EMPAT

1.2K 118 15
                                    

Raya POV

"GAIISS KITA NONGKRONG DULU YUKK KE KAFE BIASA KITA" aku berteriak pada teman-teman disebelahku.

Karna kami sedang berkonvoi dengan motor dijalan, jadi aku berteriak jika ingin berbicara kepada mereka.

Cindy yang berada disebelahku, meminta persetujuan dengan Melly yang motornya berada dibelakang kami "GIMANA MELL?" Tanyanya dengan kode dagunya.

"OKE" teriak Melly sambil mengangguk semangat. Megan dan Reva hanya mengikut saja.

Akhirnya kami melajukan motor kami ke arah kafe biasa tempat kami nongkrong, yaitu History Cafe. Yang letaknya berada di dekat taman kota di Jakarta. Ternyata bukan manusia aja yang punya history, tapi cafe juga. Hhihi.

Kami mengambil posisi meja yang berada dipojokan, saat ini keadaan kafe masih sepi. Paling hanya ada 3-4 orang yang datang. Jadi kami tidak terlalu malu ketika kami datang dengan suara yang sangat riuhnya. Maklum, teman-temanku selalu berisik dimana pun berada. Berempat gini pun kami serasa sekelas. Hahaha.

"Maaf mba, ada yang bisa saya bantu? Mau pesan apa, silahkan" tanya pelayan kafe yang datang menyambut kami dengan sopan.

Pelayan itu memberikan beberapa lembar kertas kepada kami yang berisi menu-menu makanan dan minuman di kafe ini.

Dengan semangat Melly langsung menariknya dan memilih. "Gue pesen sandwich dan Cappucino ajah deh!" ucapnya kepada pelayan. Dan pelayan segera mencatatnya.

"Loe laper banget Mell?" Tanyaku yang melihat Melly bersemangat memilih menu. Dan Melly hanya mengangguk dengan cengirannya.

"Loe-loe pesen deh buruan" tambahnya sambil jarinya menunjuk-nunjuk kami.

"Gue gado-gado sama jus avocado" ucap Reva.

"Emm kalo gue apaan yahh?" Megan bingung. "Eh samain aja deh kayak Melly, sandwich dan minumnya coklat dingin ya mba" tambahnya.

Aku menoleh pada Cindy "Loe mau pesen apa Cind?" tanyaku sambil mencari-cari menu.

"Gue ngikut aja apa yang loe pesen Ray. Gue lagi males milih-milih makanan. Tapi kentang goreng wajib yaa" ucap Cindy sambil terkekeh.

"Gue mau pesen sate ayam sama jus jeruk, loe serius mau sama kek gue?" tanyaku lagi pada Cindy.

"Iya gapapa, samain ajaa" jawab Cindy mengangguk.

"Yaudah itu aja mbak pesanan kita tadi, udah dicatet semua kan?" tanyaku pada pelayan kafe.

Pelayan itu kembali mengecek dengan menyebutkan kembali menu-menu yang kami pesan tadi. Akhirnya semua benar, pelayan itu pun pergi dari hadapan kami.

Sembari menunggu pesanan datang, aku kembali menanyakan ke Reva tentang seorang temannya Mondy yang manis itu. Ahh, membayangkannya saja aku sudah dibuat tergila-gila olehnya.

"Kenapa loe Ray, senyum-senyum sendiri?" tanya Reva yang menyadari dengan sikapku.

"Eh, siapa yang senyum-senyum Rev?" aku pura-pura bertanya.

"Lagi mikirin Mondy yaa?" Reva menaik-turunkan alisnya.

"Sok tau loe!"

"Alah padahal emang iya. Ketauan banget deh lu Ray muka loe lagi nyengir-nyengir gak jelas" tambah Megan.

"Ada tulisannya tuh dijidat loe Mondy.. Mondy.. Mondy" ucap Cindy terkekeh sambil menunjuk keningku.

Aku langsung kaget dan meraba keningku "Hah masa sih?" lah kok percaya aja gue ya. Bego kan.

Love the Same (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang