Bagian 4

117K 10.3K 759
                                    

Xander-Sifa muncul lagi. Yang suka Xander dipanggil Agam aja siapa hayo? 🙋

****

Sifa meremas ujung kemejanya gugup. Wajah Xander tadi menyeramkan. Untung saja dia tidak jawab kalau Abdan itu gebetan alias calon pacar. Bisa-bisa Xander mengamuk dipagi hari yang cerah ini.

Bagaimana caranya agar Xander tak mendekatinya lagi? Sifa berpikir keras, kira-kira apa yang dibenci oleh seorang pria terhadap wanita?

Sifa menoleh ke samping, tepatnya ke arah Xander yang sedang menyetir. Ia sangat macho. Ada rambut halus di sekitar rahangnya, rambut klimis karena pomade, setelan rapi khas pria mapan. Sebenarnya, Xander itu tipe Sifa banget. Tapi ya, pertemuan mereka kurang masuk akal.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Xander dengan mata masih serius ke depan.

"Kamu ganteng," jawab Sifa jujur. Xander spontan tersenyum. Inilah salah satu kelebihan Sifa, dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya.

"Apa itu pujian? Atau kamu cuma ingin mencairkan suasana?"

Sifa mencebik, "Terserah kamu mau berspekulasi apa. Tapi aku beneran jujur kok. Kamu tuh ganteng, tajir, mapan. Pasti banyak deh yang suka sama kamu," kata gadis berpakaian blazer hitam itu.

"Terus kenapa?"

"Ya maksud aku, kamu cari gih wanita lain, jangan aku. Aku gak pantes banget dengan kamu. Jalan di sampingmu aja aku minder," kata Sifa lempar kode. Dia bicara seperti itu supaya Xander jangan mendekatinya lagi.

Xander tersenyum miring, ia mengacak-acak rambut Sifa yang semula tersisir rapi itu jadi sedikit berantakan.

"Untuk apa aku cari wanita lain? Kan ada kamu," jawab Xander blak-blakan. Wajah Sifa bukannya tersipu, ia malah bertambah kesal. Gadis itu pun duduk agak miring ke arah Xander.

"Kamu maunya apa sih? Kita kan baru ketemu tapi sikap kamu udah kayak suamiku aja. Kalo aku memang dijadiin bahan taruhan ya bilang. Nanti aku bantu biar kamu menang," ujar Sifa menggebu-gebu.

Xander yang mendengar itu pun marah. Ia menepikan mobilnya spontan sehingga banyak sekali motor dan mobil yang mengklaksonnya. Tapi Xander tak peduli, ia hanya menatap Sifa dengan tatapan tajam dan mulut menggeram marah.

"Kau bilang apa? Taruhan?!" kata Xander sedikit membentak.

"Y..ya mana aku tau. Kali aja emang bener kan kamu culik aku kemarin karena mau menang taruhan," balas Sifa pelan, meskipun ia takut dengan pria di depannya ini, setidaknya ia tak mau menunjukkannya dengan jelas.

"Apa dipikiranmu itu hanya ada hal negatif tentangku?" tanya Xander serius.

"Ya mau gimana lagi, kalau aku bilang kamu menculikku gara-gara cinta padaku kan lebih gak mungkin," jawab Sifa sembari melipat tangan di depan dada.

"Kalau aku memang menyukaimu?" tantang Xander. Sifa mendengus.

"GAK MUNGKIN, Mr. Xander yang terhormat. Ah salah, Tuan Agam."

Xander menggelengkan kepalanya. Baru kali ini ia bertemu dengan seorang wanita yang berani membalas ucapannya itu. Rasa ketertarikan terhadap gadis itu pun bertambah. Di lain pihak, Sifa justru berharap Xander membencinya.

"Aku senang kamu memanggilku Agam," lanjut Xander seraya membelokkan setir mobilnya dan kembali ke jalan raya.

"Huh, asal kamu tau ya. Aku udah ada pacar, dan pacarku itu namanya Abdan. Aku chattingan semalem sama dia dan entah tau kenapa nomornya ada di kamu. Aku rasa kamu yang gila sembarangan ambil nomor hp orang!" ucap Sifa marah-marah.

Agam Xander Zarkasyi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang