Part 11

19.8K 808 49
                                    

Pelajaran sekolah telah usai. Dengan cepat cia membereskan alat tulisnya dan bergegas meninggalkan kelasnya. Tepat Di depan kelasnya cia melihat  sepupu tampannya yang tengah bersandar di samping kelasnya.

Cia menepuk bahu riko pelan hingga sang empunya menoleh. "Eh .. Sudah selesai yank ?". Itu lah panggilan cia dari riko jika berada di luar rumah. Karena riko selalu menjadikan adik sepupunya sebagai pacar pura -  puranya.

"Udah dong" Balas cia dengan ceria. Karena dia sudah tidak sabar ingin memakan es krim kesukaannya.

Riko mengacak rambut cia gemas dan menggenggam tangan cia erat.

"Bang, nanti beli es krim yah. Kan tadi lo udah janji sama gua" Ucap cia dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Iya cia sayang. hem ... Kita nanti naik kereta ajah yah cii. Kan kita niatnya mau jalan - jalan" ucap riko dengan cengiran di wajahnya.

Cia mengerutkan keningnya dan tak lama seulas senyum terbit di wajahnya. "Okee deh. Tapi, kita emang mau kemana ?".

"Gua mau ngajak lo mungkin ke Citra Landa atau Taman Anggrek. Bisa juga ke sampingnya. Sooo, di situ kan berderet mall. Apa salahnya kalo kita kelilingin semua mall itu. Mau nggak ??".

"Hemm ... Lo yakin bang ?".

"Yakin lah cantik. Udah yukk ah, nanti keburu ke sorean dan suamimu nanti ngoceh ke abang".

"Ya ya ya" balas cia malas dan mereka berdua pun memasuki mobil menuju stasiun terdekat dari sekolah.

Kini, mereka tiba di stasiun dan sedang menunggu keberangkatan menuju stasiun grogol. Cia tengah asik melihat ke kanan dan kiri yang menurutnya asing. Karena ini adalah pertama kali untuk dirinya. Ia hanya terbiasa menaiki mobil atau pesawat untuk berpergian. Sedangkan riko masih serius dengan ponsel yang berada di tangan kanannya dan tangan kirinya masih setia menggenggam tangan cia dengan erat.

Kereta yang mereka tunggu datang. Riko dengan sigap memasukkan ponselnya ke dalam kantong celananya dan menatap lurus ke depan. Sesekali ia melirik sepupnya yang terlihat seperti anak kecil. Ia masih asik dengan tatapannya yang memandang ke penjuru stasiun ini. Riko yang sudah gemas pun mengacak rambutnya gemas, hingga cia menoleh ke arahnya dengan tatapan bingungnya.

"Kenapa bang ?" Tanya cia dengan bingung.

"Nggak apa - apa"jawab riko dengan senyum mengembang di wajahnya.

Cia hanya ber'oh' ria hingga kereta itu tepat berhenti di hadapan mereka. "Bang, Ini keretanya bukan ?" Ucap cia yang melihat ada sebuah kereta yang berhenti di hadapannya.

"Iya. Tapi, kita tunggu yang di dalam pada keluar dulu".

Cia hanya mengangguk sebagai jawabannya dan ia melihat banyak orang yang  berdesakkan keluar hingga ia menatapnya ngeri. "Bang, serius kita desak - desakkan kaya gitu ?" Tanya cia ragu.

"Iya lah. Makanya lo jangan lepas tangan gua. Nanti lo bisa ilang loh" Jawab riko menakut - nakuti adik sepupunya. Hingga cia mengeratkan genggamannya di tangan riko. Hal itu membuat riko terkekeh geli melihat kelakuan adik sepupunya ini.

"Yuk masuk. Nanti kita cari tempat duduk buat lo" Riko menarik tangan cia dengan lembut dan menaiki kereta yang membawa mereka menuju stasiun grogol.

Cia hanya mengekori riko di belakang dengan tangan yang masih menggengam tangan riko erat. Mereka berjalan dari gerbong satu ke gerbong lain untuk mencari tempat duduk untuk cia. Tapi, seketika langkah cia tertahan karena ada seseorang yang menahan tahannya. Cia yang takut pun hanya  bisa meremas tangan riko dengan kencang hingga riko meringis dan membalikkan tubuhnya menatap cia dengan satu alis terangkat.

"Kenapa dek ?". Tanya riko dan hanya di jawab lirikan oleh cia. Riko mengikuti arah pandang cia, hingga dia menaikkan alis melihat siapa yang menahan tangan cia.

"Kamu mau kemana ci ?" Tanya suara itu lembut.

Cia yang mendengar suara yang sangat familiar itu dengan cepat melepaskan genggaman tangannya pada riko dan membalikkan badannya menatap orang yang tadi menahan tangannya. Cia sempat terpanah dan kagum dengan orang yang kini berada di hadapannya. Ia tampan dan gagah dengan seragam lengkap yang ia pakai. Tak lupa juga dengan pistol panjang yang ia bawa. Terkesan gagah dan cia pun menyadari bahwa banyak tatapan wanita yang menatap orang di hadapannya dengan tatapan kagum.

Adam menggenggam tangan cia dan membawanya ke gerbong yang di isi dengan sedikit penumpang. Riko pun yang merasa terabaikan hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan mengekori sepupunya itu dari belakang.

"Kamu mau kemana sayang ?" Tanya adam setelah menyuruh cia untuk mengisi tempat duduk yang kosong.

"Gua di ajak riko ke jalan - jalan" Jawab cia sambil melirik riko yang berdiri di samping adam.

"Lo mau ngajak istri gua kemana rik  ?" Tanya adam tajam.

"Ish ... Gak usah natap gua kaya gitu ngapa pak. Gua cuma minta temenin bini lo jalan - jalan sambil beli komik".

"Kenapa nggak sendiri ajah sih ?!" ucap adam tidak suka.

"Ya ellah bang, lo tau kan kalo gua jalan sendiri selalu di tempelin cewek - cewek yang nggak jelas asal usulnya" ucap riko dengan percaya dirinya.

"Gua ajah yang di liatin bahkan di tempelin ajah biasa ajah" ucap adam tak mau kalh.

"Lah beda kali bang. Lo kan lagi kerja, ya kali cia ngebuntutin lo kerja".

"Tapi ....".

"Kebiasaan banget sih kalian kalo udah ketemu brantem mulu. Bosen cia dengernya. Kamu juga om, kamu kan lagi pake seragam, bawa pistol tapi kelakuan masih kaya bocah. Nggak nyadar apa dari tadi kamu di liatin tuh sama penumpang disini. Salah apa gua punya suami tapi kelakuan kaya bocah" Cerocos cia yang baru kali ini di dengar oleh adam.

Adam diam saja mendengar istri kecilnya memarahinya. Sedangkan riko sudah terkikik senang mendengar cia tidak memarahinya sama sekali.

"Kenapa ketawa - ketawa ?" Ketus cia pada riko yang membuat riko membungkam mulutnya dan menggeleng - gelengkan kepalanya cepat. Ia takut jika sudah mendengar cia yang kadang sudah menyerocos panjang lebar seperti itu.

"Kenapa diam ?. Nggak suka di bilang bocah ?" ketus cia pada adam.

"Nggak ko yang. Hehehe ..." Jawab adam salah tingkah. Karena ini pertama kalinya ia di ceramahi oleh istri kecilnya dan di tempat umum pula.

Hening.

Tiba - tiba ada seorang polisi yang jauh lebih tampan dari adam menghampiri mereka dengan gagahnya.

"Dam, lo ngapain disini ?" Tanya seorang polisi itu yang bernama davian.

"Ya tugas lah. Menurut lo ?" ucap adam dengan malas.

Davian hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban dan melirik seorang wanita cantik berpakaian putih abu - abu yang berada tepat di hadapan temannya. Davian pun menggeser paksa riko yang membuat riko mendengus kesal.

"Hai ... Nama kamu siapa ?" ucap vian to the point yang membuat cia yang sedang memainkan ponselnya menatap orang di samping adam bingung.

"Ngomong sama saya ?" ucap cia sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. Nama kamu siapa ?" ualng vian.

"Saya ....".

-----

SKIP SAMPE DISINI DULU YA !!.

SEE YOU !!!!....

MAAP KALO GAK BAGUS :)


My Husband Is A Police (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang