2. Sepasang Mata Indah

31.7K 1.7K 102
                                    

By : me & CarameliaMendes

***

"Papa apa-apaan sih? Arga udah gede jadi ngapain dimasukin ke pesantren!" Ucap Arga tak terima.

Arga merasa kesal karena desakan tiba-tiba Jullian yang berencana memasukkannya ke pesantren. Arga tak habis pikir dengan jalan pikiran sang ayah. Apa yang akan ia dapatkan di pesanten? Bagaimana nasib masa depannya nanti?

CRAZY!—memikirkannya saja sudah membuat Arga gila.

Banyak pikiran-pikian buruk yang berkeliaran di kepala Arga. Ia tidak bisa membayangkan nasibnya saat berada di pesantren.

"Kamu sudah besar? Papa malah berpikir sebaliknya. Kalau kamu sudah besar seharusnya kamu bisa membedakan mana yang baik dan buruk!" Kata Jullian pedas.

Jullian tidak menyangka bahwa putra semata wayang yang ia manjakan dengan berbagai fasilitas tidak bisa menjaga pergaulannya. Jullian merasa gagal menjadi seorang ayah.

Arga mengacak rambut rapi-nya menjadi berantakan. Arga merasa frustasi karena ayahnya masih kukuh untuk mengirimnya ke pesantren.

"Tapi Pa, pesantren itu kuno! Di pesantren nggak ada apa-apa. No club! No party! Arga bisa mati bosan disana." Rengek Arga seperti anak kecil.

Jullian terkekeh dalam hati ketika melihat putranya merengek. Ia jadi ingat saat Arga masih kecil yang akan merengek manja kepadanya, sama seperti saat ini.

"Cukup! Papa tetap akan menitipkanmu ke pesantren. Tidak ada bantahan! Titik!" Kata Jullian memutuskan.

Jullian kemudian pergi meninggalkan Arga yang masih berdiri mematung dengan bara api menyala-nyala di dada.

"Fuck!" Arga mengumpat kencang, dan ternyata terdengar sampai ke telinga Jullian.

"ARGA! JAGA UCAPANMU!"

***

Club.

"Muka lo kusut amat Ga," celetuk Bagas saat Arga menghempaskan tubuh jangkungnya di sofa.

"Gue mau masuk pesantren." Ucap Arga lesu.

"APA?! Gue nggak salah denger nih?" kata Reyhan terkejut.

"Ketahuan pakai ganja. Jadi lo - lo pada nggak usah bacot. Cukup bantuin gue cari cara buat gagalin rencana Bokap."

Arga menatap Bagas dan Reyhan, meminta pendapat yang mungkin bisa membebaskannya dari pesantren.

"Gue nggak tahu Ga, tapi gue nggak bisa bayangin gimana jadinya itu pesantren kalau lo disana." Bukannya memberi saran untuk membantu, Bagas malah mengejek Arga.

"Anjing lo." Desis Arga sembari melemparkan puntung rokok ke arah Bagas.

"ARGA!"

Teriakan dengan suara melengking membuat Arga yang sedang mencoba menyalakan puntung rokok yang terselip diantara bibirnya mendongak. Cowok bertubuh tinggi dengan rambut hitam berantakan itu melihat seorang gadis yang menatapnya tajam. Siapa? Gadis itu terlihat berantakan dengan kantung mata yang menghitam dan rambut panjang yang kusut.

Arga menaikkan alisnya bingung, apa dia kenal dengan perempuan itu?

"Arga ... aku nggak terima kamu putusin aku gitu aja!"

"Lo siapa? Kita pernah kenal?" Tanya Arga bingung.

"Kamu lupain aku? Kamu jahat Ga, aku benci sama kamu!" Ucap gadis berantakan itu kemudian berjalan menghentakkan kakinya kesal.

Fakboi Tobat?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang