Olivia berjalan menuruni tangga, seringkali ia berjumpa beberapa Omega maupun Warrior. Olivia adalah orang yang ramah, jadi wajar setiap berselisih jalan dengan salah satu Omega maupun Warrior selalu di sapanya.
"Hei, kemana semua orang? kenapa sepi sekali? atau aku yang kecepetan bangun." Tanya Olivia pada dirinya sendiri. Olvia membalikkan badannya lalu menuju dapur, dan terlihatlah beberapa Omega yang sedang memasak sarapan.
"Pagi semua." Sapa Olivia girang. "Pagi juga, Nona." Jawab mereka serempak dan kembali melanjutkan kegiatan masak mereka.
"Apakah kalian ada yang melihat Zion?" tanya Olivia.
"Saya rasa Tuan Zion masih tidur." Jawab salah satu Omega, Olivia hanya mengangguk lalu meninggalkan dapur.
Olivia mendengus kesal, kepana jam segini orang-orang belum pada bangun? tidak mungkin kan mereka tengah malam bertarung melawan rouge atau vampire. Impossible menurut Olivia. Biasanya dialah yang paling lama bangun, kenapa malah sekrang jadi kebalikannya. Huh, entah lah.
Olivia berjalan menuju lantai 3, tempat dimana kamarnya, Oskar, Zion dan Devon berada. Olivia sudah berdiri tepat didepan pintu kamar Devon.
Tok..tok..tok..
Tidak ada sautan dari dalam, dan Olivia yakin pasti Devon masin tidur. Tampa menunggu perintah Olivia membuka pintu kamar Devon.
"Kakaa...k, wajar aku ngetok tidak di jawab, orangnya saja tidak ada dikamar." Olivia pegi meninggalkan kamar Devon.
Olivia beralih kekamar kemabarannya, dan ternyata Oskar masih tidur ganteng dengan posisi yang tidak ada gantengnya sama sekali, bantal berserakan di mana-mana, selimut yang sudah jatuh ke lantai. Dan empu yang punya kasur sudah berada di sudut kasur, di sentuh sedikit Olivia yakin pasti akan jatuh kebawah. Tapi Olivia tidak mau ambil resiko melihat kemabarannya itu ngamuk seperti orang kesetanan.
"Dasar kembaran bodoh. Muka aja yang ganteng tapi pas udah tidur, hilang semua ke tampanannya." Olivia keluar dari kamar Oskar, tidak lupa Olivia kambali menutup pintu kamar Oskar.
Dan di sinilah Olivia berada, dikamar bernuansa biru dengan perpaduan putih. Olivia berjalan menghampiri Zion yang sedang tidur pulas. Seulas senyum terlihat di bibir tipis Olivia.
Cup..
Olivia mengecup sekilas bibir Zion, Viola berteriak girang didalam pikiran Olivia. Lalu selintas ide muncul di kepala Olivia. Dengan cepat Olivia berlari kekamarnya lalu mengambil alat make up yang ia punya.
Olivia kembali kekamar Zion dan memulai aksi gilanya, dan yang pasti akan membuat Zion mengamuk seperti orang kerasukan setan.
~~~
"OLIVIA, apa yang kau lakukan pada wajah ku?" tanya Zion, langsung mengampiri Olivia yang sedang duduk di meja makan bersama keluarga mereka.
Olivia dan yang liainnya menolehkan kepalanya, dan mereka langsung tertawa melihat muka Zion.
"Ya ampun Zion, kamu cantik sekali. hahaha..." tawa Devon tersengar nyaring, disusul dengan gelak tawa Jaden dan Aiden. Sedangkan Olivia asik dengan makanannya.
"Sayang, apa yang kau lakukan dengan wajah Zion?" tanya Alyssa pada Putrinya. Olivia menganggkat bahunya acuh.
"Coba deh kamu siram pakai air, pasti hilang." Tambah Daniela. Karena Zion adalah anak yang patuh, jadi ia menurut saja apa yang di perintahkan oleh Mommynya. Zion mengambil gelas milik Olvia dan langsung menyiram wajahnya.
"Hei, kenapa kau mangambil air ku,kenapa kau tidak mengambil air Oskar atau Bang Devon?" tanya Olivia sangit. Zion mengusap wajahnya, bukannya bersih dari make up malah tambah hancur. Gelak tawa memenuhi penjuru ruang makan, begitu juga dengan para omega yang sedang berdiri tidak jauh dari meja makan.
Zion menatap Olivia sanit. Olivia menjulurkan lidahnya mengejek Zion.
"Oliv, kau apakan muka Zion samapi secantik itu?" tanya Devon.
"Hem, aku hanya mengoleskan sedikit Make Up di wajahnya." Dan mereka tertawa bersama.
"Sudah, kalian jangan bertengkar lagi, Zion sebaiknya kamu membersihkan muka mu, dan segera bergabug bersama kami. Dan kau Oliv bantu Zion membersihkan wajahnya dari Make Up." Ucap Jaden tegas. Olivia mendengus kesal, lalu berdiri dan menarik tangan Zion untuk pergi kelantai 3 tempat kamar mereka berada.
"Wajah mu yang bermakeup kenpa aku yang harus membersihkannya?" kesal Oliv.
"Hei, ini kan ulah mu, jadi wajar jika kau yang harus membersihkan wajah ku dari make up sialan ini."
"Enak saja kau, bukannya kau sendiri yang bilang ingin di make up in, biar cantik."
"Kau pasti bercanda!" kesal Zion. Mana mungkin dia minta di pakaikan make up da membuat dia terlihat seperti banci kaleng yang menjijikkan. Sedangka Olivia tertawa puas dalam hatinya.
Olivia mengajak Zion kekamarnya untuk membersihkah Make Up yang Olivia pakaikan di wajah Zion. Sesampainya di kamar Olivia, Zion langsung duduk di atas kasur Olivia sambil memanyunkan bibirnya.
Olivia tertawa melihat muka Zion yang begitu lucu, lalu ia mengambil kapas dan Minyak Zaitun untuk mengapus Make Up di wajah Zion.
Olivia duduk menghadap Zion dan mulai membersihkan wajah Zion. Zion menatap Olivia yang sedang serius dengan pekerjaannya.
"Ternyata Via kalo lagi serius cantik juga ya." Ucap Zion pada Lionel.
"Yang bilang dia jelek siapa? Dasar kau saja yang selalu berkata jika Oliv itu jelek." Jawab Lionel. Zion mengangguk-anggukkan kepalanya. Olivia bingung kenapa Zion mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kau tidak gila kan?" tanya Olivia.
"Ya tidak lah, aku sedang berbicara apa Lionel." Jawan Zion.
"Bilang padanya jika Viola menitip salam rindu untuk dia." Zion megangguk, sedangkan Lionel sudah meloncat-loncat girang dalam pikiran Zion, hal yang sama pun terjadi pada Viola, hanya saja bedannya, Viola senang sambil menahan malu.
"Apakah kau tidak ingin berkata jika kau juga merindukan aku?" Olivia mentap Zion yang memasang muka polos.
"Kau terlalu berharap jika aku mengatakan aku rindu pada mu! Lagi pun, untuk apa aku berkata jika aku merindukan mu sedangkan kau saat ini ada di depan muka ku." Zion tersenyum mendangar jawaban Olivia. Sedangkan Olivia kembali fokus membersihkan wajah Zion.
"Wajah mu sudah bersih, ayo kita kebawah." Ucap Olivia dingin.
Zion mengerutkan alisnya, ada apa dengan Olivia? Kenapa dia jadi sangat dingin pada Zion? Setau Zion, pagi ini ia belum ada menjahili Olivia, tapi malah Olivia lah yang menjahilinya duluan.
Zion menyusul Olivia yang sudah berjalan duluan keluar kamar. Zion mengamati Olivia dari belakang, apa Zion ada salah bicara pada Olivia? Tapi tadi Zion merasa tidak melakukan kesalahan pada Olivia. Lalu, kenapa Olivia malah mendiaminnya.
Zion berusaha memikirkan dimana letak kesalahannya. Tapi nihil, ia tidak menemukannya, percuma saja ia berpikir sampai kepalanya botak pun tidak akan menemukan jawaban kenapa Olivia menjadi seperti itu.
Bukannya duduk di meja makan Olivia justru langsung pergi ke taman belakang. Karea khawatir Zion memilih mengikuti Olivia. Olivia duduk di bangku taman sambil menutup mukanya dengan tangan.
Zion duduk disamping Olivia dan mengamati wajah Olivia yang tertutup oleh tangannya.
"Kamu kenapa?' tanya Zion. Olivia enggan menjawab pertanyaan Zion, ia hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Via, mau ke kota?" tanya Zion, Olivia mengalihkan padangannya jadi mentap Zion,seulas senyum terbit di bibir Olivia.
"Mau. Tapi...."
TBC
Maaf baru bisa update, baru selesai UKK dan O2SN(Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) soalnya.
Kalo ada Typo atau EYD yang ngk bener maaf ya..
Jangan lupa Vote dan commentnya.
~Vii
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy SoulMATE
WerewolfCoba pikirkan, bagaimana jika kalian berdua adalah sepasang Mate. Tapi kalian tidak mengakui bahwa kalian berdua adalah Mate. Dan, kalian justru mengklim orang lain menjadi Mate kalian, yang jelas-jelas orang itu bukan Mate kalian. Begitulah Olivia...