Senin, 4 Januari 2016
"Sayang, jangan lupa nanti sore ada reuni SMA kita."
"Iya sayang, aku nggak lupa kok. Nanti jam setengah empat aku ke rumah kamu ya. Desain undangan pernikahan kita jadinya yang mana?"
"Yang ketiga aja, lebih elegan."
"Oh iya, nanti jadi beli kue dulu? Apa nggak kelamaan?"
"Iya sekalian aja. Aku udah pesen dari kemarin kok, nanti tinggal ambil aja."
"Sip deh sayang, aku lagi dijalan nih mau ke kantor lagi dari habis meeting."
"Hati-hati nyetirnya sayang. Jangan ngebut. Semangat sayang muah muah."
"Hahaha.. Oke cinta ku. Bye.. see you.."
"oke bye.."
Klik
Era menghela nafas nya melepas bluetooth yang menempel di telinga. Dia tersenyum teringat calon istrinya. Akhir-akhir ini mereka begitu sibuk menyiapkan pernikahan. Walau masih enam bulan lagi, tidak ada salahnya kalau dipersiapkan dari sekarang. Sudah delapan tahun mereka berpacaran dan ada begitu banyak cerita suka duka yang mereka jalani bersama.
Era adalah seorang arsitek muda. Walau masih baru tapi dia sangat tekun dan disiplin dalam bidangnya. Sang kekasih juga selalu mendukung dirinya. Dari dulu sampai sekarang dia tidak pernah berubah. Selalu membuatnya bahagia. Era semakin yakin bahwa dialah yang cocok menjadi istrinya.
Tin tin
Era menekan klakson mobilnya dan tak lama seorang satpam keluar dan membukakan gerbang rumah. Moncong mobil itu bergerak mulus memasuki halaman rumah yang luas dan indah. Rumah berlantai dua itu tidak terlalu besar. Hanya saja mempunyai beranda yang cukup luas sehingga pemiliknya bisa menikmati halaman taman dan senja di ujung hari.
"Pak Taryo, mobilnya nggak usah dimasukkan ke garasi ya. Nanti sore mau saya pakai."
"Perlu saya supirkan tuan?"
"Nggak usah. Saya bawa sendiri aja nanti." jawab Era lalu berlalu.
Era berlari kecil menaiki tangga rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya. Pria itu merubuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia menghela nafasnya. Ah, rasanya hari ini sangat melelahkan. Salah satu klien sukses membuatnya jengkel. Bagaimana bisa dia merubah rancangan desain setelah pembangunan dimulai? Terlebih lagi klien nya hanya berkomunikasi melalui telfon saja.
"Maaf kakak saya cukup pemalu. Dia tidak suka bertemu dengan orang asing." ujar adiknya yang kerap dia temui saat rapat.
Tentu saja hal itu membuat Era jengkel. Pemalu? Tapi, kenapa dia bisa protes dan bicara seenaknya saat di telfon tadi? Apakah ini hanya akal-akalan nya saja? Atau dia memang tidak waras?
"Sedari dulu kakak saya memang ingin memiliki rumah idaman disini. Dia sudah banyak bertemu dengan arsitek. Tapi, itu tadi mereka tidak sehati dengan kakak saya. Maafkan kakak saya kalau terkadang dia membuat anda kesal. Itu karena dia mempunyai masa lalu yang sedikit kelam." jelas adik laki-laki nya tadi pagi.
Era mendengus kesal. Masa lalu yang sedikit kelam? Bullshit! Memangnya ini cerita novel yang menyedihkan? Dalam pekerjaannya dia tidak suka melibatkan hati. Bukan berarti dia tidak punya hati. Hanya saja dia harus profesional dan tidak pandang bulu. Tapi, dia agak merasa kasihan dengan klien nya itu. Tidak ada salahnya dia bersabar dan membantunya.
"Kenapa selalu saja ada kendala seperti ini?" gumamnya menatap langit kamarnya.
Dering ponsel mengagetkannya. Era beranjak dari posisinya dan segera menerima panggilan suara itu.
"Halo"
"Oi! Era! Apa kabar lo? Cie yang mau nikah. Hahaha"
Era tertawa. Dia sangat mengenali suara gokil itu. Desta Sutriono.
"Baik baik lah. Yoi bro! Lo kapan nyusul?"
Desta mendecih. "Ahh, belum ketemu yang pas bro! Eh bro, ntar elo dateng reuni kan? Bareng sama dia kan? Ceilaahhh..."
"Hahaha.. Yaiyalah bro! Makanya, elo jangan kelamaan ngejomblo nya bro."
"Cariin dong yang cantik, tinggi, putih, mulus"
"Banyak mah yang kayak gitu. Yang mau sama elo itu yang langka."
"Eh, kampret lo! Eh, betewe dulu cewek yang pindah sekolah itu sapa sih namanya? Dia dateng juga nggak yah?"
"Emang ada angkatan kita yang pindah sekolah?" tanya Era heran.
"Eh, kayaknya dia adek kelas kita deh. Masa elo lupa? Waahh.. Tega amat lo. Hahaha"
Era mengerutkan dahinya. Setahunya tidak ada anak yang pindah sekolah dulu. Kalaupun ada pasti di awal-awal tahun dan dia tidak terlalu memperhatikan itu.
"Ah, nggak tau gue. Eh, udah dulu ya. Gue mau siap-siap sekalian jemput calon gue."
"Wahh.. siap bos! Nggak usah diperjelas kali. Lo bikin gue iri aja!"
Era terbahak.
Mereka saling meledek kemudian memutuskan pembicaraan. Pukul tiga lebih sepuluh menit. Era bergegas menyiapkan bajunya dan membersihkan tubuhnya. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan sang kekasih dan juga kawan-kawan lamanya. Sudah hampir sepuluh tahun mereka tidak berkumpul bersama. Kalaupun ada acara reuni paling hanya beberapa orang yang datang. Acara reuni tahun ini berbeda. Karena tahun ini adalah reuni tiga angkatan sekaligus.
Acara reuni yang selalu dia nanti...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Crush
Teen Fiction-2008- Ku dengar cinta pertama tak kan bertahan lama. Tapi, tidak untukku. -2011- Walau dia telah pergi. Ini tetap cinta, aku tidak bisa melepaskannya. -2017- Dia akan jadi milikku. Seribu permohonan mu takkan menggoyahkan ku. Karena berjuta kali ka...