DUA

1.5K 127 11
                                    

Raya  POV

Aku dan teman-temanku –Melly, Cindy, Megan, Reva- menuju kantin sekolah. Karena tadi aku terus mengeluh ingin cepat-cepat ke kantin karena kelaparan. Maklum lah, datang telat, mana sempat yang namanya sarapan.

"Buruan dong jalannya, lama banget kek penganten" ucapku yang menarik tangan mereka semua.

"Sabar dong Ray, loe kelaperan yaa?" tanya Cindy sambil mengibas-ngibaskan kipasnya yang selalu dibawanya. Bukan kipas angin loh ya!

"Iyaa gue laper banget bego. Gue kan telat, mana mungkin gue sempetin sarapan dirumah" ucapku yang terus menarik-narik tangan mereka biar cepat sampai ke kantin.

"Siapa juga yang nyuruh loe dateng telat, Ray!" Reva menoleh ke arahku dengan ucapannya yang ketus.

Aku menyengir "Gak ada sih"

"Emang ngapain aja loe sampe-sampe bisa dateng telat, ha?" ucap Melly dengan pertanyaan yang mengintimidasi.

"Ya gue semalem ada balapan dikit lah, jadi agak malem gue pulangnya" ucapku santai.

"Loe masih aja yaa nakal. Balapan sampe tengah malem gitu" protes Reva.

"Ini yang terakhir deh gue telat balik balapan" aku memasang cengiran dan 2 jariku yang membentuk tanda peace.

Sampai dikantin, aku melihat rombongan anak cowok berempat yang duduk disalah satu kursi kantin. Sepertinya mereka sedang tertawa-tawa. Entah apa yang ditertawakannya. Akupun tidak tau.

Dan aku melihat salah seorang diantara mereka yang wajahnya terlihat sangat manis. Eh ralat, tapi manis parah, njirr!  Tapi dia terlihat pendiam diantara semua temannya. Ah cowok pendiam memang selalu indentik cool.

"Ray!"

Reva menyadarkanku dari lamunan.

"Loe ngapa bengong gitu? Katanya tadi laper"

Aku mengerjapkan mata dan masih fokus pada cowok itu "Eh, engga kok"

Reva pun mengikuti arah mataku tertuju. "Ohh, pantesan bengong. Lagi liatin cowok-cowok ganteng!"

"Eh mana mana cowok ganteng??" antusias Cindy dan mengedarkan pandangannya ke sekitar kantin.

Melly menoyor kepala Cindy pelan. "Yee loe mah duluan kalo denger cowok ganteng" Dan Cindy hanya menyengir kuda.

"Apaan sih Rev. Tapi emang ganteng sih, apalagi yang manis itu" ucapku pelan. Tapi tetap terdengar oleh Reva.

"Disitu ada temen gue kok. Mau gue kenalin?"

Gue menoleh ke Reva "Hah serius loe Rev?" tanyaku yang bersemangat.

"Iya serius" angguk Reva.

"Oke, tapi kita makan dulu yaah. Daritadi perut gue udah ngodein nihh minta diisi makanan"

"Kenalin ke kita jugaaaa" ikut Melly Cindy dan Megan.

"Iya. Yaudah yukk"
.
.
.
Akhirnya kita memesan makanan, -Cuma Cindy dan Reva- sih yang memesan, aku sama Melly dan Megan menunggu duduk di meja yang tak jauh dari meja anak-anak cowok tadi.

"Gue bisa puas-puasin ngeliat tuh cowok manis. Hahaha" ucapku didalam hati. Kok seneng banget ya gue? Bodo amat.

Disaat aku sedang fokus melihat cowok itu, -yang katanya teman Reva-, tuh cowok sama-sama melihat ke arahku juga. Mampus. Aku jadi salting alias salah tingkah, dan langsung mengalihkan pandanganku ke arah lainnya. Disaat aku mencoba menoleh ke arahnya lagi, beruntungnya dia sudah kembali fokus mengobrol dengan temannya.

"Beneran ya Rev, loe mau kenalin temen cowok loe itu ke kita?" tagihku ke Reva yang baru datang dan mengambil posisi duduk disebelahku.

"Iya tenang aja, nanti gue kenalin semua"

"Bahagia banget yang mau dikenalin sama cowok ganteng" ledek Megan yang melihatku senyum-senyum sendiri.

Aku meminum es jerukku "Apaan sih" jawabku salting.

"Rev Rev, yang satu itu manis banget sih" bisikku lagi pada Reva.

"Yang mana Ray? Mondy?" Reva balik bertanya kepadaku tapi tetap fokus menyuap makanan ke mulutnya.

"Siapa tadi namanya? Mondy??"

"He'em"

"Oh Mondy yaa namanya. Keren juga namanya. Sekeren orangnya" ucapku sedikit menoleh pada cowok itu dan langsung kembali memakan makananku.

"Iya, di antara mereka semua kan, cuma Mondy yang paling manis. Kalo yang lainnya sih yaa ga manis-manis banget kayak Mondy" tambah Reva dengan terkekeh.

"Kalo yang ganteng itu siapa Rev?"

"Yang putih itu tuh ganteng juga"

"Yang item manis itu lucu bangettt sihh mukanya"

Itulah pertanyaan-pertanyaan dari temanku ketika melihat teman-teman cowok Reva. Ternyata mereka juga ada idamannya masing-masing. Hahaha.

"Nanti aja pas gue kenalin ke loe semua yaa. Loe puas-puasin tuh nanya ke mereka. Ganggu makan gue ajaa" kesal Reva.

"Iya-iya deh, sorry Rev" ucapku dan teman-temanku kompak.

Reva hanya mengangguk.

Belum sempat kami mendekat ke meja anak cowo tadi, bel masuk pun berbunyi. Dan merekapun langsung kembali ke kelas mereka. Alhasil kita gagal, dan ikutan kembali ke kelas.

Aku memanyunkan bibirku "Yahhh, gak jadi dehh nemuin cowok manis"

Reva menepuk pundakku "Nanti pas pulang sekolah yaa kita temui mereka"

"Oke, oke!!" aku terlalu semangat sepertinya.

Teman-temanku yang lain hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuanku.
.

.

.

Kami berlima adalah sekumpulan manusia yang terbentuk semenjak duduk dibangku SMP. Kami sudah saling mengenal pada waktu kelas 2. Walaupun rumah kami berjauhan, tapi kami selalu punya waktu untuk bersama-sama. Kadang kami terlihat seperti 5 kakak beradik yang mempunyai ciri khasnya masing-masing. Padahal sebenarnya kami kakak beradik ketemu besar alias kakak beradik yang beda Mama dan Papa. Itulah kata yang pernah diucapkan oleh Reva.

"Itu kakak-kakak kamu yaa?" Tanya salah seorang Ibu kepada Megan ketika kami berada di parkiran salah satu mall.

Waktu itu Megan yang sedang menunggu kami yang hendak memarkirkan motor.

Tapi belum sempat Megan menjawab pertanyaan dari Ibu itu, beliau langsung berjalan pergi meninggalkan Megan seraya berkata "Enak yaa kakak beradik cewek semua dan akur-akur pula"

Megan yang langsung linglung, hanya menganggukkan kepalanya pelan dengan pikiran dan raut muka yang heran dan bingung.

"Emang gue mirip banget yaa mukanya sama muka-muka mereka yang standard gitu?? Cantikan gue kemana-mana kaliii" Ucap Megan meninggi dan tertawa sambil menoleh ke arah teman-temannya.

Kami yang saat itu mendengar cerita dari Megan langsung tertawa terbahak-bahak. Memang keliatan banget sih dari badan Megan yang lebih kecil di antara kami semua. Jadi, gak menyalahkan juga kalo ibu itu menganggap Megan adik paling kecil dari kami. Haha.

Ohya, kami membentuk perkumpulan kami dengan nama Girls Squad. Namanya biasa aja ya? Gakpapa deh biasa, kalo gak biasa nanti kami jadi tenar. Jadi enak kan wkwkwk. Abaikan!

Sampai sekarang kami pun berteman baik, dan selalu bersama-sama dimanapun kami berada. Begitupun dengan orangtua kami masing-masing yang sudah saling mengenal.

.

.

.

.

.

Yeayy ternyata chapter kedua ini selesai!!

Tapi masih pendek karna lagi buntu ide😭😭😭

Vote dan koments nya jangan lupa yaa!!!😘😘😘😘

#SalamRKA188FC

Love the Same (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang