K E - D U A

2.2K 78 2
                                    

AUTHOR POV

Hari ini, sepulang sekolah, Skaneisya akan memulai pengamatan pertamanya.

Dan sekarang, Skaneisya telah berada di sebuah cafe yang letaknya tidak begitu jauh dari komplek rumahnya. Ia duduk disalah satu meja dekat pintu keluar.

Skaneisya sengaja berangkat sendiri tanpa ditemani dua orang sahabatnya, karena ia berpikir jika Yuza dan Namira ikut dengannya, pasti mereka berdua akan ribut tidak jelas. Pasalnya, kali ini Skaneisya akan melakukan pengamatan yang aneh, pengamatan yang tidak penting, dan hanya membuang-buang waktu. Ya, itu semua Skaneisya lakukan untuk mengusir cowok yang sudah meninggalkan dirinya dari dalam pikirannya.

Skaneisya mengamati keadan sekelilingnya. Tidak jauh dari tempat ia duduk, ada dua orang wanita yang berusia sekitar 25 tahun, sedang berbincang-bincang, namun tetap handphone berada digenggamannya masing-masing.

Lalu, tepat di sebelah kanannya, terdapat seorang pria yang sedang sibuk dengan gadgetnya. Ntah apa yang pria itu lakukan. Padahal ia hanya memesan secangkir kopi di cafe ini, namun sepertinya ia sudah berada cukup lama di sini.

Skaneisya terus mengamati. Ia hanya memesan segelas es kesukaannya dan sepiring roti bakar, yang sejak tadi belum ia sentuh.

Tak lama, sepasang kekasih memasuki cafe tersebut. Skaneisya tidak begitu memperdulikan.

Mereka berdua duduk tidak jauh dari Skaneisya duduk. Sepasang kekasih itu juga memesan makanan. Setelah pelayan cafe tersebut pergi dengan membawa kertas bertuliskan pesanan mereka, mereka berdua langsung mengeluarkan handphone masing-masing.

Tiba-tiba, suara 'kring' dari pintu cafe berbunyi, menandakan ada orang yang memasuki cafe tersebut.

Dilihatnya, dua orang wanita memasuki cafe tersebut. Mereka langsung menghampiri dua orang wanita yang tadi telah Skaneisya amati. Empat wanita tersebut saling bersalaman dan berpelukan, seperti teman lama yang baru berjumpa kembali. Namun setelah mereka duduk dikursi masing-masing, empat wanita tersebut malah sibuk sendiri-sendiri dengan gadgetnya.

Ngapain lo pada ngumpul sih, kalo ujung-ujungnya sibuk sendiri-sendiri? Heran deh gue. Kalo gue sih, bakal langsung gue marahin dah sahabat-sahabat gue kalo kaya gitu, Batin Skaneisya.

Skaneisya memasukan sepotong roti bakar ke dalam mulutnya. Ia melihat ke arah meja empat wanita. Terlihat, mereka masih sibuk dengan gadget masing-masing. Tidak mengobrol, atau sekedar bertukar cerita, dan tidak juga bergosip.

Tiba-tiba, terdengar seorang wanita berbicara, "Plis deh! Bisa nggak sih game nya itu berenti dulu?! Ada orang loh disini!"

Wanita itu sedikit teriak, membuat orang-orang yang bsrada di sekitar mereka mendengar, termasuk Skaneisya.

"Ya udah sih, nggak usah pake teriak gitu bisa kan!" jawab kekasih wanita tetsebut.

Wanita tersebut sepertinya semakin kesal, ia langsung mengambil handphone milik kekasihnya itu dan langsung dimatikan. Kekasihnya langsung marah tidak jelas.

"Lo apa-apaan sih?! Kenapa diambil?! Itu bentar lagi gue menang ya ampun!" suara kekasihnya itu tak kalah kencang, membuat Skaneisya lagi-lagi mendengarnya.

Ributnya nggak tau tempat banget sih mas, mba., batin Skaneisya.

Mungkin karena merasa malu, wanita terssbut langsung beranjak dan pergi meninggalkan kekasihnya itu. Melihat kekasihnya pergi begitu saja, pria itu langsung mengejarnya.

Skaneisya melihat mereka keluar cafe. Ia terus melihat mereka saat di parkiran. Sepertinya, pria itu tidak asing bagi Skaneisya.

Oh my god! Nggak mungkin ya ampun!, batinnya.

Ia baru sadar siapa pria itu, karena sejak tadi pria itu duduk membelakangi dirinya.


DiktaKA

Gagal Move On  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang