Chapter 6

5.9K 704 41
                                    

Rana baru saja selesai membacakan buku dongeng tidur untuk putrinya. Rana menarik selimut hingga sebatas leher Ha Yeon dan kemudian ia berikan kecupan manis di keningnya sebelum keluar dari kamar.

Rana menguncir rambutnya dan akan pergi ke kamar mandi karena seperti kebiasaanya yang selalu mencuci muka dan sikat gigi sebelum tidur.

Meski seharusnya ia sudah melakukannya bersama Ha Yeon, tetapi semua itu tertunda karena Ha Yeon yang merajuk tidak ingin tidur karena terlalu asik menonton film kartunnya.

"Aku pulang."

Rana memutar badannya sebelum sempat ia membuka pintu kamar mandi. Senyumannya mengembang begitu ia melihat Baekhyun dipintu depan. "Baekhyun."

Rana berlari kecil menghampiri suaminya yang kerepotan membawa banyak paperbag. "Sini biar aku yang membawanya."

"Ini. Terima kasih." Baekhyun memberikan seluruh paperbag kepada Rana.

Tidak seperti malam-malam sebelumnya, yang terbiasa Baekhyun akan langsung melenggang pergi ke kamar setelah kepulangan dirinya.

Tapi kali ini, Baekhyun mengikuti langkah kaki Rana menuju meja dapur.

Malam ini, Baekhyun sedikit berbeda.

"Ha Yeon sudah tidur?" tanya Baekhyun sambil ia membuka dasi serta dua kancing kemejanya.

Rana mengangguk, mengiyakan. "Ya. Baru saja dia tidur."

Rana menaruh semua paperbag itu di atas meja. Mengintip salah satu paperbag yang berisi kotak merah muda dengan pita berwarna putih ditengah-tengahnya, membuat Rana bertanya-tanya.

Rana baru saja akan bertanya apa yang Baekhyun bawa hingga sebanyak ini namun secara tiba-tiba Baekhyun sudah lebih dulu menarik pinggangnya dan memberikannya kecupan sayang dan panjang di bibirnya.

"Selamat Ulang Tahun, Istriku." ucap Baekhyun dengan lembut tepat di depan bibir Rana.

Rana menatap kedua mata Baekhyun yang berada dalam jarak yang begitu dekat dengannya.

Sudah 8 tahun lamanya Baekhyun melupakan hari kelahiran dirinya. Dan, hanya 2 tahun pertama Baekhyun mengingatnya.

Rana tidak pernah mengatakan apapun pada Baekhyun karena ia merasa seperti anak kecil saja jika ia mengatakan 'hari ini aku ulang tahun' kepada Baekhyun. Tapi ini?

"B-Baekhyunaa..." Rana masih terbata-bata. Ia merasa begitu terkejut dan ada rasa tidak percaya ketika Baekhyun melakukan hal kecil itu.

Hal kecil yang mampu membuatnya begitu terharu. Hanya sebatas kecupan dan sebuah ucapan, Rana membutuhkan waktu 8 tahun untuk mendapatkannya.

Satu tetes air mata mengalir begitu saja di pipi Rana. Telapak tangan Baekhyun dengan sigap segera menghapusnya dengan pelan dan lembut. Seolah Rana begitu rapuh jika Baekhyun tidak memperlakukannya dengan penuh perasaan.

"Aku memang begitu buruk." Baekhyun menggigit kecil bibir bawahnya ketika secara mendadak kalimat selanjutnya terasa begitu berat untuk diucapkan olehnya. "Aku bahkan sampai tidak ingat kapan terakhir kali aku melakukan hal seperti ini kepadamu."

Mata Baekhyun sudah berkaca-kaca. Namun, Baekhyun tetap berusaha untuk menahannya meski tau jika pada akhirnya akan gagal. "Lihatlah betapa bodohnya aku yang tidak pernah menyadari semua ini."

Ketika Baekhyun mengelus rambut Rana dan menyampirkan anak rambut kebelakang telinga istrinya, Air mata Baekhyun jatuh dalam waktu yang bersamaan. "Jadi, selama ini apa yang telah aku lakukan kepada istriku ini?"

One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang