Ketujuh - Kehidupan Mu'allaf ku

127 13 0
                                    

Tak berapa lama aba pun datang, setelah mengucapkan salam. Ia pun langsung masuk ke kamar untuk menaruh sajadahnya, kemudian segera keruang makan menemui kami, dan kami pun makan bersama. Selesai makan, aba menuju wastafel dan mencuci tangan nya. Kemudian ia pamit pada kami yang masih berada dimeja makan, untuk membaca kitabnya dikamar sebentar karena nanti sore akan ada pengajian kitab yang memang setiap minggu sore di adakan di majelisnya. Kami pun meng iya kan, dan beliau segera memasuki kamarnya.

"Aba memang begitu Syah jika ingin menelaah kitabnya, biasanya tidak mau di ganggu. Ya sudah kita bereskan dulu yuk piring2nya.." ujar Umi sembari mengajak ku membereskan.

"Biar Aisyah saja mi yang mencuci piring nya" Seraya membawa piring2 kotor itu ke dapur.

"Ya sudah, terimakasih Aisyah"
Ucap umi dengan senyum manisnya.

Selagi aku mencuci piring, Umi pergi meninggalkan ku lalu berjalan menuju majelis yang letak nya ada disamping rumah. Dari ruang tengah ada pintu yang langsung terhubung ke majelis. Umi pun membuka pintunya dan melihat sudah ada beberapa murid2 nya Aba Rahman sedang mempersiapkan untuk pengajian kitab nanti sore. Sebagian ada yang menyapu lantai, ada yang merapikan kitab, ada yang menyiapkan tempat duduk aba, dan ada yang merapikan sekitar.
"Subhanallah.. Ta'dzim2 sekali kalian, semoga Allah memberkahi kalian semua.. " Umi seraya mendo'akan mereka. Lalu kembali masuk ke rumah.

-----------------------

Sore pun tiba.
Selepas selepas shalat ashar, aku pun pamit pada umi untuk segera berangkat ke majelis. Aku sudah mempersiapkan kitab2 yang akan dipelajari. Kulihat, aba Rahman sedang berjalan dari masjid menuju majelis. Aku perhatikan, sungguh ayahku ini memang benar2 sholeh, terlihat dari wajahnya yang bercahaya dengan gaya berjalan nya yang tegap dan bersahaja, selalu menoleh senyum kepada masyarakat sekitar, terutama yang menyapa nya.

"Sudah sana jalan nanti terlambat, tuh aba mu sudah di depan" ujar umi terhadap ku.

Aku pun mencium tangan umi, lalu pergi meninggalkan nya menuju majelis.
Aba tak pulang dulu, langsung saja ia masuk ke majelis dan memulai pengajian.

Jam 5 tepat pengajian selesai.
Alhamduliah aku telah dapat banyak ilmu lagi. Terima kasih aba...

-----------------

Setelah sampai kerumahnya, aku pun pamit pulang, karena tidak enak jika aku masih tinggal disana, sedangkan aku bukan siapa2. Nanti malah timbul fitnah.
Setelah mendengar alasan ku pamit, aba menahan ku.

"Siapa bilang bakal timbul fitnah? Kamu kan jatohnya anak angkat. Bukan orang lain. Jadi, ya tidak apa2 tinggal disini." Jawab aba tegas.

"Jadi aku tinggal disini tidak apa2 ya ba? Tidak akan timbul fitnah?"

"Ya tentu tidak anakku Aisyah.. Tinggal lah disini, temani umi mu. Mau kan?" tanya aba Rahman.

"Oh begitu ya ba, hehehe. Iya ba, Isyah mau. Terimaka kasih ya aba.. Umi.." Jawabku gembira.

Umi pun tersenyum seraya mengusap2 kepalaku yang tertutupi jilbab berwarna biru.

"Yasudah, bagaimana hafalan mu Aisyah? Juz'amma sudah hafal?" Tanya aba lagi.

"Alhamdulillah sudah hafal, ba"

"Coba baca surat An-Naba hingga An-Nas. Mari keruang tamu" Pinta aba.
Aku pun menuruti nya.

Dan sesampainya diruang tamu, aku kemudian membaca surat2 Juz'amma itu dengan lancar.

"Alhamdulillah Isyah.. Kamu benar2 sudah hafal, dengan tajwid dan makhraj yang benar" Aba tersenyum lebar memuji ku.

"Alhamdulillah.. Segala puji hanyalah milik Allah yang telah memudahkan bagiku untuk menghafal. Dan karena aba dan umi juga yang senantiasa mengajariku sampai aku bisa" Jawabku penuh senyum.

"Subhanallah.. Anak umi pinter banget" Umi Khadijah memuji ku. Aku pun tersenyum memandang umi.

"Terimakasih ya umi.."
Jawab ku padanya.















------------------------------------
Siapa aja nih yang udah baca sampe sini?
Jangan lupa vote nya yaa.. 😁

And maaf ceritanya blm masuk soal percintaan, masih dikehidupan mu'allaf nya si Aisyah (Giorgiana) dirumah nya Aba. Hehe.
Tapi besok udah ada adegan nya si Fa'iz qo.. Cwo ganteng asli Indonesia yang suka sama Aisyah itu..
Ditunggu yaa.. 😊

Cinta Suci Seorang Mu'allaf JermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang