirkan.
Ini akan menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]100th Magic Floor : Adventure of Keist[END]
Fantasy[Buku Pertama Dari 100TH MF] Genre : Action, Adventure and Romance Awalnya aku tidak menyangka jika kehidupan normalku berubah drastis saat mobil truk itu menabrak diriku. Saat diwaktu yang sama pula aku terpindah ke suatu tempat dimana orang - oran...