Dimulai dari email itu, hari-hari Rana semakin kelabu. Rana menjadi terus memikirkan betapa buruknya ia selama ini. Rana bahkan teringat saat ia meminta Baekhyun untuk menikahinya dulu.
Rana terlalu jenuh menjalani masa tunangan yang begitu lama. Sedangkan bersama dengan teman-temannya, hanya Rana yang belum menikah. Namun, apa yang ada dibalik semua ini? Baekhyun memang tidak pernah menginginkan Rana untuk menjadi istrinya.
Rana begitu terpuruk.
Tidakkah Baekhyun tau, bahwa Rana juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya? Kenapa Baekhyun tidak mengatakan saja bahwa dia tidak mencintai Rana dan tidak menginginkannya?
Itu akan lebih dihargai oleh Rana daripada Baekhyun yang hanya diam, menyetujuinya, melamarnya, kemudian menikahinya.
Rana merasa dirinya tidak berharga.
Setiap hari, setiap Baekhyun telah pergi bekerja. Hampir setiap hari Rana mengumpulkan kekuatannya untuk mulai menulis surat-surat yang ia tulis sendiri untuk Baekhyun.
Rana selalu menceritakan hal apapun setiap hari yang dilaluinya didalam surat.
Rana menyimpan semua surat-surat itu didalam lemari pakaiannya. Tidak pernah Rana berikan pada Baekhyun, karena ia berpikir jika saat ini belumlah waktunya Baekhyun untuk mengetahuinya. Meski, jauh didalam lubuk hatinya, Rana berharap jika suatu saat nanti Baekhyun akan benar-benar membacanya tanpa Rana beritahu.
Pagi itu, Rana sudah memutuskan untuk tidak lagi meminta apapun kepada Baekhyun. Sudah waktunya ia untuk memperbaiki diri.
Jika hari-hari yang lalu Rana memikirkan betapa buruknya dirinya. Saat ini sudah waktunya ia memikirkan betapa 'baik' dirinya kepada Baekhyun.
Rana memandangi kunci mobil yang Baekhyun berikan untuknya. Rana rasa, ia sudah tidak lagi pantas untuk tetap menggunakannya.
Rana telah membeli sebuah sepeda motor dari uang yang selama ini ia tabung dari sisa uang belanjaannya. Sepeda motor itu ia gunakan untuk mengantar-jemput Ha Yeon kesekolah. Jadi, Baekhyun tidak perlu melakukannya lagi karena mulai saat ini Rana yang akan menggantikan posisinya.
Telinganya menangkap suara pintu dari ruang ganti Baekhyun dan Rana menoleh untuk tersenyum kepadanya. "Baekhyun..." Rana menghampirinya dan memberikan Baekhyun kunci mobilnya.
"Ada apa, Rana?" Baekhyun belum mau mengambilnya dan dari tatapannya, Baekhyun menahan rasa penasarannya terhadap perubahan sikap Rana yang jauh berbeda setelah kepulangannya dari rumah sakit.
"Terima kasih untuk semuanya. Aku mau mengembalikan semua milikmu yang kau berikan padaku. Ambillah." Rana masih tetap tersenyum meski Baekhyun tidak suka melihat bagaimana hari ini istrinya bersikap.
"Tapi, semua itu milikmu. Kau tidak perlu mengembalikannya lagi."
Rana menggelengkan kepalanya kecil. Lalu ia menarik tangan Baekhyun dan memberikannya kunci mobil. "Sekarang tidak lagi."
"Mama...aku sudah siap." Adalah Ha Yeon yang berteriak.
"Baiklah, aku akan mengantarkan Ha Yeon ke sekolah dulu. Mulai sekarang aku yang akan mengantar-jemput Ha Yeon. Jadi, kau tidak perlu melakukannya lagi."
Setelahnya, Rana memutar tubuhnya dan sebelum dirinya sempat melangkah, Baekhyun lebih dulu menarik tangannya; menahan langkahnya untuk pergi.
Baekhyun menatap wajah istrinya dengan tatapan kesal. Entah kenapa, Rana membuat perasaan Baekhyun menjadi tidak enak karena semua ini begitu mendadak untuk bisa Baekhyun terima.
"Ada apa dengan dirimu, Rana?" tanya Baekhyun benar-benar menunjukan rasa ketidak-sukaannya.
Rana menyentuh tangan Baekhyun, melepaskan cengkraman ditangannya dengan pelan. "Aku sudah masak untuk sarapanmu. Jika kau mau, aku juga sudah menyiapkan bekal untuk makan siangmu. Aku pergi dulu, Ha Yeon akan terlambat jika aku tidak mengantarnya sekarang."
Baekhyun benar-benar merasa heran tentang Rana yang bersikap akhir-akhir ini. Baekhyun tidak lagi mendapati Rana yang selalu bergantung pada dirinya. Baekhyun tidak lagi mendapati Rana yang minta dibelikan tas ataupun baju lagi padanya. Bahkan, Baekhyun tidak lagi mendapati Rana yang selalu meminta dirinya untuk dipeluk saat tidur.
Membuat Baekhyun merasa kehilangan karena kebiasaan-kebiasaan Rana yang sempat membuat dirinya tidak nyaman.
Tapi, saat ini, Baekhyun tidak lagi bisa merasakannya.
Baekhyun merindukannya.
"Rana..." Baekhyun memanggilnya kembali ketika Rana akan mencapai gagang pintu.
Rana memutar balik tubuhnya menatap Baekhyun, "Ada apa, Baekhyun?" Hati Baekhyun mencelos ketika mendengar suara lembut itu dari Rana. Membuatnya merasa bersalah, kenapa selama ini ia tidak pernah menyadari jika suara istrinya begitu indah masuk kedalam pendengarannya.
"Kau melupakan sesuatu."
Rana sedikit memiringkan kepalanya; berpikir. "Melupakan sesuatu?"
Baekhyun berjalan cepat menghampirinya dan langsung menarik pinggang Rana untuk kemudian ia beri ciuman singkat dibibirnya. Sebuah ciuman tulus Baekhyun dengan kasih sayangnya terhadap Rana.
"Itu. Kau melupakannya."
To Be Continue~
makin kesini makin aneh ga sih ini story?-__- temanya serius ini pertama kali gaya tulisan aku beda banget kaya di EIYBB, REAM, sm ISILY.
dan, aku pengen ketawa sebentar. HAHAHAHAHA~ makasih loh kemarin pidatonya xD jadi ini hadiah karena pidatonya benar-benar ngebangkitin/? semangat aku buat nulis :v
satu lagi, ada yang ikut audisi SM Global dijakarta?>< duhhh...aku sih tidak merasa hebat, tapi aku lebih menyukai pengalaman indahnya, karena tahun 2016 juga aku pernah ikut, *cumagalolosT^T dan sekarang aku mau ikut lagi, karena gaakan pernah kapok untuk bisa masuk ke SM.
bodo mau jadi tukang gulung kabel kek, jadi tukang lap keringet bekyun kek, apadah yang bisa jadi bagian SM, aku mah setuju aja lol :v
see you next chapter*\o/*
and, see you on the venue of 2017 SM Global Audition in Jakarta~

KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
Short Story#3 Marriage Life > 11 Mei 2018 #17 Ficlet > 11 Mei 2018 "Ketika aku mengharapkan sebuah kebahagiaan, seharusnya aku menyadari bahwa "Inilah Kebahagiaanku."" - Byun Baekhyun Cast : Byun Baekhyun, Byun Rana, Byun Ha Yeon, Kim Taeyeon. Length : Ficlet...