Hari ini terasa begitu cepat,sampai pada akhirnya malam pun tiba. Kami menghabiskan malam disebuah taman dekat pusat kota. Menikmati semilir angin yang membelai setiap helai rambut kami berdua.
Setelah cukup lumayan lama di Taman, Alfa mengajakku ke suatu rumah yang bisa dibilang asing bagiku. Karena, sebelumnya aku tak pernah mengunjungi rumah tersebut.Sebuah rumah panggung yang tampak menyeramkan,yang berada sangat jauh dari keramaian. Entahlah, mungkin ini hanyalah efek dari diriku yang emang dasarnya penakut. Tanpa mengucapkan salam, Alfa langsung saja membuka pintu rumah tersebut. Aku tak ingin bertanya itu rumah siapa,dan Alfa pun tampaknya tak ingin memberitahuku duluan. Jadi, ya aku hanya bisa bergelut dalam rasa kepoku. Dan hanya bisa mengikuti setiap langkah kaki Alfa dari belakang.
Tapi, eh!
Tampaknya ada panggilan alam yang datang. Perutku mules sekali. Aku pun keluar rumah untuk mencari kerikil atau apalah itu namanya yang bisa mencegah panggilan alam ini. Sesampainya di depan pintu. Aku bergidik ngeri. Gelap! Sangat gelap! Dan memutuskan untuk memutar balikkan badan saja. Daripada ntar diriku dimakan momok setelah itu nggak ada lagi Chena yang periang dan selalu membuat orang tersenyum, hahaha. Nggak tau kalo ada reinkarnasinya.
Aku pun memutuskan untuk berjuang menahan rasa ini sendirian. Lebih sakit ini, daripada berjuang sendirian dalam masalah cinta,percayalah sobat!
Tak lama Alfa pun mengajak ku pulang. Rasa ini sepertinya sudah tak bisa tertampung lagi. Aku pun mencegat tangan Alfa.
"Eh, kenapa lo? Kok merah gitu mukanya?"
"Mules."
"Lah" Alfa pun terkekeh. "Yaudah itu ada wc dibelakang, cepetan gih gue tungguin."
Hm. Tampaknya aku masih mikir-mikir untuk kebelakang. Rumah ini wc nya berada diluar rumah,dan itu sangat gelap. Yang mana wc nya nggak ada atap. Ntar tiba-tiba ada yang ngintip? Gimana dong? Apalagi yang ngintipnya ntar, ntah itu manusia atau pun bukan. Yang jelas dua-duanya sangat mengerikan. Hiiii!!
"Oiii!" Ucap Alfa sedikit berteriak, dan mengagetkanku. "Ga jadi? Ntar kemaleman pulangnya,aku kena marah sama bunda kamu gara bawa anak gadisnya sampe tengah malem, ntar dikira nga—"
"Takut"
"Eh, takut?
"Iya"
"Terus gue harus apa?"
"Temenin"
"Eh?"
"Cepet,udah ga tahan"
"Temenin dimana? "
"Temenin di wcnya"
"Masuk gitu? "
"Hmm.. Tunggu diluar"
"Yaudah"
Akhirnya tamu tak diundang itu pun pergi dari tubuhku hahaha. Kami pun meneruskan perjalanan untuk pulang kerumah. Kami tidak serumah. Tapi, Alfa menghantarkan ku pulang dulu kerumah ku. Jangan nethink! Hahaha.
"Al, itu tadi rumah siapa? " Tanyaku berhati-hati.
"Hmm.. Aku belom cerita ke kamu? "
Aku menggeleng singkat.
"Itu rumah nenek aku"
"Oh gitu"
"Iya"
Akhirnya mobil Alfa pun berhenti tepat di depan rumah ku. Aku pun membuka mobilnya dan berniat ingin turun.
"Eh" Tangan ku dicegat oleh Alfa. "Kenapa? " Tanyaku.
"Ga ada salam perpisahan gitu? "
"Salam perpisahan? "
Alfa pun mengetuk-ngetuk bibirnya menggunakan jari telunjuk.
"Eh?"
"Kamu mau? "
"Banget"
"Ga boleh"
"Yah,yaudah deh"
Cup!
KAMU SEDANG MEMBACA
I M P O S S I B I L I T Y
Ficção AdolescenteTak seberapa lama mereka menjalin cinta. Tetapi seberapa tangguhnya mereka mengungkapkan kepastian.