In the dark you make some noise with your little finger, white hair.
Sacrifice your self as the player,
just for makes people smile and full of happiness.
♪You Are My Melody♪
December 25th, 2015.
Byeolha's P.O.V.
Sepi, sunyi, dan juga dingin.
Itulah kesan pertama yang ku dapatkan saat memasuki mansion ini. Tak ada siapapun yang menghuninya selama hampir sebelas tahun belakangan.
Tidak juga oleh pemiliknya. Tidak sejak peristiwa itu.
Tanganku yang kasar karena terlalu banyak memainkan alat musik menelisik setiap inci yang bisa kucapai dari ruangan yang dulunya merupakan ruang tamu ini.
Gerakanku berhenti ketika mendapati sebuah bingkai foto berdebu berwarna hitam pudar yang tergeletak di dekat kaki kiri ku. Aku memungutnya dan membersihkan tumpukan debu yang melapisi kacanya.
Nampak sebuah foto yang membuatku tersenyum kecil saat bertumpu pada sosok yang tercetak jelas di situ. Foto itu memperlihatkan aku dan Yoongi yang tengah duduk bersandar di pinggir kolam renang mansion ini.
Nampak bahwa aku tengah menangis, dan Yoongi berusaha menenangkanku. Tidak, bukan menenangkan lebih tepatnya. Tapi dia membiarkannya tumpah meruah begitu saja.
Ingatan lama itu pun kembali merasukiku.
-Flashback-
"Byeol-aa, Yoongi-ya... Cepat turun, waktunya makan malam!"
"Kalian sudah selesai mandi bukan? Jangan berlama-lama, cepat berpakaian.."
Itu suara imo dan eomma-ku. Imo, eomma-nya Yoongi bersahabat dengan eomma-ku. Jadi dia tidak keberatan bila aku tinggal di mansion milik keluarga Min, walaupun jarak tempat tinggal kami pun tidak terlalu berjauhan.
"Iya, eomma!" Aku dan Yoongi secara kebetulan menjawabnya bersamaan, dan seketika kami tertawa.
Kamar kami memang bersebelahan, jadi setenang apapun suara kami tidak ada di antara kami yang tidak mendengarnya.
"Ppalli, Yoongi. Aku duluan ke bawah, aku lewat kolam renang, ya."
"Ya! Jangan lewat sana, ini sudah malam."
"Gwaenchanhayo." (Tidak apa-apa, kok.)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Melody (Agust D)
FanficSang Melodi, semuanya berawal karena sebuah piano yang menghipnotisnya masuk ke dalam dunia musik. Memaksanya untuk memainkan setiap tuts yang semakin mengekangnya dengan rantai beracun yang kapan saja bisa membunuhnya. Namun, setiap hatinya berteri...