Bagian 13

123K 9.6K 660
                                    

Happy Reading 😺😺 yess tinggal 7 part lagi nih 😍 makasih banyak ya yg udah repot2 komentar panjang di part kemarin ❤❤ sumpah aku seneng banget tau.

Hehe moga makin suka dengan cerita Agam-Sifa 💋 enjoy! 👩

Not Edit. Kalo ad yg janggal kasitau saya segera😂😂😂

******

"Woahh!"

Sifa masuk ke dalam ruangan Agam dengan mata berbinar-binar. Ia sedikit berlari menuju kaca-kaca besar yang menampilkan pemandangan padatnya kota Jakarta di siang hari.

"Wahh kayak ruangan Mr. Grey. Hehe, bagus banget."

Gadis itu memegang kaca dan menempelkan wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu memegang kaca dan menempelkan wajahnya. Ia bahkan tak peduli kalau misalnya kaca itu kotor ataupun berdebu. Yang jelas, Sifa senang sekali bisa melihat pemandangan yang begitu indah ini.

Terlebih lagi, awan-awan putih yang cantik di langit itu berbentuk sedemikian rupa membuat senyum Sifa bertambah lebar. Dia memang sangat suka awan.

Kantong bungkusan kue yang dipegang oleh Sifa di ambil oleh Agam dan ditaruhnya ke atas meja kerja.

Lalu, pria itu memeluk gadisnya dari belakang dan menaruh dagu di atas kepala Sifa.

"Ish sakit tau. Dagu kamu tajem," kata Sifa sambil bergerak supaya kepala Agam tidak lagi bertumpu di kepalanya.

Tapi tetap saja Agam bersikeras untuk melakukan itu. Jadi Sifa pasrah saja.

"Kamu menonton film itu?" tanya Agam tiba-tiba.

"Huh film apa?"

"Film yang kata kamu tadi. Grey."

"Oh." Sifa manggut-manggut. "Udah lama sih, tapi sekuel keduanya belum nonton. Kok kamu tau?"

"Aku diundang saat premiere film itu dua tahun lalu. Tapi aku tidak terlalu suka pemeran wanitanya," jawab Agam.

Sifa melepaskan diri dan berbalik. Ia berkacak pinggang sambil menatap Agam geram.

"Kamu nonton begituan? Gak nyangka aku," kata Sifa tak percaya.

"Aku lebih tidak menyangka kamu yang nonton itu," balas Agam dengan raut menyelidik.

"A.. Aku kan ikut-ikutan aja. Lagian, Grey nya ganteng banget."

Hidung Sifa mekar-mekar tanda dia gugup. Ia pun pura-pura menutupinya dengan mengambil bungkusan Pablo dan berjalan ke arah sofa depan televisi LED. Agam mengikutinya dari belakang.

Sifa membuka kotak kue itu dan menghirup aromanya. Bau khas keju dan Matcha pun mengumbar ke udara hingga ruangan Agam penuh dengan aroma lezat.

"Ganteng dia atau aku?" tanya Agam tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke depan Sifa hingga gadis itu memundurkan wajahnya spontan.

Agam Xander Zarkasyi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang