Ke-esokan harinya Felisa berangkat bersama Fero, mereka berada didalam mobil dengan salah satu lagu Shawn Mendes berjudul 'I know what you did last summer' kesukaan Felisa teralun dengan indah membuat Felisa mengikuti tiap liriknya.
"Dek? Cleo mutusin gue" ucap Fero tiba-tiba membuat Felisa memukul lengan Fero dengan keras.
"Awss! Apaan sih dek sakit tau" kesal Fero, Felisa hanya memandangnya dengan tatapan mengintimidasi.
"Lo sih bilang kaya gitu tiba-tiba banget. Pantesan semalem lo gak gangguin gue!" Ucapan Felisa membuat Fero tersenyum tipis, "Kenapa?" Tanya Felisa melembut.
Fero san Cleo sudah berpacaran lama, menurut Felisa. Felisa cukup mengenal Cleo karna Cleo sering main kerumah, Felisa juga sering berbicara bersama dengan Cleo apapun itu. Tak mungkin Cleo sudah tidak menyayangi Fero, yang Felisa tau Cleo sangat menyayangi Fero. Sangat.
"Dia dijodoh-in sama anak temen bokapnya, katanya lebih apapun dari gue ya lo tau lah Cleo gak bisa nolak itu. Nyokapnya Cleo sebenarnya nggak setuju sama keputusan Bokapnya Cleo, tapibmau gimana lagi." Ucapan Fero terdengar miris.
"Ucuk-ucuk, lagi galau kakak gue yang tercinta" ucap Fandi sambil merentangkan tangannya menggapai tubuh Fero yang lagi menyetir mobil. Fero terkekeh adiknya adalah moodboosternya.
"Yuk turun, gue anter sampai kelas" ucap Fero sambil membuka pintu kemudi, Felisa pun ikut turun bersama kakaknya.
Fero dan Felisa berjalan dikoridor sekolah yang cukup sepi ini, mungkin karna ini masih jam 6.30 dan sekolah masuk jam 07.00 tepat.
"Jangan galau mulu ngapa kak?" Fero tersenyum deangan dua alisnya terangkat, seolah ia berkata "lo kan tau dek?"
"Jelek tau gak kaya gitu, udah rambut acak-acakan. Kantung mata jatoh sampe kelantai juga tuh!" Fero terkekeh.
"Mana ada kantungmata jatuh sampai segitunya kamu nih ada-ada aja"
"Yaudah aku masuk kelas dulu ya kak-bye" ucap Felisa lalu meninggalkan Fero di depan kelasnya. Setelah Felisa masuk ke kelasnya Fero melangkah pergi untuk menuju kelasnya.
Saat Felisa akan duduk di bangkunya ia melihat sebuah kotak ada di atas mejanya. Felisa mengernyit heran, dari kapan dia punya Fans. Felisa dengan santai membuka kotak tersebut.
' I'm come back, Davian is mine'
"Siapa sih? Iseng banget" ucap Felisa lalu meremas kertas itu dan menyimpannya dilaci, tak lama setelah itu Gisa dan Oliv datang.
"Fel, tadi gue lihat Davian berangkat sama cewek-gila cantik banget" ucap Oliv dan Gisa hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia setuju. Kening Felisa berkerut.
"Temennya kali atau sodaranya gitu. Udah ah biarin aja" ucap Felisa lalu memainkan handphone nya.
"Eh? Bentar lagi kita ujian kenaikan kelas kan ya?" Tanya Gisa, Felisa dan Oliv hanya mengangguk mengiyakan.
"Yah elah kita mana bisa sekelas Liv? Lo kan yang paling pinter" ucap Gisa lagi.
"Ya mau gimana sih gue ganti nama gitu?" Tanya Oliv terkekeh.
"Ya nggak gitu juga."
"Fel? Lo kenapa?" Tanya Oliv, Felisa menggelengkan kepalanya tanda bahwa dia baik-baik saja.
"Lo kalo ada masalah bilang dong" ucap Gisa meyakinkan Felisa.
"Tapi gue bener-bener ga apa-apa Gis"
"Yaudah gue tunggu sampai lo mau bicara aja deh" Ucap Oliv.
"Pagi guys, pagi Oliv" ucap Rifan yang baru datang bersama Yovi.
"Pagi Fan" balas Felisa, Gisa dan Oliv.
"Lagi ngomongin gue ya?" Tanya Rifan dengan percaya dirinya.
"Gede rasa banget sih Fan, ngomongin lo tuh. Unfaedah banget" ucapan Gisan membuat Rifan mengecrutkan bibirnya.
"Davian mana?" Tanya Felisa.
"Tadi nganterin temen barunya ke ruang kepala sekolah." Ucap Yovi dengan entengnya.
"Emang harus Davian ya?" Tanya Felisa dengan nada yang tak suka.
"Udah lah Fel, mungkin temennya itu cuma kenal sama Dav aja." Ucap Oliv menenangkan.
"Cie cemburu, unyu banget sih--Aduh" tangan Rifan yang akan mencubit pipi Felisa ditepis oleh Gisa.
"Yang punya dateng bego!" Ucap Gisa, Rifan yang menemukan Davian sudah disamping bangkunya tersenyum tak berdosa.
"Ngapain cewek gue lo" ucap Davian dengan nada kesal.
"Yaelah. Gak bakalan gue ambil kali Dav." Rivan pun kembali ke tempat duduknya.
"Kamu kenapa?" Tanya Davian, Felisa hanya menggeleng. Davian menatap Gisa dan Oliv dengan tatapan 'Ada apa?' Tapi kedua teman Felisa itu hanya menggeleng.
"Dia siapa?" Tanya Felisa , menatap cewek yang ada disamping Davian.
"Gapenting" ucap Davian. "Lo cari tempat duduk di belakang. Terserah lo" ucap Davian dengan datar.
"Tapi aku ga kenal sama mereka Ian" ucap cewek itu, cih panggilan sayang, batin Felisa.
"Kenalan. Susah amat" ucapan Davian seperti mengusir.
"Yaudah." Ucap cewek itu lalu berjalan kebangku belakang.
Tak lama setelah itu, Guru-pun datang. Dan memulai pelajaran.
-DAVIAN-
"Tumben kantin sepi amat" ucap Gisa heran. Felisa, Gisa, Oliv, Davian, Rifan, dan Yovi sedang duduk dikantin yang cukup sepi memang.
"Kan nonton pertandingan basket one to one-nya Fero sama si Ando, Gis" ucapan Felisa membuat Gisa menepuk jidatnya.
"Lupa gue. Kedua cogan di sekolah kita gitu amat ya" ucap Gisa tak berdosa.
"Jangan bilang lo suka sama Fero Gis"
"Ya nggak lah Gila lo!"
"Lo suka?"
"Nggak Fel"
"Gisa! Jujur!"
"Saaloh! Nggak Felisa!"
"Hey? Gue boleh gabung gak? Dav? Gue gabung ya?" Ucap seseorang yang diyakini bukan dari arah mereka berenam.
"Serah" ucap Davian, lalu seseorang itu duduk di samping kiri Davian.
"Oh ya? Kenalin gue Indri teman kecilnya Davian. Gue bentar lagi mau tunangan sama Davian"
Deg!
-DAVIAN-