I could sense the scent of the night, when I opened my window.
Right now whose face is surfacing in my mind?
Kalau Tuhan memberikannya kesempatan untuk mengadu nasib sekali lagi, pasti ia akan menggunakan kesempatan tersebut dengan sangat baik.
Dalam angin takdir yang berantakan ia selalu bertanya, apakah semua penyesalannya dapat terbayarkan dengan menghirup angin kebebasan.
Saat himne dimainkan, lelehan kristal hangat sontak mengalir dari obsidiannya.
Tak luput, hujan yang dingin hingga basah kuyup. Membasahi dirinya yang menangis dalam diam.
❄❄❄
"Diemm!" Bisik Livia sambil menutup mulut Winwin dengan telunjuknya. "Lo gak mau kita ketangkep kan?"
Winwin yang masih dalam belenggu telunjuk Livia hanya menggeleng pelan.
"Bagus."
Lalu Livia menjauhkan telunjuknya dari bibir merah Winwin, dan kembali berjalan ke tujuan awal mereka.
"Ini lo yakin Liv?" Tanya Winwin ragu.
"Iya, kapan lagi kita ke sekolah malem - malem begini?"
"yA TAPI KAN LO CEWEK GUE COWOK, MALEM MALEM KE SEKOLAH. BUAT APAA? IYA TAU CARI MISTERI TAPI LHOO." Winwin meninggikan suaranya namun masih dalam batas berbisik.
Livia membulatkan matanya lebar. Yang membuat Winwin langsung menepuk - nepuk mulutnya cepat.
"Selagi masih muda harus berani. Udah ah gak usah banyak bacot, buru." Perintah Livia dengan tegas.
Winwin hanya bisa manggut - manggut patuh dan mengekor di belakang Livia sembari memegang pundak gadis di depannya ketakutan.
Walau takut tapi tetep senyum, karena bisa modus.
❄❄❄
"Heh, udah tahu belum 2 minggu lagi ada camping?" tanya Lala enteng.
Yang hanya ditanggapi gelengan dari sang lawan bicara.
"Mhmmm, iya sih lo bukan anak OSIS." Lala mengangguk, sambil mematut dagunya.
"Lo juga bukan kan?" ungkap Livia sambil menunjuk Lala dengan jemari tangannya yang berhiaskan kuteks merah muda.
"Gue OSIS nyet." balas Lala lalu mengamit tangan Livia, "Kuteks lo bagus, kok gue gak pernah tahu."
"Ya enak dong lo ikut camping, gue leha - leha cantik dirumah." Livia menatap tangannya, "Ini?"
Lala mengangguk, "Iyalah, mana lagi emangnya." jawabnya sembari menoyor pelan kepala Livia.
"Kemarin kan gue meㅡ"
"hEI LALAAAAAAA!!!" Potong seseorang yang sekarang sedang berlari ke meja mereka berdua.
Siapa lagi kalau bukan,
"bERISIK BANGET SIH MARK, LO GAK LIAT GUE LAGI ANTENG APA NYET?"
Yap. Mark Lee, Mr. Peler-nya Lala.
((that kind of berandal yang berangkat buat shalat tarawih tapi ngalor ngidul dulu lalu balik dan akhirnya dapet witir aja))
aku mau re-watch 07-ghost, chihayafuru, kamishama hajime mashita, hiiro no kakera sajaaaa. aDUH BANYAQ
KAMU SEDANG MEMBACA
fãnilãttè ;; limerence
Fanfiction❝ bilangnya, ' let me heal your pain ' nyatanya he's the one who hurts it. ❞ (a little reminder : was inspired by monochrome and nee) [A FANILATTE SERIES by @fanilatte-squad] [140317]