PART 19

24.1K 698 52
                                    

Saat ini cia sedang menatap hamparan air yang membentang luas. Dengan memakai dress putih dengan panjang hanya sebatas pahanya yang membuatnya terlihat sangat cantik. Sedangkan di samping kanannya, terdapat seorang sosok tinggi gagah dengan wajah tampannya yang mampu membuat para wanita terpesona kepadanya. Yaitu suami cia, adam aditya ramadhan.

"Kamu nggak bisa ya pake dress nggak sependek itu ?"  ketus adam yang tak ingin menatap cia. Ia masih kesal dengan pakaian cia yang membuat mata para pria menatapnya lapar.

"Segini tuh nggak pendek om. Masih wajar kali. Lagian cia cuma pake dress bukan bikini yang tadi cia kasih liat. Jangan norak deh" dengus cia kesal.

Flashback on

Dengan wajah terpaksanya cia akhirnya menyetujui untuk pergi ke bali. Yang tadi dia tolak dengan mentah - mentah usul itu. Karena menurutnya, itu suatu hal yang biasa jika kita hanya ingin ke bali. Toh, dia juga sudah sering ke bali bersama dengan para sepupunya untuk berlibur.

Saat ini mereka sudah sampai di kamar hotel. Waktu baru menunjukkan pukul 10 pagi dan mereka memutuskan untuk menaruh barang - barang mereka terlebih dulu.

"Kamu mau kemana setelah ini ?" tanya adam yang sedang meletakan koper di sudut lemari.

"Aku mau ke pantai aja. Mau nikmatin udara pantai" jawab cia yang tengah merebahkan tubuhnya di tengah - tengah kasur dengan kaki yang masih menjuntai ke lantai.

"Mau sekarang atau nanti ?" tanya adam yang tengah berdiri menatap sang istri.

Cia bangkit dari rebahannya dan menatap sang suami, "Sekarang aja, tapi aku mau ganti baju dulu. Nggak bagus banget ke pantai pake celana jeans panjang. Nggak seru ah".

Cia menarik koper yang tadi di taruh adam dan mencari sesuatu disana.

"Emang kamu mau ganti baju apa ?" Tanya adam yang tengah memperhatikan sang istri dari ranjang.

"Nah ketemu. Aku mau pake ini" jawab cia sambil memperlihatkan bikin pantai yang membuat adam mengernyit tak suka.

"Kamu mau pake bikini itu ?" tanya adam lagi.

"Iya. Emang kenapa ?. Kita kan mau ke pantai. Ko kaget gitu sih om ?" ucap adam tak suka.

"Nggak, nggak boleh. Lebih baik nggak ke pantai daripada kamu harus pake bikini itu" ketus adam.

"Loh ko nggak boleh sih ?. Ini kan bagus om" bantah cia.

"Aku nggak rela ya tubuh kamu di liat sama pria lain. Aku nggak ikhlas".

"Ihh norak banget sih. Aku mau ke pantai om. Pastinya aku pake bikini. Kenapa sih harus di debatin cuma begini doang ?" kesal cia.

"Pakai baju yang lain atau kita nggak keluar sama sekali ?" ancam adam tak terbantahkan.

"Ck.. Iya, aku pakai yang lain" rungut cia kesal. Ia mengambil sebuah dress asal-asalan dan berjalan ke kamar mandi dengan menghentak-hentakan kaki.

Tak selang berapa lama. Cia keluar dengan dress putih yang menampilkan paha putih mulusnya. Adam yang sudah ingin protes tertahan dengan teriakan cia.

"JANGAN SURUH AKU GANTI BAJU LAGI !!" Teriak cia yang membuat adam menutup matanya meredam amarah melihat apa yang dipakai sang istri.

Adam membuka matanya dan menatap cia yang masih berdiri tak jauh dari kamar mandi. Adam bangkit dari duduknya dan mendakit cia. Kemudia ia mencium kening cia dengan lembut dan lama.

"Yuk .. Ke pantai" ajak adam yang langsung di angguki cia.

Flashback off

"Om .." Panggil cia. Adam hanya menoleh menatap cia.

"Ini kan kita lagi di luar dan jauh dari orang tua".

"Terus ?".

"Kenapa sih om nikahin aku ?. Umurku aja belum genap 20 tahun. Emang kamu nggak takut di sangka pedofil ?" tanya cia sambil mendongak menatap adam.

Adam menatap cia tepat di manik mata cia sambil menjawab, "Aku nggak peduli orang ingin mengataiku pedofil atau apapun. Aku nggak peduli apa kata orang. Karena yang aku ingin hanya kamu. Aku hanya mau kamu ada di sampingku. Aku mau kamu menemaniku sampai akhir hayatku. Jujur, aku bukanlah pria romantis layaknya pria yang sering mendekatimu. Tapi, aku hanya mampu menuruti semua keinginanmu. Hanya itu yang aku bisa untuk mempertahankanmu. Dan maaf jika kamu merasa pernikahan ini menjadi beban untukmu. Maaf untuk itu" adam berkata terkesan sangat lembut. Hingga membuat hati cia tersentuh dan setetes cairan bening keluar dari mata indahnya.

"Setulus itu kah kamu ?. Kamu tidak merasa semua ini pernikahan yang membuatmu terpaksa ?" ucapnya dengan suara lemah.

"Aku tidak merasakan pernikahan ini suatu keterpaksaan untukku. Karena aku sangat mencintaimu istri kecilku. Aku sangat amat mencintaimu. Maaf, jika ini terkesan terlalu cepat. Tapi, inilah isi hatiku. Inilah mengapa aku selalu menerima semua kekuranganmu. Menerima semua sikapmu yang terkesan kekanakan. Aku menerima semua itu. Karena itu lah resiko menikahi gadis kecil manja sepertimu" canda adam setelah mengungkapkan isi hatinya.

Cia yang tadinya sudah menangis terharu menjadi cemberut mendengarkan kalimat terakhir yang adam katakan, "Emang aku semanja itu ya om ?" tanya cia dengan wajah cemberut.

"Ahahaha ... Iya, kamu sangat teramat manja hingga membuatku gemas sekaligus kesal" gurau adam dan menarik cia ke dalam pelukannya.

"Ishh ... Apa sih peluk-peluk. Ini tempat umum tau" cia berusaha melepaskan tubuh mungilnya sekuat tenaga dari pelukan adam.

"Biarin aja. Biar pria disini tuh pada tau. Kalo gadis kecil ini sudah menjadi milikku" jawab adam sambil mempererat pelukannya.

Cia akhirnya pasrah dan membalas pelukan adam. "Dasar posesif" cibir cia yang membuat adam tertawa senang.

"Kalo aku nggak posesif. Kamu bisa di ambil orang istriku sayang. Kamu itu cantik, mungil, imut dan menggemaskan. Pria manapun pasti menginginkan kamu untuk menjadi kekasihmu" jawab adam mantap.

"Memang aku secantik itu ?. Wahh ... Itu artinya aku bisa ngegebet temen kamu yang tampan itu dong om" ledek cia hingga membuat adam mendengus kesal.

"Jangan harap sayang. Aku akan bilang ke dia, kalau kamu itu istriku. Jadi, jangan coba-coba untuk mendakatinya lagi" geram adam sambil melepaskan pelukannya.

"Ahahaa ... Siap pak polisi tampanku" jawab cia dengan cengiran di wajahnya sambil memberikan tanda hormat kepada adam.

Membuat adam yang berada di hadapannya gemas setengah mati. Ingin sekali rasanya mencium cia hingga kehabisan nafas. Tapi, ia sadar ini tempat umu. Jadi, yang ia bisa lakukan hanya mengacak rambut sang istri gemas.

"Dasar kamu tuh. Istrinya siapa sih ?" ujar adam gemas.

"Istrinya adam aditya ramadhan dong. Ahahaha" ucapnya sambil tetawa gembira.

-----

Lalalalaa ....
Berhubung molor dari janjiku yang kemarin.
Tolong di maafkan dan jangan bakar lapak ini😂😂
Ini hidupku. Lohhh ??.
Hehehe nggak deng.
Sudah ah, selamat membaca semuanya😁😁

My Husband Is A Police (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang