Delapan

185 15 5
                                    

Resert

"Aku sudah lari sebanyak 35 putaran dan sekarang kau bilang aku lemah..eh.."

~Happy reading~
.
.
.
.
.
.
.
Gajeel prov

Aku melihat si tua itu sedang menyeringai ke arahku. Aku berjalan ke arah satu pohon, tidur di bawahnya.

"Gajeel, ada yang ingin aku bicarakan padamu." ujarnya setelah duduk di samping ku.

"..."

"Kau tidak mau menjawabku, eh..." lanjutnya lagi padaku.

"Gajeel..."

"Gajeel."

"Gajeel."

'Ck, kakek tua ini mengganggu tidurku saja.' batinku.

Dengan malas aku membuka ke dua mataku ini yang sedang terpejam tadi.

"Nani."

"Aku ingin kau mengikuti amal musik tiga bulan yang akan datang nanti." ujarnya sambil menyertakan senyumannya.

"Aku ingin kau yang mewakilinya." lanjutnya lagi padaku.

"Tidak mau." jawabku cepat.

"Kau tidak mau, eh.." ujar kakek gila itu sambil menyeringai.

"Tidak, Natsu juga mahir dalam bermain musik jadi kau hanya perlu minta ke Natsu untuk mengikuti amal itu." jawabku ke arah kakek tua itu berada.

"Jadi kau ingin mengikutinya bersama Natsu, baiklah." ujarnya sambil menggunakkan gaya berpikir.

"Ck. Aku tadi tidak bilang begitu." ujarku menaikkan satu oktaf suaraku.

"Terserah, jika kau tidak mau kau hanya perlu mencari penggantinya saja." ujarnya sambil menyeringai.

"Oke, aku sudah punya penggantinya." jawabku puas.

"Dan aku mau yang lebih hebat dari Natsu kau bisa. eh.." ujarnya sambil menampilkan seringai yang membosankan.

'Bukannya yang lebih hebat dari Natsu itu hampir tidak ada, walaupun aku seorang yang lebih hebat dariku bukannya sombong tapi ini nyata.' batinku.

"Oke aku akan mencarinya." jawabku.

"Aku menunggu mu jika dalam tiga hari kau tidak dapat menemukannya, kau yang mewakilinya. Mengerti." tanyanya padaku.

"Wakata." jawabku tidak mau berdebat lagi.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang