"YAAAA . . . !" Jieun berteriak sambil berlari mengejar pria bertopi yang berlari lebih kencang. Jieun tau jaraknya semakin jauh namun ia tak menyerah. "PENCURI..!" Jieun kembali berteriak dan mengambil perhatian beberapa pengguna jalan.
Seorang pria yang baru saja turun dari mobilnya dengan tenang menjulurkan kaki panjangnya membuat pria bertopi yang tengah berlari kencang terjerembab jatuh. Pria jangkung tersebut menghampiri pria bertopi. Pria bertopi yang bingung dan ketakutan mengacungkan pisau dan mengibaskan ke kanan dan ke kiri. Pria Jangkung dengan tenang menendang pisau itu hingga jatuh, mengambilnya dan berbalik mengarahkan pisau itu pada pria bertopi.
"YAAA..." Jieun berhasil mengejar dan segera memukul-mukulkan tasnya pada pria bertopi. Pria bertopi panik dan berlari, sebelum berhasil lari Pria jangkung berhasil merebut tas yang diambilnya. Jieun besiap mengejar ketika sang pria jangkung menahannya.
"Kau yakin akan mengejarnya? Jangan melakukan hal yang sia-sia." Pria jangkung tersebut memberikan tas yang berhasil diambilnya. Jieun hanya terdiam memandang wajah pria jangkung tersebut.
"Terimakasih, nak." Ujar seorang ibu yang sudah berada di tempat Jieun berada.
"Sebenarnya bukan saya tapi di . . ." Jieun tidak melanjutkan kata-katanya karena pria yang tadi ada di sebelahnya tiba-tiba menghilang.
Ibu tersebut lalu pergi setelah berulang kali mengucapkan terimakasih, Jieun hanya mengangguk dan meminta agar berhati-hati.
'Kemana perginya pria tadi ya?' bisik hati Jieun.
@ @ @
"Hey, Jieun-a.. Hallo." Ujar Inna sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka Jieun.
"Wae . . wae..?" Jieun mulai sadar dia tengah melamun dari tadi.
"Ini masih siang Jieun-a, kenapa sudah melamun? Lapar?" tanya Inna sambil menyodorkan roti yang masih dibungkus rapi.
"Ommo. . . aku tak lapar Eonni. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu."
"Namja?" tanya Inna asal dan disambut diam Jieun. "Wae? Benar nih tentang pria?" Inna tiba-tiba mengalihkan semua perhatiannya pada Jieun karena tidak menyangka mendapat respon seperti itu dari sahabatnya.
"Eonni, aku bertemu pria tampan tadi pagi."
"Jinja? Seperti apa dia, aku benar-benar sangat penasaran Jieun-a, setauku kau tidak pernah tertarik jika menyangkut seorang pria."
"Itulah yang sangat aneh Eonni, aku juga tak habis pikir. Sayangnya aku tidak bisa berkenalan karena dia langsung menghilang."
"Menghilang?"
"Maksudnya menghilang dari pandanganku."
"Oooo. . ." Inna tampak berpikir sejenak, sedangkan Jieun sibuk kembali dengan imajinasinya sambil tersenyum kecil.
@ @ @
"Wajah plastik. . " ujar Joon Gi pada wanita di depannya.
BYUR . . . gelas berisi air putihpun sukses membanjiri wajah Joon Gi.
Kali lain..
"Aku melihat hidung mu tidak simetris."
Wanita di depannya langsung berdiri dan meninggalkan Joon Gi dengan wajah memerah karena marah.
Di waktu yang lain
"Kau terlalu kurus, orang menganggapmu model tapi kau tak lebih seperti sebatang tongkat."
"Wanita di depannya berdiri dan hendak pergi namun melampiaskan kekesalannya dengan menampar Joon Gi.
Berulang kali Joon Gi melakukan kencan buta yang direncanakan keluarganya. Namun Joon Gi bersikeras pada pilihannya untuk hidup sendiri, ia tidak ingin ada satu wanitapun yang mencampuri kesendiriannya.

YOU ARE READING
[FF] Psycho's Love (END)
FanfictionJoon Gi seorang anak tunggal dari keluarga Chaebol yang menderita APD atau orang-orang mudah mengetahuinya dengan istilah psycho. Dia bisa hidup normal ditengah masyarakat karena terlatih untuk mengeluarkan emosi. Jieun seorang anak perempuan dari...