Abel sudah bersiap untuk jalan-jalan. Hari ini adalah hari minggu, Abel berencana pergi ke Mall untuk membeli perlengkapan dirinya di asrama. Abel terlihat sangat santai, dengan menggunakan kaos bergambar Stitch dan dipadukan dengan kardigan, serta Skirt berwarna biru yang memiliki panjang lebih kurang selutut, dan tidak lupa sepasang flat shoes yang berwarna senada dengan Skirtnya membuat Abel terlihat sangat imut.
Meskipun Abel memiliki tubuh yang besar, tetapi wajah Abel bisa dibilang tidak sesuai dengan usianya. Dengan potongan rambut sebahu dan berponi serta pipi yang lumayan berisi, malah semakin menambah kesan imut di wajah Abel. Dulu ketika ia masih SD sampai SMP, ia selalu menghindar untuk pergi ke rumah kakek dan neneknya pada saat hari raya Idul Fitri. Dia menghindar bukan karena tidak suka berpergian, tetapi karena dia selalu menjadi bulan-bulanan para sepupunya yang gemas melihatnya. Mereka semua berebut untuk mencubit pipi Abel yang gempal itu. tidak hanya pipi, lengannya juga menjadi korban ke ganasan oleh para sepupunya.
Tetapi berbeda dengan sekarang. semakin beranjak dewasa, sepupu-sepupunya itu tidak pernah lagi gemas pada Abel. Mungkin karena diantara mereka sudah ada yang berkeluarga, atau malu pada Abel yang tambah dewasa. Abel sendiri tidak terlalu memusingkan hal itu sekarang.
"Ke toko buku dulu aja kali ya. Bosen juga nggak ada bahan bacaan kalau lagi suntuk" kata Abel saat ia sudah tiba di pelataran salah satu Mall yang ada di Jakarta.
Ia berjalan menuju toko buku yang berada di Mall tersebut. Sambil melihat kanan kiri dan sesekali memperhatikan baju-baju yang terpajang di setiap butik yang ia lewati, Abel tidak hentinya memancarkan senyum sedari tadi. Sebulan sudah ia berada di Jakarta. Namun baru sekarang ia menyempatkan diri untuk menikmati akhir pekan dengan berjalan-jalan seorang diri. Bagi Abel, tidak masalah ia pergi sendirian seperti sekarang. Justru itu saatnya ia menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Karena ia bisa leluasa pergi kemanapun ia mau.
"Ini novel kayaknya seru" sahut Abel saat ia membaca salah satu novel yang berjejer di toko buku tersebut. Novel itu bergenre fantasi. Berkisah tentang seorang jenderal yang memimpin salah satu bumi yang pernah musnah dan mengakibatkan seluruh makhluk hidup yang tersisa di bumi tersebut memiliki gen yang sangat langka. Lalu, jenderal tersebut sangat ingin memiliki keturunan. Hingga akhirnya ia mencari seorang wanita yang akan siap untuk mengandung benih dari dirinya. Tapi, hanya perempuan istimewa yang dapat mengandung benih dari sang jenderal tersebut. Itu karena sang jenderal juga termasuk salah satu orang yang memiliki gen yang aneh dan juga langka.
Saat masih sekolah, Abel memang sangat gemar membaca. Dia selalu menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan ketimbang pergi ke kantin. Meskipun bahan bacaan yang sering Abel baca tidak terlalu berat, dan hanya berupa novel-novel fiksi saja. Namun, novel fiksi tersebut adalah hiburan sesungguhnya bagi Abel. Dia dapat berimajinasi sesuai apa yang dia inginkan. 'Gila, Menghayal itu emang enak banget. udah sesuai keinginan, gratis pula.' Celoteh Abel saat ia membaca salah satu novel dimana tokoh pria di novel itu adalah idaman bagi setiap wanita yang membacanya, termasuk Abel.
Selanjutnya, mata Abel tertuju ke salah satu buku yang menampilkan kumpulan resep yang bertuliskan 'membuat kue tanpa menggunakan oven dan mixer.' "Kok aku jadi pengen bikin cake sih, beli buku ini juga kali ya. Coba-coba trus kalo cakenya jadi dan enak ntar aku bagi ke Rifky dan Lydia. Hitung-hitung buat ngucapin terima kasih sama mereka yang udah nolongin aku kemarin" seru Abel riang.
Setelah dari toko buku, Abel menuju ke supermarket yang terdapat di Mall tersebut. Ia langsung mengambil trolley dan menyusuri setiap bagian di dalam supermarket. Ia ingin membeli sembako, daging dan ikan, bumbu masak instant, bahan-bahan untuk membuat cake yang ia janjikan tadi, serta tidak lupa peralatan kewanitaan yang tidak boleh luput dari list belanjaannya hari ini.
YOU ARE READING
My Perfect Boyfriend~
ChickLitSetelah ditinggal menikah oleh pria yang ia cintai sejak 5 tahun terakhir, membuat Abel Anita menjadi pribadi yang dingin dan cenderung menutup diri. gadis itu seakan membuat benteng tinggi untuk dirinya agar siapapun tidak dapat masuk dan mengusik...