3. Hormon

28.2K 1.7K 67
                                    

Ting tong!-Arga memencet bel. Menunggu beberapa saat tetapi tidak ada respon.

Ketika Arga mencoba memencet bel untuk yang ketiga kali, pintu rumah tiba-tiba terbuka.

Seorang gadis membuka pintu. Bulu mata lentik yang melingkari mata indah mengerjap polos saat menatap.

"Iya, bisa saya ...." Suara merdunya terhenti ketika mata cantik itu melihat Arga.

"Hai." Arga tersenyum seraya mengedipkan mata.

Arga menikmati saat Nessa diam seribu bahasa. Apa Nessa terpana? Memikirkan hal itu saja sudah membuat harga diri Arga membumbung tinggi. Ya ... Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Arga sebelum suara merdu itu lolos membalas sapaannya.

"Wa'alaikumsalam, Arga." Nessa menarik kedua kaki mundur seraya menangkup kedua tangan ke dada.

Senyum Arga tiba-tiba memudar. Walaupun nada suara milik Nessa terdengar manis ditelinga, tetapi Arga merasa tersindir. Sapaan santai-nya dibalas salam oleh gadis itu.

Arga tiba-tiba merasa salah tingkah. Ia mengusap tengkuknya tak nyaman. Kenapa Arga menjadi seperti ini? Berniat menggoda Nessa tapi yang terjadi adalah sebaliknya.

"Arga jauh-jauh kesini mau ketemu sama Papa ya?" Tanyanya lembut saat suasana berubah canggung.

Arga diam mengamati gerak tubuh Nessa yang selalu menghindar. Gadis itu berkali-kali mundur saat Arga tanpa sadar maju selangkah lebih dekat.

Arga tidak biasa berbicara dengan jarak sejauh ini.

"Lo takut sama gue ya?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Arga, serta merta membuat wajah Nessa yang sebagian tertutup cadar memerah. Gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam, tak berani membalas tatapan Arga. Tubuh gadis itu pun semakin merapat ke belakang pintu.

"Gue nggak gigit kok." Entah apa yang telah merasuki Arga. Jiwa iblisnya meronta. Tangan nya terangkat mencoba menyentuh tangan Nessa yang dipenuhi hena, tapi gerakan itu terhenti begitu suara melengking itu datang mendekat.

"Siapa yang datang, Nessa?" Suara seorang wanita paruh baya membuat kepala Nessa terangkat penuh. Arga sekilas melihat binar kelegaan di mata gadis itu.

Nessa berlari mendekati seorang wanita yang Arga tahu pasti bahwa itu adalah Ibu kandung Nessa. Sekarang Arga tahu darimana Nessa mendapat mata seindah itu.

"Oh, Nak Arga?" Rossa menyambut hangat kedatangan Arga, "Ayo, masuk. Kebetulan Tante lagi nyiapin makan malam. Nak Arga belum makan, 'kan?"

Arga tersenyum sopan, "Belum, Tante."

"Kalau gitu, masuk. Anggap rumah sendiri ya." Rossa tersenyum ramah, kedua tangan melambai agar Arga masuk dan mengikutinya di belakang.

Lagi-lagi, saat Arga berniat mencuri langkah mendekati Nessa, gadis itu kembali menghindar dengan memeluk lengan Rossa.

Dalam hati Arga tersenyum geli. Baru kali ini Arga bertemu dengan seorang gadis yang benar-benar takut dengannya.

Hormon testosteron Arga naik drastis. Nessa telah berhasil menarik perhatiannya. Tampaknya kali ini Arga telah mendapat hiburan baru. Nessa.

By me & @carameliamendes

By me & @carameliamendes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fakboi Tobat?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang