Part 38

115 16 7
                                    

"MENJAUH DARINYA, BERENGSEK!"

Aku menghentikan langkahanku diluar area rumah sakit, lebih tepatnya di pinggir jalan dan menemukan Conrad sedang berkelahi dengan lima orang preman sekaligus. Tanganku langsung terkepal kuat ketika meyakini bahwa mereka semua merupakan anak buah David. Sudah kuduga bahwa lelaki itu tidak mungkin begitu mudahnya melepaskan Conrad. Meski bocah itu tidak ada hubungannya dengan urusan pembalasan dendam, akan tetapi Conrad sangat diinginkan David sebagai tujuannya dia kembali, yaitu untuk membentuk bisnis kejinya.

Sementara aku sudah melawan satu orang preman yang tergeletak diatas tanah. Dengan cepat aku berbalik dan memberi pukulan kepada preman lainnya yang akan memberi tinju untukku dari belakang. Sejujurnya aku tidak pandai dalam berkelahi, aku bahkan tidak suka mengikuti pelajaran bela diri saat di sekolah menengah atas. Tapi ketika melihat apa yang sedang aku lakukan, aku yakin ini merupakan bentuk rasa kecemasan bercampur kemarahan bukan untuk membela diri.

"LOUIS!"

Aku sempat mengalihkan pandangan ke belakang untuk melihat El yang berdiri beberapa meter dariku sehingga rasanya waktu berhenti untuk beberapa saat dan tanpa diduga aku merasakan satu pukulan tepat mengenai bagian belakang kepalaku. Sontak aku memutar badan dan melihat bahwa preman yang sudah memukulku sedang memegangi sebuah kayu.

Aku langsung merasakan nyeri dan pemandangan yang ada disekelilingiku mulai berputar. Namun dengan cepat seseorang menepuk pundakku dan menyadarkanku untuk tetap bertahan. Setelah siapa yang melakukan itu, aku tidak segan untuk membentaknya.

"Kenapa kau mendekat?"

"Aku ingin membantumu!" balas El ikut membentak.

Kulihat lima preman itu mulai menyerang Conrad kembali. "Pergilah, aku tidak butuh bantuanmu!"

Aku langsung menghampiri mereka dan hendak menyerangnya lagi namun tertahan ketika salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya pada Conrad yang terlihat pasrah berada dalam cengkeraman preman itu.

"Menyerahlah, jika ingin temanmu selamat," katanya sambil melangkah mundur perlahan.

Aku maju satu langkah dan sadar bahwa preman itu semakin mendekatkan mulut pistolnya tepat dikepala Conrad. "Pengecut! Apa urusan bosmu dengan Conrad, ha?"

Salah satu preman itu menyuruh temannya untuk membawa mobil, yang disuruh langsung pergi dan aku semakin dibuat cemas. "Bocah ini sudah menandatangi sebuah kontrak, maka dia tidak bisa lari kemana pun," balasnya diiringi senyuman licik.

Aku meludah ke sembarang tempat, merasakan rasa darah yang keluar dari gusiku. "Kontrak apa maksudmu?"

"Sebuah kontrak yang bahkan kau tidak bisa mengubahnya begitu saja sekalipun dengan nyawamu sendiri."

"Ah, aku tahu," tiba-tiba sebuah deru mobil menghampiri kami. "Kontrak bisnis yang penuh omong kosong itu kan?"

Seseorang keluar dari mobil dan memberitahu bahwa mereka harus segera pergi dan membawa Conrad. "Ini bukan bisnis biasa, jika kau bergabung, kau akan tahu bagaimana hasil dari bisnis ini."

"Yang tentunya, sangat memberikan kepuasan tersendiri," lanjut preman lainnya sambil tertawa puas.

Sementara aku menatap Conrad yang sudah dipenuhi luka lembam dengan pandangan tak percaya. "Mengapa kau melakukan ini?"

Conrad hanya menatapku lemah. "Aku hanya merindukan ibuku."

Mataku terkunci pada Conrad yang ditarik paksa untuk memasuki mobil, aku tidak bisa berbuat apapun selain diam karena takut preman itu melepas pelatuk pistolnya dan mengenai kepala Conrad. Sudah cukup aku melihatnya dipenuhi banyak luka, tapi tidak untuk sekarang. Aku harus menyelamatkan Conrad, tidak peduli jika bocah ini menginginkan ibunya. Nyawanya lebih penting daripada itu.

Summer TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang