Part 6

21.3K 857 7
                                    

Hari ini aku pergi ke sekolah dengan tidak bersemangat. Karena apa ?!. Karena aku harus berangkat dengan om adam yang super duper menyebalkan.

Aku menuruni tangga dan menuju ruang makan. Di sana sudah berkumpul semua keluargaku, termasuk yah om itu.

"Pagi semua" sapaku dengan tidak bersemangat dan langsung menduduki kursi yang masih tersisa di meja makan.

"Pagi sayang. Ko lesu gitu sih ?" Tanya bunda dengan menatapku heran.

"Males aja mah, pagi - pagi udah ada yang numpang sarapan disini" sindirku padanya.

"Jangan bicara seperti itu cia. Tidak sopan" ucap papa memperingatkan.

"Ya pah" acuhku.

"Kamu mau berangkat jam berapa ?" Tanya om adam.

Aku meliriknya sekilas. "Selesai sarapan".

"Aku tidak bisa menjemput nanti. Aku sedang ada dinas penjagaan di stasiun".

"Siapa juga yang minta jemput ?. Pede banget lo".

"Aku hanya memberitahumu" jawab adam tenang.

"Aku udah selesai. Bun, yah aku berangkat dulu" pamitku pada kedua orang tuaku.

"Hati - hati yah sayang" ucap bunda yang ku jawab dengan anggukan kepala saja.

"Om, tante. Saya ikut pamit juga. Mau mengantar cia" ucap adam berpamitan juga pada kedua orang tuaku.

"Hati - hati yah nak adam menyetirnya" ucap ayah menasehati.

"Baik om" ucap om adam.

Aku keluar dari rumah dengan om adam yang mengekoriku dari belakang. Kalian tau dia menjemputku sudah lengkap dengan seragam polisinya !!. Hey !! Bagaimana nanti jik teman - temanku melihatnya ?!. Ahh sudah lah, aku tidak ingin membuat pikiranku kacau pagi - pagi seperi ini.

Tepukan di pundakku menyadarkanku dari lamunan singkatku.

"Ayo naik. Mau sampai kapan kamu melamun seperti itu ?" Tanyanya dengan senyum jahil di wajahnya.

Aku memanyunkan bibirku dan mendekatinya yang sudah duduk di motor sportnya.

"Mana sini helmnya !!. Nanti aku kesiangan lagi" ketusku.

"Loh ko nyalahin aku ?. Yang bikin kesiangan itu yah kamu. Kamu sendiri yang pagi - pagi udah ngelamun nggak jelas kaya gitu" jawabnya sambil menyerahkan helm kepadaku.

"Ngalah dikit bisa nggak sih ?" Kesalku.

"Iya iya. Udah cepet naik. Nanti kesiangan beneran baru tau rasa kamu".

Aku memasang helm dengan wajah cemberut. Ia menaiki motor sport adam dan memegang pundak adam sebagai pegangan agar tidak terjatuh.

"Kamu pikir aku tukang ojek apa ?!. Pegangan yang bener" protes adam.

"Ini udah bener juga" ucapku sambil menepuk kedua bahu adam.

"Yang bener tuh gini" ucap adam sambil menarik tangan aku agar memeluknya.

Cia menarik tangannya kembali dengan kasar. "Bilang ajah nyari kesempatan".

"Yaudah. Terserah kamu aja". Adam kemudian mensetater motornya dan mengegas motornya kencang. Sehingga dengan refleksnya membuat aku memeluknya dari belakang dengan perasaan takut.

Dalam perjalanan menuju sekolah, aku masih memeluknya dengan erat. Entah kenapa bau parfumnya sangat menenangkan dan membuatku merasa nyaman berada di dekatnya.

"Mau sampai kapan kamu meluk aku kaya gini ?" Tanya adam yang membuatku langsung melepaskan pelukannya. Aku tidak sadar jika sudah sampai di depan pintu gerbang sekolahku.

My Husband Is A Police (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang