Revano berdiri, "Eh Ri, duduk sini." ia menyalami orang tersebut dan menariknya untuk duduk di kursi sebelah Skaneisya.
Skaneisya terkejut begitu melihat siapa orang yang barusan datang. Dan ia baru ingat, Revano adalah sahabat baik Qori.
"Ska, lo di sini?" tanya Qori kepada perempuan di sebelahnya.
"I–iya." Qori malam ini benar-benar terlihat tampan. Ia mengenakan kemeja berwarna biru dongker yang lengannya sengaja ia lipat ke atas.
Tak henti- henti, Qori memandangi Skaneisya dengan tatapan andalannya. Sesekali ia tersenyum manis ketika perempuan di sampingnya itu meleirik kepadanya.
Qori merasa, Skaneisya tampil beda malam ini. Mantan kekasihnya itu terlihat lebih cantik.
"Yaelah Ri, jangan diliatin aja kali. Kalo mau balikan mah balikan aja," ucap Revano bercanda. Qori langsung memalingkan pandangannya.
"Hm, gue duluan ya, pesenan gue udah kelar deh kayanya." Qori beranjak dari duduknya. Ia mendekatkan mukanya ke samping muka Skaneisya, "Ucapan Revano bener tuh. Pikirin ya."
Setelah itu Qori langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Sementara Skaneisya, masih berusaha untuk mencerna perkataan Qori barusan.
***
Begitu membuka pintu rumah, ternyata kedua sahabatnya sedang menunggu dirinya pulang.
"Ebuset lama banget sih lo?" tanya Yuza begitu melihat Skaneisya datang.
"Di kamer aja yuk." Skaneisya berjalan menuju kamarnya, diikuti Yuza dan Namira dari belakang.