Chapter 2

5.7K 803 13
                                        

Pagi ini Rana bangun sedikit terlambat dari biasanya. Entah kenapa tapi ia merasa sedikit nyeri pada kedua pundaknya. Mungkin belum sempat olah raga, pikir Rana saat itu.

Oleh karenanya, Rana sedikit melakukan perenggangan tubuhnya sebelum ia menguncir rambut untuk merapihkan rumahnya yang ia tinggali bersama Baekhyun.

Saat Rana menolehkan kepalanya kesamping, Rana melihat Baekhyun masih ada disana dan masih berbalutkan selimut yang menutupinya hingga leher.

"Baekhyun?" Rana memanggilnya dalam kebingungan. Biasanya, Baekhyun sudah pergi bekerja ketika ia bangun terlambat. Tapi ini?

Rana membungkukan badannya dan menyentuh pundak Baekhyun untuk sedikit mengguncangkan tubuh Baekhyun guna membangunkannya, "Baekhyun, ini sudah siang. Kau tidak pergi bekerja?"

Hening.

Baekhyun tidak beraksi apapun bahkan ketika Rana berusaha untuk membangunkannya, membuat Rana mengerutkan dahinya bingung.

Rana menyadari situasi dengan cepat. Ia menyentuh dahi Baekhyun yang ternyata berkeringat karena tertutupi poni dan dugaannya benar saja. Suhu tubuh Baekhyun meningkat begitu signifikan.

"Ya Tuhan, Baekhyun" Rana menjadi panik sendiri ketika Baekhyun tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun. Lantas ia mengedarkan pandangannya dan berhenti ketika ia menatap ponsel milik Baekhyun yang ia biarkan diatas meja kecil disamping lampu tidurnya.



Rana sedang memandangi wajah Baekhyun yang tertidur pulas. Setengah mati ia menahan kekhawatirannya satu jam yang lalu ketika mengetahui Baekhyun yang harus segera dioperasi karena mengalami typhoid dan mengharuskan dirawat selama beberapa hari dirumah sakit karena sampai terjadi perforasi di ususnya.

Semua itu dikarenakan pola makan Baekhyun yang kurang teratur tanpa Rana sadari sejak empat bulan lalu. Baekhyun mengurangi porsi makan sarapannya dan memilih memakan makanan instan setelah pulang dari kantor dibanding makan masakan Rana.

Rana mengambil keputusan yang benar ketika ia langsung menghubungi rumah sakit terdekat. Membuatnya bersyukur setidaknya Baekhyun dapat ditangani dengan cepat.

Berulang kali Rana menghapus air matanya yang tiba-tiba mengalir dipipinya karena rasa takut. Sudah cukup ia kehilangan sanak keluarganya dirumah sakit dan ia tidak ingin Baekhyun ikut masuk didalamnya.

Rana menyentuh tangan Baekhyun dengan pelan dan mulai menyatukakan sela-sela jarinya dengan Baekhyun untuk digenggam erat olehnya.

"Maafkan aku jika kau harus melewati waktu yang begitu sulit saat bersamaku. Aku akan bersikap lebih baik mulai saat ini." Rana mengulur tangannya yang satu lagi untuk mengusap dahi Baekhyun dengan sayang.

Rana tidak beranjak kemanapun dari ruangan Baekhyun selama Baekhyun belum siuman. Ia jadi memesan makanan secara deliver karena ia tidak ingin meninggalkan Baekhyun sendirian.

Terlebih sedari tadi Rana dengan sabar menjawab beberapa panggilan dari kantor Baekhyun dan mengatakan beberapa hal jika hari ini Baekhyun tidak bisa hadir karena masalah kesehatan.

Dan Rana benar-benar berterima kasih kepada sekertaris Baekhyun yang mampu mewakili Baekhyun pada rapatnya hari ini. Karena, ia juga sudah mempersiapkan diri ketika sebelumnya Baekhyun sudah lebih dulu memberitahunya kemarin seperti sudah mempresiksi bahwa hal ini pasti akan terjadi.

Rana baru saja menutup panggilan terakhirnya dari sekertaris Baekhyun yang mengatakan jika laporan hasil rapatnya telah ia buat dan sudah dirapihkan diatas meja kerja Baekhyun.

Dan, begitu ia membalikkan badannya untuk kembali duduk ditempatnya, ia menyadari jika Baekhyun tengah menatapnya dalam diam.

"Baekhyun." Rana tersenyum menatap Baekhyun yang sudah siuman dan merasa bahagia dalam hati karena ia menjadi satu-satunya objek yang pertama kali dilihat sejak Baekhyun baru membuka matanya.

Rana mendekat dan membungkukkan badannya pada Baekhyun, "Senang rasanya kau sudah siuman." Mungkin karena rasa terlalu bahagia dan terharu yang mengusai dirinya terlalu kuat, sampai ia secara tidak sengaja menjatuhkan air matanya hingga mengenai baju rumah sakit yang Baekhyun kenakan.

"Siapa yang menghubungimu?"

Rana masih tersenyum dan tidak lagi terkejut ketika Baekhyun sama sekali tidak memperdulikan keadaannya saat ini. "Sekertarismu. Dia mengatakan jika berkas laporan hasil rapat sudah ada diatas meja kerjamu."

Baekhyun mengangguk dan menggumamkan terima kasih meski dengan nada suara yang begitu rendah.

"Cepatlah sembuh. Setelah ini aku akan memperhatikan makananmu."

Baekhyun nampaknya hanya diam saja tidak menanggapi dan malah berusaha menutup matanya kembali .





To Be Continue~

terkenyut aku membaca respon yang positif dari para aeris semuanya :") gomawo, yee...

semoga akan tetap seperti itu sampai story ini menemukan ending muehehehe :3

nantikan terus story ini ya,..

bacanya pelan-pelan aja, ingat setiap plot alurnya. karena, ini serius aku aja rada bingung sama tulisan aku sendiri hehe._.v

see you next chapter*\o/*

One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang