Taruhan

160 4 0
                                    

Rovi's pov

Sesampainya aku kesekolah, aku buru-buru mengambil tempat duduk dibelakang, persis disebelah Rasha.

Entah kenapa dari semalam aku begitu tak sabar menunggu hari esok, aku gak tau kenapa aku bisa seperti itu merasa bersalah pada Rasha. Padahal bisa saja aku juga mendiamkannya. Namun hatiku berlainan sama otakku

"Ya tuhan... perasaan apa ini"

Namun, ternyata yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan, ternyata yang ada persis disebelahku bukanlah Rasha, melainkan Kinara.

"Kin, lo ngapain duduk disana"
Tanyaku langsung pada Kinara, yang saat itu sedang asik menulis dibukunya.

"Ini Rasha yang minta" kata Kinara "jadi mau gak mau gue harus duduk disini" jelas Kinara

Seketika aku langsung terduduk lemas dikursiku. "Sebegitunya marahkah kamu sama aku Rash??" Ujarku pelan

Tapi Rovi gak mengetahui, bahwa dikejauhan Rasha melihat itu semua, namun tetap saja hatinya gak terketuk.

"Ngapain gue mikirin orang kayak gitu" Batin Rasha

Gue gak boleh nyerah, gue harus coba minta maaf, karena Rovi adalah cowok yang gentleman. Mungkin karena itu saja gue berambisi banget buat minta maaf sama dia, gak ada maksud lain. Tekad Rovi dalam hati.

Saat ini, jam pelajaran pertama tidak ada guru, sehingga Rovi mulai menjalankan rencananya untuk minta maaf pada Rasha.

"Rash, aku minta maaf ya. Aku gak tau kalau kamu punya penyakit jantung. Makanya aku nakutin kamu" kata Rovi dengan tulusnya pada Rasha

"Maaf, lo siapa ya?"

Deg

Sekalipun Rovi tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh seorang perempuan. Kenapa baru kali ini ada seorang perempuan yang berani seperti Rasha.

"Masa kamu gak tau Rash. Aku tau kamu cuma bohong, gak mungkin kan, kejadian semalam membuat kami amnesia?"
Jawabku.

----

Merasa perkataannya gak dijawab, Rovi pun berkata lagi "Lagian aku cuma perlu maaf kamu Rash, aku gak mau kita diam-diaman kayak gini" kata Rovi

"Apasih pentingnya maaf buat orang kayak kamu Rov?? Lo sama geng lo kan sama aja, sama-sama pecundang," kata Rasha

"Asal kamu tau, aku gak sama dengan teman-temanku, banyak hal yang berbeda dari kita semua." Jelas Rovi. Lalu sesudah ia mengatakan hal itu, ia pun pergi.

"Apa dia marah ya?" Kata Rasha pada temannya

"Kayaknya sih Iya Rash dia marah, soalnya dia udah minta maaf sama kamu, tapi kamu malah maki-maki dia. Padahal gapernah dia minta maaf kalau punya salah sama orang. Dan juga asal kamu tau Rash, cowok itu paling anti kalau udah ngejelek-jelekkan teman-temannya" Jelas Anggi

"Ah biar aja aku gak peduli" Kata Rasha. Namun, hal itu gak sejalan sama hatinya, sedangkan hatinya berkata
"Kalau dia marah sama aku gimana"
"Aku gak nyangka dia bisa Sebegitunya marah padaku"
"Rovi maafin aku ya"

***

Setibanya dikantin, Rovi sangat frustasi, ya dia frustasi. Karena banyak hal, terutama soal perasaannya. Kenapa ia bisa sakalut ini saat ia dimaki habis-habisan sama seorang cewek.

"Hai bro galau aja pagi-pagi" kata Damar tiba-tiba mengusik lamunan Rovi

"Apaan sih lo, gak bisa gak ngejutin orang apa?" Kata Rovi. "Oh iya, lo bolos?"

"Ya iyalah, lagian malas gue sama pak botak, pelajarannya selalu gitu ngelihat ke masa lalu. Emang dia gak bisa moveon apa" gerutu Damar.

"Dan juga sebentar lagi iqbal, Anton, Adit, Reno, mau otw kesini" lanjut Damar dengan mata yang berbinar-binar

"Wew jarang-jarang kita barengan bolos kayak gini" kata Rovi dengan senang.

Memang, saat suasana hati sedang kacau seperti ini, memanglah sahabat satu-satunya tempat untuk menghapus sedihnya walaupun untuk sesaat.

"Rov, tadi gue ngeliat lo kayak minta maaf gitu sama anak baru itu" kata Iqbal tiba-tiba

Rupanya saat itu juga iqbal dan teman-temanku yang lain datang, termasuk Reno, Anton, dan Adit

"Ya gue ngerasa bersalah aja sama dia" Kata Rovi terlihat biasa.

"Bersalah kayak mana? Lo suka sama dia? Katanya lo gak suka sama cewek seumuran Rov?" Tanya Anton yang terlihat seperti interogasi.

"Gue emang gak suka sama cewek kayak gitu" kata Rovi tegas. "Tapi gue cowok. Sebagai cowok, gue harus gentleman dengan cara minta maaf atas kesalahan yang gue lakuin"

"Gentleman Rov? Sejak kapan? Bukannya lo orang yang gak peduli sama maaf??" Balas Anton.

"Gue yang dulu udah beda sama yang sekarang. Gue udah coba untuk jadi orang yang baik" lanjut Rovi. "Dan juga, gue gak suka sama cewek kayak gitu. Terlalu polos, dan kekanak-kanakan."

"Kalau lo gak suka sama dia, gue bakalan berusaha buat dapetin cinta dia Rov. Berarti gue gak nikung lo" balas Anton.

Karena merasa ada sesuatu yang mendidih dihatinya. Rovi langsung saja menarik kerah baju Anton "gue gak sudi Rasha lo permainin kayak lo mainin Gea" kata Rovi dengan tajamnya.

"Tadi lo bilang lo gak punya rasa apa-apa sama Rasha, tapi kenapa sekarang lo malah marah pas gue bilang kalau gue suka sama dia? Apa lo cemburu?"

"Bangsatt lo tai. Mau lo apa? Gue emang gak suka sama dia" Balas Rovi sambil meninju wajah Anton.

Karena merasa suasana tengah panas. Teman-teman Rovi langsung menengahi "oke, kalau gitu kalian taruhan aja, gimana?" Kata Reno.

"Gue oke-oke aja" balas Anton dengan tenang sambil mengusap luka dibibirnya.

Karena Rovi orang yang mudah dipancing amarahnya, ia pun langsung saja menyetujui tawaran teman-temannya. Toh Rasha bukan berarti apa-apa baginya.

"Oke gue setuju. Siapa yang bisa dapetin hati Rasha, bakalan dapat mobil sport keluaran terbaru" lanjut Rovi.

"Oke gue gak takut" balas Anton.

"Ya udah berarti sekarang udah deal kan? Dan kira semua saksinya" tambah Iqbal.

"Liat aja lo Rov, gue bakalan dapetin Rasha" batin Anton.

***

Ada segudang cerita tentang aku yang mungkin belum kamu ketahui.
-Muhammad Rovi

○○○●○○○
Aulia Salma Putri
Solok, 30 Mei 2017
Jangan lupa vote dan coment ya


LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang