Kring... Kring...
Bel berbunyi menandakan berakhirnya seluruh kegiatan sekolah hari ini, Jio melangkahkan kakinya keluar kelas dengan semangat, saat sampai di pagar sekolah tiba-tiba hujan deras turun begitu saja tanpa menampakan tanda-tandanya, ia berlari ke pos penjaga berada tidak jauh dari pagar, baju dan tasnya sudah sedikit basah karena tetesan air. Ia mencari payung di dalam tasnya tapi nihil ternyata ia tidak membawa payung hari ini.
Jio terlonjak kaget saat merasakan tepukan di pundaknya, ia menoleh ke samping dan menemukan anak perempuan dengan keadaan sama sepertinya, baju dan rambut panjang dikepangnya basah kuyup karena air hujan.
“Em, apa aku boleh pinjam ponselmu? Aku ingin menelpon orang tuaku untuk memintanya menjemputku,” pinta anak perempuan itu.
“Maaf, bukannya aku tidak mau membantumu tapi aku tidak diizinkan ibuku untuk membawa ponsel ke sekolah.”
“Baiklah, terima kasih,” ucapnya lalu duduk di kursi di dalam pos penjaga, wajahnya lesu.
“Aku akan pinjamkan ke penjaga sekolah.”
“Aku sudah mencobanya tapi dia bilang dia tidak membawa ponselnya. Tidak apa-apa aku akan menunggu saja di sini.” Jio duduk di kursi yang ada di samping anak perempuan itu.
“Kamu tidak pulang?” tanya anak perempuan itu, Jio yang tadinya melamun bingung dan menunjuk dirinya mengisyaratkan apakah anak perempuan itu bertanya padanya.
“Ya, siapa lagi kalau bukan dirimu, hanya kita berdua yang berteduh di sini.”
“Ohh, tidak, aku kebetulan tidak membawa payung, sama sepertimu aku akan menunggu hujan reda."
Hening tiba-tiba menyelimuti pos penjaga ini, Jio mengeluarkan buku dari dalam tasnya dan membacanya, anak perempuan di sampingnya hanya memerhatikan Jio yang sedang membaca.
“Kau tidak dijemput orang tuamu?”
“Ibuku sibuk di kafe.”
“Ayahmu?” Jio terdiam sejenak memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan anak perempuan di sampingnya.
“Bagaimana ya aku menjelaskannya,” bisik Jio bingung. “Ayahku sedang berada di luar kota, lagipula aku biasa pulang sendiri.” lanjutnya, ia terpaksa berbohong pada akhirnya, anak perempuan itu hanya ber-oh ria, ia percaya dengan apa yang dikatakan Jio barusan.
“Oh ya, aku Olivia, aku baru saja pindah ke sekolah ini Minggu lalu, kau hobi membaca ya?”
“Aku Jio, salam kenal. Ya, hobi membacaku diturunkan dari ibuku.”
Lagi-lagi hening menyelimuti pos penjaga, Jio melirik keluar pos penjaga, ia melihat bahwa hujan sudah reda, setelah berpamitan dengan Olivia ia berjalan pulang ke rumahnya. Karena terlalu asyik memerhatikan jalan Jio sampai tidak sadar ada mobil di depannya, ia hampir saja tertabrak beruntung pengendara mobil itu langsung sadar dan mengerem mobilnya segera. Jio hanya bisa membungkukan badannya untuk meminta maaf, laki-laki pengendara mobil berkacamata hitam menyuruh Jio untuk berhati-hati saat berjalan dari dalam mobil, Jio lalu berjalan ke pinggir dan memerhatikan mobil yang masuk ke dalam area sekolah itu, ternyata mobil orang tua Olivia, Jio melihat moment antara Olivia dan orang tua yang membuatnya iri. Tidak ingin rasa irinya semakin besar, Jio kembali melanjutkan jalannya menuju ke rumah.
*
*
*
*
*Setelah makan malam Jio dan Byurin berkumpul di ruang tengah menonton televisi. Byurin menyadari Jio yang gusar, ia yakin pasti ada diinginkan oleh Jio tapi ia tidak berani mengatakannya.
“Ada yang kau inginkan?” tanya Byurin membuat Jio berhenti gusar dan menatap ibunya kikuk, detik selanjutnya ia mengangguk ragu, Byurin tersenyum melihatnya, dugaannya benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SEVENTEEN FANFICTION] The Day We Felt the Distance - Complete
Fiksi PenggemarWhere did you go? Did you go far away because you didn't like me anymore? ©octorinav_ / 2017