The fluttering snowflakes are the stars' shards; reaching your hands into the sky,
you can feel our coming-and-going wishes for each other, can't you?"Livia?" panggil orang itu sembari menyentuh pelan bahu Livia.
Livia memalingkan muka ke sumber suara yang berada di belakangnya, dan mendapati seorang pria dengan bunga dan sebuah pigura ditangannya sedang tersenyum tipis.
"Gue tahu lo bakal disini." ujarnya kemudian menjulurkan tangannya, "Ayo balik, Mama lo udah nyariin."
❄❄❄
"Livia!" Panggil Winwin cukup keras yang membuat perhatian anak kelas tertuju kepada mereka berdua.
Sang empu nama mendongakkan kepala dan menatapnya dengan tatapan sebal.
"Apa?" ujar gadis itu dingin.
"Jadi pendamping hidup gue yuk?" tanya Winwin diiringi dengan cengiran bodoh khasnya.
hah, aku lebih senang dengan tatanan cerita yang ini wkwkw.
ayo baca juga series fanilatte yang lain by fanilatte-squad
KAMU SEDANG MEMBACA
fãnilãttè ;; limerence
Fanfiction❝ bilangnya, ' let me heal your pain ' nyatanya he's the one who hurts it. ❞ (a little reminder : was inspired by monochrome and nee) [A FANILATTE SERIES by @fanilatte-squad] [140317]