Bagian 10

1.7K 81 8
                                    

"Law Kana Bainanal Habib"
----------------------------------------

Bagiku cinta pada mahkluk itu tidak mudah, tidak seperti cinta yang sampai sekarang kutambatkan pada-Nya. Jadi, maafkan aku jika sampai saat ini sering meragukan niat baik mu. Mungkin, akan ada saatnya, nanti, Allah memberikan petunjuk untukku untuk menerima niat baik mu.


~Selly~

Jakarta, 2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 2015

"Selly!" Teriak Fauzan. Dia mendekat ke arah gadis itu. Selly yang tengah duduk di tepian selasar kelas yang hampir sepi itu menoleh. tangannya menggenggam beberapa buku.

"Kenapa?"

Fauzan menampakkan satu buket bunga edelweis, Selly mengernyitkan kening kemudian tersenyum cerah. "Untuk aku?"

Fauzan menggeleng, membuat Selly sukses cemberut dan memalingkan wajah.

"Kalau bunga ini untuk kamu, kamu mau nerima?"

Senyum kemudian terlukis, lesung pipi di wajah Selly tak membuat Fauzan teralih. Yang berapa kian detik menunduk sambil beristigfar. Ya, Fauzan yang menunduk. Bukan Selly.

Sebenarnya, hari ini Fauzan akan berterus terang tentang perasaannya kepada Selly. Namun gagal, saat barisan anak ekskul rohis memanggil kedua guru PPL itu setelah mengucap salam.

"Wa'alaikumsalam, ada apa?" Tanya Fauzan dengan senyum tipis.

"Rohis SMA 1 di undang manggung dikajian masjid istiqlal minggu ini, Pak. Kata Pak Hamdan Bu Selly jago sholawatnya, kami minta Bu Selly ikut ke acara kajian itu Pak. Kebetulan vocal rohis kami lagi izin keluar kota, Pak." Jelas Leon. Ya, Leon itu ketua osis yang juga aktif di ekskul rohis.

"Kenapa Pak Hamdan bisa tahu suara kamu bagus?" Tanya Fauzan menelisik.

Selly menggeleng pelan, dia juga tidak tahu.

"Ibu bisa kan, Bu?" Tanya satu orang siswa berpeci putih di sebelah Leon.

"InsyaAllah ibu bisa."

"Alhamdulillah, makasih ya Bu. Jam 9 acaranya dimulai, Bu." Ujar Leon.

Selly mengangguk dan tersenyum. Keempat anak itu pun pergi setelah mengucap salam.

"Cie terkenal!"

"Apasih kamu Zan!"

"Cie pak Hamdan kenal kamu, cieeeeeee...."

"Lagian aku gak kenal pak Hamdan, kamu nyebelin ih!"

"Masa?"

"Bodo!"

"Astagfirullah Selly, kamu kok jawabnya gitu?"

"Lagian kamu nyebelin sih!"

Aku Dan Sebuah Do'a (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang