5➖Unpredicted thing comes without excuse

1.7K 453 131
                                    

DikaxAyuna focused, Dika centric;

Warn! local-au; campus-au; fluff;

Lemonhugs, 2017©

••



Different Path : Unpredicted thing comes without excuse





















Dika Pov

Setelah sholat Ashar di masjid kampus, Dika langsung bergegas menuju parkiran dan mengendarai motornya. Dika ingin cepat-cepat pulang dan memberi tahu uminya jika ia baru saja diberikan 'balasan' atas minuman kemarin.

Yakin banget deh kuenya pasti manis kayak yang buat eheh, batin Dika dalam hati. Entah apa pikiran orang yang melintas di jalan melihat Dika senyum-senyum seperti orang gila hanya karena sebuah kue.

••

"A, ini kotak bekalnya siapa? Umi ga pernah beli warna tosca perasaan," Kata uminya Dika sambil membolak-balikan kotak makan tersebut.
Dika mengelus tengkuknya perlahan.

"Oh itu umi... punya temen Aa. Iya temen hehehe."

"Temen apa temen, A? Kok senyum-senyum gitu?" Goda umi diikuti dengan senyum jahil. Dika jadi salah tingkah dibuatnya.

"Umi apaan sih kan emang temen." Rajuk Dika. Uminya pun mendekati Dika dan mengelus kepala anaknya sayang.

"Ga usah malu-malu lah sama umi, kan Aa udah gede." Ujar umi menyunggingkan senyumnya.

"Iya umi. Itu tadi Aa dikasih red velvet sama temen Aa yang umi kasih ramuan kemarin. Itu si Ayuna," Umi mengangguk kecil.

"Kalo umi mau makan kuenya udah Aa pindahin ke kulkas, kasih ke abi juga ya. Aa mau lanjut belajar, besok ada kuis."

Umi mengelus rambut anaknya pelan.

"Ya udah belajar yang rajin, A. Biar Teh Ayuna seneng bisa deket sama anak rajin kayak Aa. Jangan belajar modus terus, A. "

Dika berdecak malas (tapi mukanya merah hingga ke telinga). Lalu menanggapi uminya dengan berkata, "Iya umi. Aa ke kamar dulu."

Beberapa detik kemudian, bunyi pintu tertutup terdengar, tanda jika Dika sudah masuk ke kamar. Umi Sonia pun membuka kulkas untuk melihat kue dari teman merangkap gebetannya (asumsi umi) si Aa.

"Wah enak kuenya. Bisa kali bagi resepnya," Kata Umi sambil merasakan kue buatan Ayuna.

"Teh Ayuna istri idaman banget ya
samalah kayak aing dulu mepet si abi pake makanan."

"Assalamualaikum,"

"Wa‘alaikumussalam. Oh, abi udah pulang?" Umi yang semula sedang asyik makan langsung menghampiri suaminya yang baru pulang dari masjid.

"Iya sayang abi baru selesai dari masjid," Abi Satya membiarkan istrinya mencium tangannya dan dibalas abi dengan kecupan di dahi umi.

Jadi beginilah potret pernikahan Sakinah Mawaddah Warrahmah.

"Bi, ke dapur yok tadi si Aa bawa kue enak banget dari temennya."

Umi Sonia pun menggiring suaminya ke dapur dan duduk di kursi makan berdua, suap-suapan kue red velvet modal dari temen gebetannya Aa.

"Enak 'kan, Bi kue nya? Jago banget tu temennya si Aa buatnya. Umi jadi pengen minta resepnya deh Bi," Ucap umi Sonia setelah menyuapi suaminya.

"Iya enak kuenya, apalagi kalo istriku tersayang yang nyuapin hehehe." Goda Abi kepada Umi.

"Ah, si Aa mah!"

Umi yang malu digoda oleh suaminya sendiri langsung memukul manja suaminya. Dan mereka pun tertawa bersama seperti dunia milik berdua. Aa Dika pun dianggap hanya mengontrak.
































••

Setelah sholat Subuh, Dika menghampiri uminya yang berada di dapur, sedang mempersiapkan sarapan untuk anak dan suaminya.

Umi sedang sibuk menyiapkan bekal makanan untuk Dika bawa karena hari ini Dika akan pulang lama karena jadwal mingguan Belisario.

Di tengah gaduhnya bunyi piring yang beradu dengan sendok, Umi menginterupsi kegiatan Dika yang sedang sarapan.

"A, kamu mau kuliah di Turki gak?"

Dika langsung beralih menatap uminya. "Pengen lah umi. Kenapa emang? Umi mau kuliahin Aa S2 disana ya?"

Umi menggeleng pelan. "Bukan S2 A, tapi S1."

Dika mengerutkan dahinya keheranan. Tiba-tiba ia bingung.

"Lah? ‘Kan Aa lagi kuliah S1 disini, kenapa di Turki mau S1 lagi, Umi?"

"Maksudnya bukan gitu, sayang."

"Terus?"

"Baru rencana sih... Belum tentu juga. Abi sama umi masih bingung kita mau gimana."

Dika benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan Uminya.

"Apaan sih umi?? Aa jadi bingung?"

Dika hanya diam karena bingung dengan pembicaraan uminya yang tak berarah. Jadi, Dika hanya diam dan menunggu uminya bicara.

"Kata Abi, kita mau pindah ke Turki. Aa mau ‘kan?"

Mata Dika membola dan bibirnya sedikit menganga karena terkejut dengan pernyataan uminya. Yang terlintas dipikiran Dika bukan tentang pindah rumah atau pindah kampus.

Tapi si gadis Katolik yang menarik hatinya, Ayuna Bethany.

"Lah, umi kalo kita pindah ke Turki, Teh Ayuna gimana?"














to be continued•

[✔] Different Path; Dokyeom x YujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang