Warning : Typo bertebaran
Sesekali bibir Maya mengecimus. Membuat raut wajahnya tambah lucu, pipinya seketika memerah seperti tomat. Derai tawa langsung terdengar semarak memenuhi ruang makan keluarga itu. Entah kenapa jika ada acara kumpul keluarga, selalu Maya yang jadi bahan olok - olokkan.
"Terus aja ledekin adeknya." Kata Maya sambil terus mengaduk - ngaduk sup kacang merahnya.
"Maaf dek, emang cuma kamu yang enak buat di ledekin. Mumpung kamu masih disini, bersama kami. Kalau nanti kamu udah nikah, kamu akan tinggal sama suamimu. Dan kakak nggak bisa ledekin kamu lagi," Jawab Ardian sambil mengelus puncak kepala Maya membuat Maya kembali memberengut.
"Ngomong - ngomong Guntur kok akhir - akhir ini jarang main kesini ? Kalian ada masalah ?" Tanya bunda tiba - tiba.
"Nggak kok bun, kami baik - baik aja. Kantornya lagi mau ikut tender apa gitu bun, makanya sering lembur sekarang." Ucap Maya sambil memasukkan sesendok sup ke mulutnya.
"Oh bagus lah kalau begitu," sahut bunda sambil menuang air minum.
"Gimana persiapan pernikahan kalian, Yan ?" Tanya Ayah.
"Lancar yah, besok udah mau pesan undangan." Ayah manggut - manggut mendengar jawaban Ardian.
"Kalau gedungnya sudah beres ?" Lanjut ayah.
"Udah yah, persiapannya udah hampir 80%."
"Kak, repot nggak sih ngurusin pernikahan itu ?" Tanya Maya ingin tahu.
"Repot banget dek, tapi seru. Ntar kamu juga bakalan ngerasain kok," Ucap Adisti menjawab pertanyaan Maya. "Trus kapan rencana Guntur buat melamar kamu ? Buat halalin kamu ?" Lanjut Adisti yang di sambut dengan kegugupan Maya.
"Belum tahu mbak, belum ada rencana." Jawab Maya gamang.
"Kok belum tahu dek, emang selama ini kalian nggak membicarakan masalah ini ?" Maya menggeleng lemah. Adisti kemudian terdiam, tidak melanjutkan pertanyaannya kepada Maya. Sekilas dia mengamati muka calon ayah mertuanya, dan Adis tidak menemukan apa - apa kecuali wajah datar calon ayah mertuanya yang tanpa ekspresi.
Wajar memang kalau setiap orang tua mengkawatirkan keadaan anak perempuaannya. Apalagi hubungan Maya dan Guntur tergolong sudah lama, lebih lama dari hubungan Ardian dan Adisti. Maya dan Guntur mulai pacaran sejak mereka masih kuliah, hingga berlanjut sampai sekarang. Kalau pekerjaan sudah ada dan usia sudah mencukupi, apalagi yang ditunggu ? Apa tidak lebih baik dihalalkan saja, bukan begitu ?
Maya menatap ponsel yang ada di atas nakas, sudah sejak dari sejam yang lalu dia mencoba menghubungi Guntur, tapi ponselny masih mati, nggak aktif. Maya menghela nafas panjang, mencoba menyingkirkan pikiran buruk yang berkecamuk mengganggunya.
Ting, sebuah pesan masuk. Membuat Maya tersenyum manis dan segera membaca pesan itu, senyum manisnya hilang seketika setelah tahu balasan dari Guntur, "Tadi habis rapat May, dan nanti lembur lagi."
Lembur, selalu itu alasan Guntur belakangan ini. Maya mencoba percaya dengan kata - kata Guntur dan menghalau pikiran buruknya. Guntur memang lagi di promosikan untuk menempati jabatan manager di perusahaan tempatnya bekerja, posisi yang dia idam - idamkan semenjak bekerja di perusahaan tersebut. Makanya Guntur harus bekerja ekstra keras dan mengorbankan banyak waktu untuk menunjukkan pada perusahaan tempatnya bekerja, bahwa dia mampu untuk menempati posisi tersebut.
Setelah beberapa saat, telpon Maya di jawab juga.
"Nanti pulang jam berapa ?" Tanya Maya dengan suara manjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU PAK TENTARA ( HERO )
AcakKetika tinggal selangkah lagi mereka menuju bahagia, sebuah insiden menghancurkan kebahagiaan mereka. Bukan karena orang ketiga, tapi Yudha yang tak menginginkanya. Tak ada seorangpun yang akan bisa menebak kejadian yang akan datang. Sekaran...