Δ6 Happy time

29 9 2
                                    

"Cinta tidak memandang materi."

• • •

"Ntar secepatnya gue halalin dah hahaha.."

Ucapan Alfa itu terus mengiang-ngiang di pikiranku lalu mengalir ke lubuk hati ku dan terjun bebas ke jantungku.

Beberapa kali aku menarik nafas, lalu membuangnya agar dapat menetralkan nafasku tetapi sia-sia. Jantungku terus memompa dengan cepat. Dan nafasku terus memburu.

"CE CEPETAN UDAH BELOM? LO GANTI BAJU KAYAK SIPUT DISURUH LARI LAMA BENER!!" Sahut Alfa dari luar kamar.

Aku tak menghiraukan ocehannya. Aku lebih memilih langsung membuka lemari pakaian, lalu mencari-cari baju yang dapat aku pakai malam ini. Karena aku baru sadar ternyata sedari tadi aku masih berdiam diri di tempat yang sama.

Kurang lebih 10 menit waktu yang aku butuhkan untuk memilah-milah baju. Dan akhirnya aku mendapatkan baju yang cocok buat malam ini.

Aku memakai dress hitam dengan panjang selutut. Lalu rambut yang digerai. Ceklek!Aku pun membuka pintu kamar. Dan mendapati Alfa yang sedang menatap ku lekat.

"L-lo cantik."

Boom! 2 kata itu keluar dari mulutnya. Ia selalu berhasil membuat ku mematung ditempat. Tetapi raut wajah ku kini aku buat secuek mungkin agar tidak ketahuan blushing olehnya. Padahal aslinya aku pengen sekali berteriak sekuat-kuat mungkin.

"Gue cantik emang dari lahir.Lo baru tau?"

"Iya gue baru tau malam ini,menit ini,detik ini kalau lo itu sebenarnya cantik. Dan baru gue akui juga haha.." ucap Alfa mengangkat kedua sudut bibirnya.

"Sialan lo!!"

"Udah ah kelamaan ngomong ntar kemalaman lagi pulangnya." ucapku sembari menarik pergelangan tangan Alfa dan dijawab anggukan olehnya.

Alfa pun memilih berjalan duluan menuruni anak tangga. Sedangkan aku mengikutinya dari belakang.
Kedua sudut bibirku terus terangkat dengan sendirinya.

Aku sangat bahagia mempunyai seseorang yang dapat menghiasi hidupku seperti Alfa. Alfa juga mampu menjadi Ayah kedua bagiku. Ia memiliki jiwa seorang Ayah yang sangat kuat.

Mungkin karena ia ditinggal oleh papanya sejak berumur 15 tahun dan menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi mama dan kedua adik laki-lakinya.

Dulunya Alfa terlahir dari seorang pengusaha kaya yang kemudian bangkrut. Itu salah satu yang membuat papa nya jatuh sakit dan menderita penyakit jantung kronis stadium 4. Sebelumnya, papanya juga sedang mengidap penyakit jantung tetapi tidak terlalu parah.

Dan sekarang Alfa yang menjadi penerus perusahaan papanya yang mengalami kebangkrutan itu. Alfa berusaha sekuat mungkin agar perusahaan itu kembali beroperasi dengan normal. Alfa memang tipe cowok pekerja keras.

Kini Alfa hanya memiliki sehektar tanah wasiat dari papanya untuk membangun perusahaan baru.
Walaupun keluarga Alfa tak semakmur dulu, tetapi aku mencintai apa adanya Alfa.

Bahkan aku sudah menganggap keluarganya bagian dari keluargaku juga. Karena perlu kita tahu bahwa cinta tidak memandang materi.

"TEH CHENAA!!"

Suara yang sangat familiar itu membuyarkan lamunanku. Ternyata dia sepupuku Rara yang sudah lama ku rindukan. Terutama cara bicaranya yang cadel.

"Hei sayang.. Kamu sama siapa kesini?" Ucap ku mencium puncak kepalanya.

"Lala kesini sama mama sama papa teh.."

"Teteh mau kemana?"

"Kakak ganteng ini ciapanya teteh?"

I M P O S S I B I L I T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang