F A K E

618 39 2
                                    

(Unedited)

CHAPTER 2

Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing.

Sekolah mendadak terasa penuh. Berbagai jenis ocehan, tawa, teriakan dan bisikan memenuhi udara.

Aku berjalan keluar dari kelas kimia menuju loker. Teman-teman tersenyum dan menyapaku. Beberapa cowok memberi high-five. Cewek-cewek memeluk dan mencubit gemas.

Sepertinya aku lupa betapa populernya aku disini. Aku memutar bola mata dalam hati.

Kupaksakan agar senyum selalu menempel di bibirku, berusaha keras mengimbangi obrolan mereka.

Aku selalu suka menjadi pusat perhatian. Tapi itu dulu.

Ketika diperhatikan banyak orang, entah bagaimana aku merasa begitu dikagumi dan disayangi. Popularitas membuatku seolah memiliki kekuatan. Membuatku merasa semakin butuh perhatian sebanyak mungkin--dan harus mendapatkannya dengan cara apapun.

Tapi tidak lagi.

Sekarang, aku masih merasa disayangi dan dikagumi. Aku masih merasakan hangatnya perhatian semua orang. Aku masih merasakan betapa beruntungnya diriku.

Tapi aku merasa hampa. Kosong.

Aku tidak menginginkan popularitas lagi. Aku tidak butuh semua perhatian ini.

Dan entah ini hanya perasaanku saja, atau apa. Tapi semua orang seperti mengernyit sesaat ketika melihatku. Apa ada yang salah denganku?

Atau mereka hanya penasaran karena sudah beberapa hari ini aku seolah hilang dari radar. Mungkin.

Tapi yang jelas, aku merasa tidak nyaman.

Dan mereka muncul.

Kedua sahabatku sejak kami masih bermain barbie dulu.  

“Mandy! Yaampun kemana aja sih?! felt like forever!” Tasha, si blasteran Itali, memelukku sampai aku sulit pernapas. Rambut ikalnya menutupi sebagian wajahku.

Kia melotot sambil melipat tangan didada. “Kenapa nggak pernah kasih kabar? Udah nggak butuh kita lagi? You missed banyak hal, tau nggak!” Lensa kontak coklatnya berkilat.

“Bukanya gue udah pernah bilang ya? Liburan ini harus gue habiskan di rumah nenek, or papa would’ve took all of my debit cards! Nyebelin banget em-”

“I know, its just.. gue kangen banget, Man!” Tasha memotongku.

Kita kangen banget.” Ralat Kia. Ia mencubit lalu mengecup pipi kananku.

“Oke, jangan lebay guys. Emang gue udah melewatkan apa aja?” Mereka melihatku sesaat, lalu saling bertatapan dan menarikku.

“Well, banyak banget, Manda sayang. Yuk sambil jalan ke kantin.” Kia pun mulai mengoceh.

Suasana sesak semakin terasa di kantin. Cowok-cowok tertawa dan meneriaki satu sama lain. Yang cewek sibuk bergosip dan berbisik-bisik. Sementara mereka yang sedang sama gebetanya seolah punya dunia sendiri. Just like SMA.

Hampir semua meja sudah terisi. Kecuali, tentu saja meja kami. Meja yang hanya ditempati the it people. Tidak akan ada yang berani mencuri spot ini.

"-ngeluarin koleksinya yang baru. Lo harus punya Man, ini exclusive!-- Dan konser One Direction-- Dan premiere film w-- Dan Rabu lalu gue foto sama DJ Orlando. DJ Orlando, Mandy! Dia dateng ke Indonesia. Keren banget ternyata dari deket-"

Fate Threads [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang