Part 18

22.4K 677 67
                                    

Adam keluar dengan hanya berlilitkan handuk di pinggangnya. Cia pun sudah biasa melihat sang suami yang hanya bertelanjang dada seperti itu. Ia sudah tidak malu lagi, tapi di dalam otak kecilnya. Ia selalu mengimajinasikan bentuk badan sang suami yang terlihat menggiurkan. Dengan 6 kotak yang terdapat pada perutnya. Serta otot lengannya yang membuatnya selalu bersandar dengan nyaman.

Cia berjalan mendekati adam yang tengah memilih pakaian untuk ia kenakan saat ini.
"Om ..!" panggil cia.

"Hmm" Adam hanya berdeham dan tetap sibuk mencari baju santai serta celana trainingnya.

"Om ... Mau cia grepein nggak ?" Tanya cia dengan polos.

"Kenapa emangnya ?" Adam berbalik menatap cia dan menaikkan sebelah alisnya.

"Cia pengen pegang badan om. Nggak dosa kan ya ?".

"Nggak lah. Aku kan suami kamu".

"Jadi boleh nggak ?".

"Boleh. Pegang ajah ya, tapi jangan macem-macem. Pagi ini aku udah mandi 2 kali nih".

"Yeyyy ... Thank you om" cia bersorak girang dan mendekati adam dengan senyum mengembang di wajahnya.

Ia menekan perut adam dengan jari telunjuknya dan adam hanya menikmati apa yang di lakukan istrinya.

Tapi, cia dengan senyum jahilnya mengelus perut adam dengan lembut dan terus berlanjut ke dada bidang suaminya. Ia terus melakukan itu selama beberapa menit hingga membuat adam menggeram menahan hasratnya yang kini sudah memuncak. Adam menangkap tangan cia yang tengah asik meraba bagian tubuhnya.

"Aku kan tadi udah bilang. Cuma di pegang, jangan digituin yang. Kepalaku bisa pusing" adam berbicara dengan nafas yang memburu. Ia sedang sekuat tenaga menahan hasratnya agar tidak menyerang istri kecilnya.

"Kan cuma di elus doang. Ko kamu lebay banget sih sampe pusing gituh" protes cia.

Adam yang semakin pusing pun dengan sengaja mengarahkan tangan cia pada juniornya yang tertutup handuk.

"Nih pegang, punya aku udah tegang. Kamu mau tanggung jawab ?. Hah ?!".

Wajah cia memerah seketika. Tapi, cia sudah bertekad untuk tetap menyerahkan harta berharganya pada suaminya.

"Ini emang apa ?" Cia meremas junior adam dengan kuat hingga membuat adam menggeram kesal.

"Jangan di gituin cii" Ucap adam dengan nafas tertahan. Ia dengan kasar menyingkirkan tangan cia dari juniornya.

Cia menatapnya dengan sengit, "SAKIT TAU OM !!" ucap cia dengan kesal.

"Aku juga sakit ci. Emang kamu pikir di remes gitu nggak sakit apa ?!. Inget, kamu masih sekolah. Sebentar lagi ujian, aku nggak mau kamu hamil di saat ujian sekolahmu nanti" Jawab adam dengan emosi bercampur hasrat yang meletup - letup.

"Tapi tadi kamu bilang mau punya baby. Sekarang aku udah siap, kamu malah marah - marah sama aku". Jawab cia dengan menatap adam tajam.

"Tadi aku cuma bercanda sayang. Aku nggak mungkin minta sekarang sama kamu. Aku nggak mau ngerusak masa sekolahmu" ucap adam dengan lembut dan mencoba mendekati cia.

"Nggak usah deket - deket. Pakai baju kamu, aku mau lanjut tidur" Cia berjalan ke arah ranjang dan merebahkan dirinya di ranjang. Ia menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

adam menatap sang istri dengan rasa bersalah. Ia bergegas memakai baju santainya yang telah ia ambil dari lemari. Ia mendekati ranjang dan terdengar isakan kecil dari balik selimut yang menutupi seluruh tubuh istri kecilnya.

Ia pun ikut merebahkan tubuhnya dan memeluk tubuh mungil cia dengan erat.

"Aku minta maaf kalo aku udah bikin kamu bingung. Jangan nangis dong yang". Bujuk adam.

"Aku nggak nangis tau" jawab cia dengan suara seraknya.

"Lah itu suaranya serak gitu. Coba sini balik deh ke belakang. Mas mau kasih kamu sesuatu".

"Nggak mau. Kamu mah tukang bohong" Jawab cia sambil mengeratkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Ihh ... cia su'udzon aja nih sama suamu sendiri. Mas beneran tau yang. Coba deh balik dulu".

Cia membuka selimut yang menutupi kepalanya dan berbalik menatap sang suami yang tengah tersenyum manis.

"Kamu mau ngasih apa ?. Kalo bohong, junior kamu cia siksa" ancam cia yang membuat adam meringis ngeri.

"Nggak ko, beneran deh yang. Kamu mau jalan - jalan nggak ?!. Karena hari ini aku libur dan kamunya juga lagi bolos gara - gara manjanya kumat. Gimana kalo kita jalan - jalan aja ?" Usul adam.

"Jalan - jalan ?. Kemana ?" Tanya cia dengan riang.

"Maunya kamu kemana ?".

"Gimana kalo ke pantai om ?. Cia udah lama nggak ke pantai" usul cia dengan riang.

"Mau ke pantai mana sayangkuh ?.

"Hmmm Gorontalo, yang mirip maldives itu loh om".

"Kita cuma sehari sayang. Nggak mungkin cukup waktunya. Kita ke bali aja. Kamu mau nggak ?".

Cia menatap adam dengan kesal, "Tadi kamu minta pendapat cia, giliran cia usulin malah di tolak. Mendingan nggak usah nanya aja kalo gitu".

"Kamu ngusulinnya ke jauhan sayang. Kita cuma sehari, itu nggak akan cukup waktunya" bujuk adam.

"Tau ah. Bodoamat. Pergi aja sana lah" ucap cia lalu membalikan badan memunggu adam.

----

Pendek kan ?. Emang pendek.
Jadi aku harus gimana ?.
Terima kasih yang sudah setia.
Insyallah subuh aku update lagi.
Untuk pengganti ceritanya yang sudah mulai berdebu.

See you guys

My Husband Is A Police (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang