Alohaa.. Beberapa part lagi cerita ini akan ending.You know lah.. Author pegel ngetik,tapi aku semangat karna yang mau nge-vote cerita gila ini.Udah segitu aja.Byee🐣
🐔🐔🐔🐔🐔🐔🐔🐔🐔🐔
"Lo gak nganggep gue?Maafin gue,Ta.Gue khilaf.Gue khilaf karna apa yang gue omongin tempo hari.Maaf,Ta"ucap David sambil memeluk Atta erat sekali.
Atta merasakan pundaknya Basah.Ia juga mendengar isakan kecil di pundaknya.David menangis?
Ya,dia menangis.
Atta yang tidak tega pun melepaskan pelukannya.Atta memegang kedua pundak David.
"Lo gak salah,Bang.Waktu itu lo lagi emosi 'kan.Dan saat itu juga gue lagi emosi.Kita sama-sama emosi dan emosi itu nyelimutin kesadaran kita,Bang.Jadi,lo gak salah,gue gak salah dan siapa pun gak ada yang salah."jelas Atta.Mata Atta berkaca-kaca.I jadi merasa bersalah.
Butiran air perlahan turun dari mata Atta perlahan.David tersenyum lalu memeluk Atta.Atta membalas pelukannya
"Jangan pergi lagi,Ta!Kasian si Natta.Dia gak pernah mau makan,sekolah pun gak.Semenjak lo pergi,Natta berubah.Dia sering ke club malam dan jarang pulang.Dia marah sama gue"jelas David sambil melepaskan pelukannya.
"Secepat itu?Gue cuma gak dirumah beberapa hari Aja dan dia udah kayak gitu?" Atta menghela nafas panjang.
Atta mmengeluarkan ponselnya hendak menelfon,Natta.Ia teringat kejadian tadi saat seseorang mengirim foto Jovan bersama wanita yang berwajah asing.
"Bang,gue minta sekarang lo jujur!Gue gak mau lo bohong lagi"tegas Atta.David mengangguk ragu.
"Jawab jujur!Jovan sekarang dimana?"tanya Atta.
"Dia... Maaf,Ta.Gue udah sembunyiin semuanya dari lo!" David memberi jeda.Ia menarik nafasnya lalu menghembuskan nya perlahan.
"Jovan masih di Bali.Dia sakit keras disana"jawab David pelan sambil menundukkan kepala .Atta tercengang atas jawaban David.
Atta menangkup rahang David agar David mendongakkan kepalanya.Atta menatap David lekat-lekat,ia mencari kebohongan dimata David.
"Itu bener,Ta.Gue gak akan bohong lagi.Itu kenyataannya"ucap David sambil melepaskan tangan Atta dari rahangnya.
Atta menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangannya.Ia menggelengkan kepalanya.
"Ta,lo yang tenang ya"ucap Iyaz tiba-tiba sambil memegang pundak Atta.
"Gimana gue mau tenang.Dia sakit dan gue gak tau.Gimana caranya biar gue bisa tenang?Gimana caranya?GIMANA IYAZ?!GIMANA?!"teriak Atta diakhir kalimat.Ia pun terdudk ditanah sambil menjambak ramput panjangnya dengan frustasi.
"Gimana caranya?"tanya Atta sambil menangis.
"Kenapa semua orang yang gue cinta pergi dari gue?Kenapa?"tanya Atta pada dirinya sendiri.Dia memeluk lututnya sambil menatap lurus kedepan.Badannya ia senderkan ke pagar
Iyaz dan David duduk disebelah kanan dan kiri Atta.
"Yang pertama Haichal.Terus Alan dan Sekarang,Jovan"
"Setelah itu siapa lagi?Apa gue harus mati dulu dan setelah itu gue tau jawabnnya?Dunia memang sempit ya""Dimana ada pertemuan,disitu juga ada perpisahan"timpal David.
"Itu udah basi.Gue gak peduli sama yang gituan."Balas Atta sambil menghapus air mata yang jatuh ke pipinya.
"Kenapa Dunia begitu sempit?Kenapa tuhan nakdirin gue jadi manusia yang gak bermanfaat?Kenapa tuhan gak adil?Kenapa harus gue yang jadi pusat kematian orang yang gue cinta?Kenapa semua itu terjadi ke gue?Kenapa?"lanjut Atta.David dan Iyaz menatap Atta prihatin.Mereka mencerna setiap tutur kata yang diucapkan Atta.