4 September 2008
Hari ini MOS sudah usai. Ahh,, lega sekali rasanya. Aku bisa memakai seragam putih abu-abu. Akhirnyaa.. Aku berjalan sepanjang koridor sekolah dengan hati gembira sambil membawa payung kuning. Hari ini, aku harus mengembalikannya dan mengubah kehidupan SMA ku. Tapi, bagaimana kalau teman-teman ku menganggapku aneh? Apa yang harus aku lakukan? Jujur saja, semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan apa yang harus aku katakan ke teman sebangku ku nanti.
Begitu pun dengan pemilik payung kuning ini. Uh, perut ku mendadak mulas. Sedari kecil, aku sering berpindah sekolah karena bisnis orang tua ku. Maka dari itu, aku tidak punya banyak teman. Tidak ada satupun malah. Bisa dibilang, introvert? Tapi, saat ini orang tua ku memutuskan untuk tinggal di satu kota. Kalaupun akan pindah lagi aku tidak mau ikut. Huh!
Setelah kejadian pagi lalu, aku tidak melihat kakak kelas itu lagi. Padahal aku sudah mencarinya di sekolah ini. Apa mungkin karena kacamata ku yang berembun jadi nggak jelas ngelihat wajah kakak itu? Aku mengerutuk sebal. Angin pagi yang dingin menerpa. Aku merapatkan jaket ku dan berlari menuju kelas.
Kelas pagi ini mulai ramai. Kulihat beberapa teman sekelas asyik mengobrol. Mungkin dari mereka ada yang satu SMP atau satu SD. Hah, kalau saja aku nggak pindah. Mungkin aku sudah memiliki banyak teman
"Hei, kamu orang baru ya disini?" tiba-tiba seorang murid perempuan menanyaiku.
"Iya, aku bukan dari kota sini." jawabku pelan. Kenapa suaraku pelan banget?
"Oh iya, kenalin namaku Fitri. Namamu siapa?"
"Dita"
Fitri tersenyum menjabat tangan ku. Senyum yang cerah seperti matahari. Sejenak aku terpesona dengan senyuman nya. Aku yakin semua orang akan menyukai Fitri.
"Aku boleh duduk sini ya?"
Aku menganggukkan kepala.
"Wah, asyik banget nih kita satu bangku." ujar nya lalu tertawa.
Ah, bahkan tawa nya sangat enak didengar. Aku mulai mengamati teman sebangku ku ini. Wajahnya agak lonjong cenderung berdahi lebar namun itu tertutup dengan poni nya. Fitri memiliki dua mata yang besar, alisnya tipis namun bentuknya sempurna, bibir Fitri lebar dan cenderung tipis dibagian atas. Saat dia tersenyum akan menampakkan seluruh giginya yang rapi, putih dan bersih. Rambut Fitri sangat lurus, hitam dan berkilauan. Kulitnya agak kuning langsat.
Jika dibandingkan dengan aku maka Fitri jauh lebih cantik dan elegan. Dia juga sangat supel dan pintar berbicara. Ah, ingin rasanya aku seperti dirinya.
Fitri.
Pemilik senyuman seperti matahari.
Gadis pencuri hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Crush
Ficção Adolescente-2008- Ku dengar cinta pertama tak kan bertahan lama. Tapi, tidak untukku. -2011- Walau dia telah pergi. Ini tetap cinta, aku tidak bisa melepaskannya. -2017- Dia akan jadi milikku. Seribu permohonan mu takkan menggoyahkan ku. Karena berjuta kali ka...