Chapter 4: Ame

560 20 5
                                    

//MAAF LAMA dan maaf kalau tidak sesuai harapan, ya! Dan maaf (sumpah gue minta maaf melulu) gue ganti judul part 3nya--Kaito--jadi Namida yang artinya air mata. Soalnya kalau aku bikin Kaito, aku mesti bikin Haruki, Shoui, dan yang lainnya(?). Sementara yang ini gue udah pengen banget ngasih judul Ame--hujan, tadinya mau tsuyu artinya musim hujan sebelum musim panas di Jepang tapi ada sesuatu yang tidak mengenakkan HAHIHUHEHO.. B TW AME NAMA GUE LOH. huh, latarnya jepang lagi dah. Dan untuk yang gatau senpai artinya apa, itu artinya semacam kakak kelas gitu, senior looh, hehe. DAN MAAF JAYUSSS! soalnya entah bagaimana pikiran gue masih kecampur sama Koisuru Baby (satu fic gue lagi), yang penasaran silahkan baca aja yesss mwah! dan, lanjut~ sekali lagi plis minta kritik sarannya yaa, maaf intronya kebanyakan T.T

OHIYA satulagi. itu ada foto mereka bertiga sama Yuka (nasib gambar jelek dan kamera hape abal, juga keterbatasan media menggambar), biar bayangan kalian makin kuat yes(?)

***

"Ah, Yuka-chan!" Shoui yang sudah berseragam menyambut Yuka yang sekarang sedang berjalan kearahnya, ke ruang makan. "Selamat pagi!" Sapa laki-laki itu sambil tetap menyiapkan meja makan.

"Pagi..." Jawab Yuka datar sambil mengikat dasi di lehernya, lalu menguap kecil. "Mau kubantu, Shou?"

"Eh, nggak usah! Kau duduk saja!" Balas laki-laki itu sambil memindahkan pancake-pancake yang tadi dia buat ke piring-piring di meja makan.

Yuka memiringkan kepalanya, merasa tidak puas. "Ayolah, aku kan sekarang tinggal di sini. Aku akan sangat amat merasa bersalah jika sama sekali tidak membantu apapun di rumah--apartemen---ini, dan hanya numpang tinggal saja."

Shoui terpana sesaat, kemudian akhirnya tersenyum. "Yasudah deh, kau boleh bantu. Tapi ada syaratnya, ya!" Kata laki-laki itu sambil memberi isyarat agar Yuka datang mendekat.

"Hah? Apaan?"

"Nanti kita pulang bareng, ya!!" Seru Shoui sambil menggenggam kedua tangan Yuka sambil memamerkan gigi-giginya pada perempuan itu.

Pulang bareng? Yuka jadi teringat sesuatu.

"Selamat pa--Shoui!!" Seru Haruki yang sudah memakai seragam tiba-tiba ketika memasuki ruang makan, sambil menunjuk-nunjuk ke arah Haruki geram.

"Heee....." keluh Shoui kecewa kemudian melepaskan tangan perempuan itu dari genggamannya. "Aku hanya mengajaknya pulang bareng, kok. Nah Yuka-chan, ayo bantu aku membuat teh!"

"Cih..." Haruki masih dengan kesalnya menarik kursi meja makan lalu duduk dan mengambil piring pancake bagiannya. "Tapi kalian tidak berdua saja, loh!" Lanjutnya sambil menuangkan sirup maple di atas pancakenya.

"Iya, aku tahu..." Balas adik kembarnya itu ketus kemudian memberikan sebuah sendok dan garpu yang baru saja ia lap kepada kakak kembarnya. Sementara Yuka yang tidak peduli masih fokus dengan kegiatan menuangkan teh ke empat cangkir untuk mereka semua.

"...Pagi..." Ujar Kaito datar si sulung sambil membenarkan dasinya dan memasuki ruang makan, lalu terdiam sebentar mencium sebuah aroma. "...Pancake, ya..." Lanjutnya.

"P-pagi, Kaito!" Tanpa disuruh, Yuka langsung membalas sapaan Kaito lalu menyodorkan gelas yang berisi teh kearahnya. "Terimakasih dan maaf untuk yang kemarin!"

"Gak apa-apa, kok..." Balas Kaito kemudian tersenyum kecil sekali, tetapi kedua saudaranya dapat melihat itu dan seketika langsung mengerumuninya sehingga Kaito tidak sempat meneguk teh yang disediakan Yuka.

"E-emang kemarin kau apakan dia, Kai?" Bisik Haruki, kemudian dibalas dengan anggukan Shoui. Tumben mereka kompak.

"Eh, uh.. dia hanya menumpang payungku ketika pulang sekolah kemarin, kok. Itu saja." Jawab Kaito, tidak sepenuhnya berbohong. Ya masa aku bilang kalau dia menangis, meski sebenarnya itu hal yang wajar, sih...Batin Kaito dalam hati.

Flat No.312 [DISCONTINUE]Where stories live. Discover now