Kalau kamu memang di takdirkan untuk aku, you will stay here with me and never leave me.
-Vandhika Gamma Ardiyansyah
------------------------------------
"Bersihin dongg" jawab Dhika dengan manja. Naswa sedikit ragu. Dengan terpaksa ia membersihkan sisa belepotan di sudut bibir Dhika.
Tatapan mereka bertemu. Cukup lama hingga akhirnya...
"Ekhem.. bunda, ayah sama Vino di kacangin yaa" bunda Diah menggoda mereka berdua. Akhirnya pun mereka melemparkan tatapan dan semburat malu muncul di wajah Naswa dan Dhika.
"Bunda, ayah, Dhika. Udah jam 8 nih. Gimana kalau kita pulang?" Naswa akan berpamitan pada mereka bertiga.
"Oh ya hati-hati, Naswa, yang makan tadi bunda traktir." Jawab bunda Diah.
"Duhh Bun, Naswa ga enak nih. Jadi ngerepotin" Naswa merasa sangat sangat sangat merepotkan keluarga Dhika hari ini.
"Iya nih Bun. Kan kakak sama Vino tujuannya makan. Bayar sendiri-sendiri saja ya Bun." Vino juga ikutan tidak mengalah.
"Udah, anggep aja kita ini keluarga. Udah malem, kalian mending pulang." jawab Ayah Ardian.
"Oh, terimakasih bunda, ayah, Dhika. Maaf loh kalo ngerepotin. Kalo gitu kita berdua pulang dulu ya" pamit Naswa lalu mencium tangan Bunda dan Ayah Dhika.
"Iya, Vino sama kakak permisi dulu ya, makasih bunda, ayah, kak Dhika."
"Assalamualaikum" Naswa dan Vino memberikan salam untuk mereka.
"Waalaikumsalam" jawab ayah Ardian, bunda Diah dan Dhika yang masih berada disana.
"Dhik, kamu baru kenal kemaren kok kaya udah kenal bertahun-tahun?" tanya bunda nya.
"Hehe iya Bun, soalnya kan tadi pagi Dhika ngasih coklat juga ke Naswa." Jawab Dhika cengengesan.
"Perasaan ayah ga pernah lihat kamu Deket sama satu cewek pun. Malah ayah kira kamu itu gay" jawab ayahnya ceplas-ceplos.
"Ayah apa-apaan sih"
"Jangan-jangan kamu suka ya Dhik sana Naswa? Kalau itu mah gausah di tanya bunda PASTI bakalan setuju. Naswa itu sopan, baik, cantik" jawab bunda nya yang mengkhayal tidak-tidak.
"Bunda apaan sih. Dhika belum tau perasaan dhika yang sebenarnya. Bunda belum tau pas pertama kali kenal Naswa. Mulut nya pedes banget, kaya makan cabai 5 kilo." Jawab Dhika tetapi sambil senyum-senyum mengingat hari itu bersama Naswa.
"Kaya bunda kamu berarti" gumam ayah Ardian tetapi masih bisa terdengar oleh bunda Diah dan Dhika.
"AYAH BILANG APA??!! SIAP-SIAP AJA TIDUR AMA NYAMUK" jawab bunda nya yang mulai geram.
"Udah lah Bun, ayah, cuma bercanda doang" Dhika menyela karena kalau tidak pasti akan tambah panjang sepanjang jalan kenangan:v
"Lagian tadi Dhika nganterin Naswa ke rumah nya" sambung Dhika.
"Oh ya? Rumah nya daerah mana?" tanya Bunda nya antusias.
"Di daerah jalan R.A Kartini Bun."
"Ohh, kamu ga ada rencana buat pacaran gituh?" tanya bunda nya karena ayahnya sibuk dengan ponsel nya.
"Kan Dhika udah bilang, belum tau perasaan Dhika" jawab Dhika sambil memutar bola matanya jengah.
"Kapan-kapan bunda anterin kesana. Bunda mau kenalan sama CALON BESAN" jawab bunda nya dengan menekan kata 'calon besan'

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Self
Teen FictionBRAKKKKK......... "AWW!!!" tepat di perempatan ia menabrak gadis yang sedang menyebrang disana. Semua pengendara menolong sang gadis dan juga Dhika. Banyak yg memberikan nasehat kepadanya. 'nolong sih nolong, tp ngapain pake acara marah-marah kali...