3

5.5K 426 53
                                    

"Bella suka yg mana?" Terdengar suara seseorang sedang bertanya pada adiknya. Kinal langsung mempercepat langkahnya.

"Kamu?" Ucap kinal setelah melihat siapa yg datang ke rumahnya.

"Hai!" Sapanya dengan senyum menghias wajah manisnya.

~~~~~~~

Kinal's POV

Aku membeku beberapa saat. Hanya ketakutan yg aku rasakan. Namun bukan hanya ketakutan saja, rasa perih beberapa jam yg lalu sempat hilang muncul tanpa disuruh.

"Bella, km masuk dulu ya?" Aku menunduk untuk mensejajarkan tinggiku dengan Bella.
"Gk mau kk, kk ve bawa boneka buat Bella, tapi bella belum pilih yg mana. Keburu kk kinal dateng aja." Ujar Bella cemberut. Sungguh menggemaskan melihat ekspresi cemberutnya.

"Ini dua-duanya buat bella kok, tadi kk ve cuma bcnda." Ve menyodorkan sebuah boneka stitch berwarna biru dan boneka beruang berwarna pink ke hadapan bella. Dengan ekspresi gembira, bella langsung mengambilnya.

"Bilang apa sma kk ve?" Ucapku yg masih betah mengelus rambut bella.
"Makasih kk ve, aku suka bngt sma bonekanya" ucap bella sambil memeluk dua boneka itu.

"Ya udh, skrg bella ke dlm ya? Kakak mau ngobrol sma kk ve dulu." Suruhku pada bella yg membalas dengan anggukan. Bella masuk ke dalam dengan berlari kecil.

Sekarang hanya tinggal aku dan dia. Kita saling berhadapan tanpa mengucapkan apapun.

Sampai sekarang aku tidak tahu apa yg ada di fikirannya. Dan entah sejak kapan dia menjalin hubungan dengan pria yg sudah dua kali ku lihat.
Lebih bodohnya, aku yg mengetahui itu semua hanya diam tanpa bertanya. Bertahan dalam sandiwara yg dia ciptakan.

"Kamu gk kangen aku?" Tanyanya memecah keheningan.

"Duduk gih, aku buatin minum dulu. Atau mau masuk ke dalem? Keluargaku lagi kumpul. Mung..."
Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, dia sudah menutup mulutku dengan jari telunjuknya.

"Gk ush. Kita disini aj. Aku cuma butuh kamu. Kita jalan-jalan yuk." Ucapnya tersenyum manis.

Aku yg diperlakukan seperti itu hanya bisa mengangguk.
Entah sudah berapa kali aku jatuh cinta padanya. Selalu menjawab dengan anggukan jika dia meminta.
Bahkan seperti terhipnotis. Dia menyuruh ini, aku lakukan. Dia menyuruh itu, aku turuti.

Kami berjalan saling bergandengan. Tak ada obrolan. Hanya suara jangkrik yg setia berisik di sepanjang jalan.

Sesampainya di taman yg lumayan jauh dari rumahku, kami duduk di sebuah bangku taman.
Tak banyak orang disini. Suasana yg tenang dan lampu taman yg indah membuatku sedikit nyaman.

Dulu memang aku merasa nyaman bila berdua seperti ini. Tapi tidak setelah aku mengetahui dia tak pernah mencintaiku.

Hal yg masih membuatku penasaran itu cuma satu. Aku yg menjadi selingkuhannya atau pria itu yg menjadi selingkuhannya? Sudahlah. Aku sudah tidak mau bertanya-tanya tanpa ada jawaban pasti.

Dia menyandarkan kepalanya dibahu kiriku. Aku hanya bisa diam menatap ke depan.

"Kamu berubah" lirihnya yg hampir berbisik tapi masih bisa ku dengar.

YOUR HAPPINESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang