Wang So memasuki kamar Hae Soo setelah mengejar para pembunuh bayaran yang mengincar nyawa Mu. Ritual malam ini sesuai prediksi Jimong. Kacau dengan gangguan pembunuh bayaran, bahkan bisa melukainya walaupun tidak terlalu parah.
"So wangjanim"kata Hae Soo. Ia langsung mengambil nampan yang berisi obat - obatan. Wang So memperhatikan wajah Hae Soo yang pucat. "Kau kenapa?"tanya Wang So namun tidak dijawab oleh Hae Soo yang sibuk mengobati lukanya. "Soo-ya,jawab pertanyaanku" desak Wang So.
"Hanya demam biasa,"jawab Hae Soo yang melihat mata Wang So. Ia pun duduk di pinggir ranjangnya. "udara hari ini tak terlalu bagus"sambungnya.
"Beristirahatlah dan hati - hati Soo ya"balas Wang So sebelum meninggalkan Hae Soo.
Time skip
Semenjak kejadian malam ritual,Wang So dan Hae Soo jarang bertemu. Hae Soo mengerti hal itu. Wang So harus menyelidiki siapa dalang dibalik percobaan pembunuhan putra mahkota.Hae Soo sangat mengerti itu.
Ia tetap membawakan teh dan kue untuk pangeran keempat pada pagi hari, sebelum ia mengunjungi Myung-Hee unnie bersama Baek Ah. Saat Hae Soo berada dikediaman pangeran kedelapan. Hae Soo selalu menyempatkan diri untuk berdoa dikuil. Itulah aktivitas Hae Soo pada pagi hari.Seusai makan siang,Hae Soo akan kembali ke istana dan memulai kelasnya bersama Lady Oh. Awalnya Lady Oh adalah guru yang tegas, tetapi akhir - akhir ini wanita paruh baya tersebut menganggap Hae Soo sebagai putrinya. Bahkan Raja Taejo sendiri pun beranggapan Hae Soo adalah putrinya dan Lady Oh.
Hari ini, empat hari setelah malam ritual Hae Soo menginap di kediaman pangeran kedelapan selama dua hari atas permintaan sepupunya,Myung-Hee. Tentu saja Pangeran kedelapan dan Yeon Hwa sangat senang akan hal tersebut. Yeon Hwa langsung memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan kamar Hae Soo.
Hae Soo tengah menata rambut Yeon Hwa,tidak menyadari Wang Wook tengah menatapnya. Senyuman khas milik pria melebar saat Hae Soo pun tertawa. Ya,Ia pangeran kedelapan Goryeo, Wang Wook. Jatuh cinta pada sepupu istrinya sendiri,tunangan dari saudaranya pangeran keempat Wang So. Ia tahu perasaanya akan bertepuk sebelah tangan. Ia cukup senang memandang gadis itu tersenyum ceria.
"Nah Bagaimana?"tanya Hae Soo sambil memberikan cermin pada Yeon Hwa untuk menunjukkan hasil akhir rambutnya.
"Ini sangat indah,Soo-ya."puji Yeon Hwa sambil tersenyum memperlihatkan kedua lesung pipinya.
"Terima Kasih.Aku senang jika dirimu senang putri."Kata Hae Soo.
Malam semakin larut,entah mengapa ia tidak bisa tidur. Akhirnya Hae Soo memutuskan untuk pergi ke kuil. Ia membawa lentera. Sesanpainya disana, ia sudah mendapati Wang So tengah menghancurkan menara doa. "Para Ibu membangun ini untuk anak - anak mereka!!. Ia seharusnya datang padaku " katanya marah. Hae Soo bergegas menghentikan Wang So menghancurkan menara doa tersebut. "Hentikan So-ya" Kata Hae Soo yang kemudia menyentuh lengan Wang So dan menyadari bahwa pria itu terluka. "Kau terluka"kata Hae Soo. Wang So memandang nanar Hae Soo. Gadis ini menyadari lukanya. Berbeda dengan ibu kandungnya yang entah ia tidak tahu atau pura - pura tidak tahu. Wang So menyentuh hanbok Hae So dan menariknya dekat dengan tubuhnya. "Aku baru saja membantai satu kuil"katanya parau. Hae So hanya diam dan kembali memeriksa luka - lukanya. "kataku,Aku baru saja membunuh ratusan orang"bentak Wang So.
"Aku mengerti. Membunuh tidak dibenarkan. Tapi diwaktu ini pilihannya adalah membunuh atau dibunuh. Aku mengerti"kata Hae Soo. Wang terdiam. "Pergilah"kata Wang So." Aku menolak. Aku akan tetap disini"kata Hae Soo keras kepala. Ia memeluk tubuh yang kuat itu. Wang So membiarkan Hae Soo memeluknya hingga mereka berdua sama - sama terduduk. Bagi Wang So, saat ini Hae So sedang menyembuhkan luka - luka hatinya. Luka yang disebabkan oleh ibunya. Ibu kandungnya dengan gamblang membuangnya,maka ia akan dengan senang hati mengabdikan dirinya pada wanita yang menerimanya apa adanya. Hae Soo, ia akan melindungi dan mengabulkan setiap permintaan gadis ini.
Seusai Wang So tenang, Hae Soo mengobati luka - luka Wang So. "So - ya bolehkan aku membuka topengmu.Aku harus membersihkan wajahmu"tanya Hae Soo.
"Kau akan takut"balas Wang So. Hae Soo tersenyum. "So-ya. Aku tidak akan takut. "jawab Hae Soo.
"Aku percaya padamu"Hae Soo membuka topeng Wang So. Sebuah bekas luka kecil berada disana. Hae Soo tersenyum kecil dan mulai membersihkan wajah pangeran keempat.
"Kenapa kau tidak takut?" tanya Wang So.
"Karena bagiku bekas luka adalah bukti perjuangan Wangjanim."jawab Hae Soo.
"Bukti perjuangan? Kau gadis yang aneh"kata Wang So.
"Bukan bekas luka adalah bukti kita masih hidup dan selamat. Bukti bahwa kita kuat menghadapi segala sesuatunya"kata Hae Soo yang kembali memasangkan topeng pada Wang So.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll sing for you
Fiksi PenggemarBagaimana jika Go Ha Jin bukanlah seorang make up artist melainkan seorang penyanyi yang baru saja debut? Bagaimana jika pengetahuannya tentang tanaman herbal adalah pengetahuan turun temurun dari keluarganya.